Thursday, December 30, 2010
Neng Iyam saba Mall
Monday, December 27, 2010
Beruang loli bermata belo (Peanut Butter Cookies)
Description:
Gara-gara nonton video membuat kue yang ini , anak-anak jadi ribut ingin melakukan hal yang sama. Karena tampak gampang dan sederhana, maka saya kabulkanlah.. dengan syarat mereka harus memberi saya waktu dulu untuk mencari resep dan belanja bahan-bahannya dulu. Curang juga, di videonya dia memakai tepung campuran yang sudah jadi. Akibatnya saya harus mencari sendiri resepnya. Apa ya namanya? tampaknya Peanut butter cookies deh. Ternyata benar, begitu klik di Google langsung nyambung ke berbagai macam resep kue kering tersebut.
Baru baca sekilas, udah langsung pusing, masalahnya takarannya pake cup. Kalau maksa memakai cangkir biasa di rumah, biasanya suka gagal, makanya saya sudah males bener deh kalau melihat resep dengan standar cup. Akhirnya saya mencoba mencari resep yang sama dalam bahasa Jerman, karena standar Jerman sama dengan Indonesia, memakai timbangan. Dan akhirnya nemu!
Sayangnya, setelah dibaca teliti, meski bahasanya Jerman, satuannya tetap cangkir *duh*. Akhirnya setelah dapat masukan dari Mbak Santi, dapatlah link konversi ukuran cup ke gram. Dan saya putuskan untuk memakai resep yang Amerika lagi, biar asli gitu rasanya. Tapi setelah dibaca lagi, rada ribed juga ya resepnya?! pake shortening segala. Akhirnya balik lagi deh ke resep yang bahasa Jerman. *prinsip saya: cari barang termurah, cari resep termudah*
Resep asli bisa di baca di sini
Ingredients:
250 g tepung terigu (sebenarnya dari hasil konversi butuh 130 g aja, tapi adonannya becek banget, jadi ditambah lagi sampai adonan bisa dibentuk. Kalau mau bikin, terigunya ditambah sedikit demi sedikit saja dulu, takut saya melakukan error ketika menimbang mentega. :D)
¾ sdt soda kue
¼ sdt garam
113 g Butter atau Margarin
125 g Peanut Butter (selai kacang?)
112 g gula pasir
100 g Rohrzucker/Brown sugar (gula palm?)
1 buah telur
½ buah Vanilla
Zuckerschrift warna-warni (gula untuk dekor kue)
smarties
tusuk es (karena belum nemu, jadi diganti tusuk sate dulu, tapi bagian runcingnya dibuang)
Directions:
1. Campurkan tepung, soda kue dan garam.
2. Kocok mentega/margarin sampai terbentuk puncak-puncak kecil.
3. Masukkan selai kacang, kemudian kedua macam gula, lalu kocok lagi sampai tercampur rata.
4. Masukkan telur dan vanilla, kocok lagi.
5. Masukkan campuran tepung (No. 1), lalu uleni sampai terbentuk adonan yang tepat.
6. Panaskan oven pada suhu 190 derajat celcius (kalau di resep asli sebenarnya oven sudah dipanaskan di awal, tapi karena anak-anak yang mencetak kue, maka waktu yang diperlukan mereka lebih lama, sehingga saya baru menyalakan oven saat kue siap dicetak.
7. Bentuk. Aslinya Peanut Butter Cookies: bentuk bola kecil dari adonan, guling-guling di dalam gula (jika suka), simpan di atas loyang, pipihkan bila dengan menggunakan garpu.
Bentuk loli beruang: Buat 1 bola agak besar dan dua bola kecil. Simpan bola di atas loyang dengan posisi bola kecil menempel di bagian atas kiri dan kanan bola besar (jadi kuping beruang). Tusuk bola besar dari bagian bawah dengan tusukan es, lalu pipihkan dengan tangan. Untuk lebih jelas lihat videonya ya..
Simpan masing-masing beruang dengan jarak berjauhan, karena ternyata setelah dibakar kue ini jadi melebar sekali. Idealnya satu loyang besar (Backblech) itu hanya muat 5 atau 6 dengan posisi saling berhadapan. Kemarin diisi 8 biji, 4 di atas 4 di bawah, jadinya saling menempel gak karua-karuan. Kata Maryam, "kok kalau udah dibakar, bentuknya bukan beruang lagi?" :D
8. Bakar selama kurang lebih 10 menit. Biarkan kue di atas loyang panas kira-kira 2 menit sebelum diangkat.
9. Dekor sesuai selera.
Saturday, December 25, 2010
bodoh bahasa (1)
Wednesday, December 22, 2010
Baso Super Blasteran
Description:
Ternyata, sama resep, beda tangan, hasilnya pun bisa beda. Itu yang saya alami ketika membuat baso. Udah diajari langsung sama masternya (MpokAas), memakai resep dan tehnik yang sama, hasilnya tetap beda.
Sampai akhirnya, setelah mendapat tips dan trik dari mbak Lita (master baso von Nuernberg), akhirnya saya berhasil juga membuat baso super kenyal yang bikin lidah bergoyang dan mulut gak bosen-bosen mengunyah *doh, hiperbola pisan*. Hasilnya sih belum bisa menyamai para master baso yang mengajari saya, tapi minimal si akang lah yang puas bener dengan hasil yang saya buat... ;) Jadi inget waktu pertama kali bikin dengan hasil memuaskan ini, Nadin aja bisa ikut berkomentar, "Ini mamah yang bikin??" hahaha.... gak percaya dia..
