Thursday, July 23, 2009

...dan ketika si jagoan cilik itu tiba..




Selasa, 14 Juli 2009, kurang lebih pukul 1 dini hari, Maryam terbangun dan menangis. Akhir-akhir ini dia memang terbiasa seperti itu, lagi masa-masanya tantrum. Di tengah-tengah amukan Maryam, saya mulai merasakan kontraksi yang tidak begitu jelas. Saya pikir itu gara-gara stress karena Maryam yang tak kunjung berhenti menangis. Sekitar jam 2-an, akhirnya putri kecil itu bisa tertidur lelap lagi. Tapi rasanya sakit di perut saya masih berlanjut, kontraksinya tidak kuat dan tidak teratur.. kadang 10 menit.. kadang 5 menit.. kadang 20 menit..

Saya masih tenang-tenang saja, meski sudah tidak bisa tidur. Tapi bapaknya yang tampak lebih gelisah dan mengajak saya ke RS sekitar pukul 4 waktu itu. Ah, baru sakit segini sih masih jauh dari yang namanya melahirkan.

Pukul 5 saya mulai mencari bantuan, menelepon teman yang kira-kira bisa membantu jagain anak-anak hari itu. Alhamdulillah ada yang bersedia membantu. Dan diapun sampai di rumah sekitar 7.30, tepat di saat anak-anak bangun. Setelah saya menjelaskan beberapa hal tentang kebiasaan anak-anak, kesukaannya, dll.. saya dan si akang pun berangkat ke RS dengan perasaan sedih karena harus meninggalkan anak-anak yang baruuu saja bangun tidur. Nadin sudah diberi penjelasan, bahwa Mama harus ke RS, baby Utunnya udh mau keluar.. dan dia mengerti. Tapi Maryam sepertinya belum mengerti apa-apa.

Kontraksi semakin kuat dan semakin sering datang.. sudah teratur setiap 5 menit.. oo.. baiklah.. mungkin baru 7 menitan. Tak apa.. berdasarkan pengalaman waktu melahirkan Maryam yang tiba-tiba, kami merasa lebih baik berjaga-jaga di rumah sakit. Apalagi ini, sakitnya sudah cukup menggigit. Kami pun berjalan kaki ke pangkalan Taksi yang berjarak sekitar 300 meteran dari rumah. Tadinya saya mengusulkan naik tram saja, hanya 6 halte kok dr rumah. Tapi si akang yang biasanya ngirit (piss ach), kali ini gak setuju, dengan alasan jarak dari halte tram ke RS cukup jauh.. takutnya saya keburu melahirkan di jalan. :D

Sesampainya di RS saya langsung di-CTG. Ternyata kontraksi baru tiap 10 menit.. dan saya pun merasa tidak sekuat sewaktu saya meninggalkan rumah. Aneh.. Setelah diperiksa bidan, ternyata baru bukaan 2 atau 3 katanya. Akan masih sangat lama kalau saya hanya menunggu tanpa melakukan apa-apa. Saya pun ditawari untuk jalan-jalan atau 'Bewegungsbad' (bergerak2 di air). Tentu saya memilih jalan-jalan di luar. Selain tidak usah berbasah-basah ria, saya pun bisa menghirup udara segar. Saya disarankan untuk berjalan2 minimal 1 jam.

Begitu keluar dari ruangan, tiba-tiba kontraksi menguat lagi, dan semakin sering, hanya berjarak 3-5 menitan. Tapi mo balik lagi ke atas, malu.. takutnya kayak tadi lagi. Lebih baik jalan2 dulu aja di taman, sambil menikmati waktu berdua, bergandengan tangan.. ah.. kapan ya terakhir seperti ini?? hehhee..

Baru setengah jam jalan, saya sudah merasakan kontraksi yang amat sangat kuat.. lengkap dengan keinginan untuk mendorong.. Oh tidak.. ini tanda-tanda si bayi akan segera keluar... Dengan setengah berlari, kami segera kembali ke atas.. dan sempat terhenti beberapa kali di jalan karena menahan sakitnya kontraksi. Kamipun sampai di atas.. dan sempat dicuekin oleh bidan, mungkin gara-gara belum bulat sejam kami jalan-jalan. Pegangan tangan saya ke si akang semakin kuat karena menahan sakit. Kalau dipikir sekarang, rasanya tidak mustahil kalau dulu ibu saya sampai menggigit bapak ketika akan melahirkan salah satu anaknya, hehehe..

