Description:Catatan ini spesial dibuat untuk Mpok Aas.. belum seminggu ditinggal si Mpok.. udh kangen setengah matee nih.. berkurang komentator di MP, hihihi..
Suatu hari Mpok Aas tiba-tiba ngimel dengan subject 'Tupperware'. Ternyata.. isinya resep bikin telor asin dengan menggunakan Tupperware. "Lumayan.. kalau berhasil bisa buat promosi, Na", katanya... Setelah diskusi dengannya, memperbincangkan tips and trick-nya bikin telor asin ini.. (padahal dua-duanya belum pernah bikin tea :p), akhirnya dicobalah dibuat. Telor ayam dipakai menggantikan telor bebek. Garam yang digunakan garam kasar (grob). Tupperwarenya juga pakai yang ada di rumah aja, bukan Single Deco seperti yang disarankan.
Caranya seperti di bawah ini. Resep asli ditulis oleh
Arum Wijayanti - Semarang yang saya ambil dari
siniHasil minggu pertama, bisa dibaca di bagian paling bawah.
Ingredients:10 Butir Telor Bebek (diganti telor ayam)
10 Sdm Garam Dapur (pakai garam kasar, yg ternyata hasilnya asiiin benerr)
1000 ml Air
Tips :
Cara memilih telor yang baik, letakan telor didalam air, bila tenggelam berarti bagus.
Dengan menggunakan Tupperware membuat telor asin tanpa abu gosok/bubuk batubata dan lebih gampang dan hasilnya … lembut dan lebih uuueeeenakk….
Directions:Bersihkan telor bebek dengan digosok/disikat hingga bersih, pilih telor yang betul-betul bagus.
Siapkan Tupperware untuk menyimpan/memeram telor bebek (Dengan menggunakan Single Deco, aku sih pakai Tupperware seadanya di rumah, kalau gak salah namanya 'Die bunte Drei').
Tuangkan air ke dalam Tupperware lalu masukan garam dan aduk rata, sehingga menjadi larutan air garam.
Masukan telor bebek yang sudah bersih kedalam larutan tersebut.
Tutup rapat wadah, lalu simpan ditempat yang kering.
Untuk telor dengan kadar keasinan rendah disimpan 1 minggu saja, untuk keasinan sedang disimpan selama 2 minggu dan bila ingin sampai “Masir” ( kuning telor sampai keluar minyaknya ) disimpan sampai 3 minggu. Selanjutnya telor bisa direbus atau di bikin masakan lain.
Selamat Mencoba …. !!
Hasil pengamatan:Meskipun telur tenggelam dalam air, ketika dimasukkan ke dalam air garam, telur jadi mengapung. Ini berarti massa jenis air meningkat karena adanya penambahan garam, dan larutan ini lebih berat dibandingkan telurnya.
Setelah seminggu direndam dalam larutan garam, ternyata 3 buah telur tenggelam, sisanya masih mengapung. Kemungkinan garam yang diserap telur-telur ini lebih banyak dibanding yang lain, sampai-sampai dia beratnya lebih besar dibanding larutannya sendiri, mungkin pori-porinya lebih banyak atau lebih besar atau ukurannya memang lebih besar dari yang lain, sehingga luas permukaannya lebih besar. Atau bisa juga karena telur-telur ini lebih bersih, jadi kotoran yang menghalangi masuknya garam ke dalam telur lebih sedikit.
Ketiga telur yang terendam diambil, kemudian langsung direbus.
Hasilnya? putih telurnya lembek sekali, sebaliknya kuning telurnya mengeras dan membentuk dua warna seperti gambar. Rasanya??? wuasssiiiinnnn banget, putih telurnya aja sih yang asin, kalau kuning telurnya mah enaaaakkk. Saya sudah 4 tahun tidak makan telur asin yang asli, mungkin karena keseringan makan telur rebus biasa, jadinya berasa asin banget. Tapi bisa jadi memang garam yang digunakan terlalu banyak, karena ukuran telur bebek memang lebih besar dibandingkan telur ayam. Jadi jumlah garamnya memang perlu sedikit dikurangi.
Perendaman masih diteruskan. Hari Selasa depan akan diperoleh telur asin usia dua minggu. Kalau kuat.. insyaAllah diterusin sampai minggu ketiga deh.. :D
So.. ada yang mau coba juga??! gampang kok.. ;)