Akhirnya saya disuruh masuk ke ruang bersalin pukul 9.52. Dan saya langsung minta izin untuk berbaring karena sudah tidak tahan lagi. Setelah diperiksa bidan, bukaan kurang 1 cm lagi, artinya saya dibolehkan ngeden saat kontraksi berikutnya datang. Si bidan pun keluar, entah memanggil dokter.. atau mengambil sesuatu. Yang pasti, saat dia kembali, saya sedang ngeden dan memecahkan ketuban. Saat itulah perjuangan dimulai. Pukul 10.01 si bayi pun keluar.. dan seperti kelahiran Maryam.. dokter tidak sempat berbuat apa-apa.. Kata Mpok Aas mah, "kayak ngelahirin di dukun beranak aja", hehehe..

Alhamdulillah semuanya lancar. Si bayi keluar 8 hari lebih cepat dari yang diperkirakan. Sesuai ramalan dokter, dia keluar lebih cepat dari kakak-kakaknya (nadin maju 4 hari, Maryam 6 hari.. hm.. berarti anak ke-4 maju 10 hari nih.. :D). Ukurannya pun lebih besar dibanding kakak-kakaknya.. 3460 g, 54 cm (Nadin 3350 g, 51 cm; Maryam 3150 g, 51 cm). Dan sempat susah juga memutuskan pilihan nama, berhubung ada 4 kepala di rumah. Akhirnya, setelah berdiskusi dan polling, kami sepakat memberinya nama Ligar Bayu Nugraha. Semoga doa-doa dari keluarga dan teman-teman Mama dan Papa buat Ligar didengar dan dikabulkan Allah ya, Jang..

Sunday, July 5, 2009

Percaya si kakak atau dokter??


Konon, kalau ingin tahu jenis kelamin bayi yang sedang dikandung, tanyalah kakaknya (kalau sudah punya kakak tentu saja). Biasanya jawaban si kakak suka bener katanya. Iseng, saya tanya tuh si kakak-kakak kecil di rumah. Maryam yang baru berumur dua tahun, belum tahu laki-laki dan perempuan, tapi saya pikir dia cukup bisa membedakan kalau laki-laki itu kasep (cakep) dan perempuan itu geulis (cantik).

Mama: "Maryam, kalau baby Utun kasep atau geulis ya?"
Maryam: "geulis!"

Wah, untuk menguji keakuratan jawabannya, saya coba tes dengan pertanyaan lainnya.

Mama:"Kalau Papa?"
Maryam: "kasep!" *bener euy*
Mama: "kalau Mama?"
Maryam: "geulis!" *wah, bener juga!*
Mama: "kalau Ceuceu???"
Maryam: "geulis!" *bener lagi!*
Mama: "kalau Maryam?"
Maryam: "kasep!"
*gubraks*

 
Lain Maryam, lain pula Nadin.
Mama: "Ceu, kalau baby Utun kasep atau geulis ya?"
Nadin: "baby Utun mah kasep.. kayak Papa.." --> jawaban ini tidak mengherankan memang, karena dia sudah diberitahu sejak saya pertama kali dikasih tau dokter kalau bayinya memang laki-laki.

Mama: "Ceu, baby utun kalau udh keluar nanti, kasih nama siapa ya?"
Nadin: *mikir*
Mama: "Itu temen-temennya Ceuceu di Kindergarten siapa aja namanya yang laki-laki?"
Nadin: "banyak siiih.."
Mama: "Siapa atuh ya?? Andre? David?? Amin??"
Nadin: "mm.. Dara aja.."
Mama: "Dara?"
Nadin: "Iya.. Dara.."
*gubraks*

Di lain pihak, dari berkali-kali pemeriksaan USG (bahkan yang 4 dimensi), hasilnya selalu laki-laki. Yah, kita lihat aja nanti yang benernya yang mana.. laki-laki perempuan sama aja toh?? yang penting baby Utun lahirnya sehat.. Kita tunggu sekitar 2 minggu lagi..