Diberi nama baso super blasteran karena ini baso terbaik yang bisa saya bikin (sampai saat ini :D), berkat resep dan teknik campuran dari kedua master tadi.. Makasih ya Mpok Aas dan Mbak Lita.. Jangan bosen mengajari saya masak2 lagi, ok?! *wink*
Ingredients:
500 g daging cincang
100 g tepung tapioka (aci)
3 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt muncung bawang putih goreng (bubuk)
1/2 sdt baking powder
100 g es
Directions:
1. Bawang putih goreng digerus sampai halus, campur dengan garam, merica dan baking powder.
2. Daging cincang + bumbu halus digiling sebentar dengan Food Processor/Kuechenmaschine sampai kelihatan lebih halus dari sebelumnya, kemudian masukkan es, giling bareng, sampai es hancur dan merata dengan daging. Karena saya kalau membuat sekalian banyak, dan Kuechenmaschine saya kapasitasnya kecil, maka saya menggiling daging beberapa kali, dan terakhir es digiling terpisah. Semua hasil gilingan disimpan di baskom, kemudian diuleni dengan menggunakan mixer (gunakan kocokan spiral)
3. Tambahkan tapioka. Uleni sampai semua tercampur rata.
4. Cetak baso. Ambil sekepal adonan, kepalkan tangan sampai adonan keluar diantara jari telunjuk dan jempol, lepaskan dengan sendok kecil, masukkan ke air mendidih. Biarkan sampai mengapung, tunggu beberapa menit agar baso bagian dalam benar-benar matang.
5. Baso siap disantap dengan mie kuah, digado, atau jadi pelengkap masakan lain (nasi goreng, capcay, sop, dll)
Friday, December 17, 2010
Apfel - Quark - Auflauf
Description:
Waktu beli Auflaufform, ternyata di dalam kemasannya ada beberapa resep Auflauf. Jadi tergiur untuk dicoba satu persatu. Yang ini rasanya enak juga, asem-asem Quarknya tidak begitu berasa seperti di Käsekuchen (cheesecake-nya Jerman). Jadi masih pas lah dengan lidah kampung saya.. Kue ini cukup mengenyangkan juga lho.. cocok juga buat sarapan dan selingan sebelum makan siang.. Kalau makan siang, harus tetep nasi doooonk...
Lho.. lho.. kok saya jadi ingat salahsatu menu makan siang di rumah sakit saat melahirkan, sepotong Apfelstrudel (Apel pie-nya Jerman). Ya ampuuun, ini makan siang apa cuci mulut siiiih? gumam saya waktu itu.. sungguh teganya... teganya.. teganya...
Ingredients:
1 kg Apel
340 g roti dari hari sebelumnya
1 sdt kayu manis bubuk
150 g gula pasir (karena gak terlalu suka manis, saya hanya memakai 130 g saja)
250 g Magerquark (Curd cheese)
200 g Sahne (double cream)
3 buah telur
3 buah putih telur
2 sdm mentega
Directions:
1. Ambil rumah biji Apel (ada alatnya, karena saya belum punya, maka saya pake cara manual. Bisa dibelah dulu, lalu ambil rumah bijinya, lalu iris melintang. Tapi yang ini jadi tidak membentuk cincin. Kalau mau membentuk cincin, potong apel, buang rumah biji dari kedua sisi. Baru diiris sesuai potongan tadi, dijamin membentuk cincin).
2. Kupas apel, sisakan dua biji jangan dulu dikupas. Iris membentuk cincin.
3. Roti dipotong kotak-kotak kecil
4. Kayu manis dicampurkan ke dalam 100 g gula (saya hanya memakai 70 g saja)
5. Simpan 1/3 bagian roti di dalam loyang, tutupi dengan 1/2 bagian apel yang sudah dikupas. Taburi kurang lebih 1/2 bagian dari campuran gula-kayu manis.
6. Tambahkan lagi 1/3 roti di atasnya, 1/2 apel yang tersisa dan campuran gula-kayu manis sampai tersisa kurang lebih 2 sdm. Tutupi dengan 1/3 bagian roti yang terakhir.
7. Panaskan oven 220 derajat.
8. Kocok putih telur sampai kaku, sisihkan.
9. Kocok Quark, Sahne, telur dan 50 g gula (saya hanya 30 g saja) sampai tercampur. Masukkan putih telur yang sudah kaku, aduk.
10. Masukkan campuran Quark ke dalam loyang merata ke seluruh bagian.
11. Kupas 2 apel yang tersisa, iris membentuk cincin, lalu tata di atas loyang.
12. Taburi mentega yang sudah dipotong2 kecil-kecil.
13. Masukkan oven, bakar selama kurang lebih 40 menit.
14. Sajikan hangat, lebih enak dihidangkan dengan saus vanila.
Monday, December 13, 2010
mmm.. ehmmm.. hmmm... mmm..
Sunday, December 12, 2010
Quark - Grieß - Pfirsich - Auflauf
Description:
Asli kue ini ENAAAAAKKKK bangettttt.. Sayangnya si akang gak suka, soalnya teksturnya agak-agak basah gitu, katanya. Duh, justru itu yang bikin enak, gak bikin tenggorokan sakit saat menelan.
Bisa nyasar ke resep ini gara-gara salah membeli Grieß untuk membuat Grießnockerlsuppe, seharusnya Hartweizengrieß, yang saya beli malah Weichweizengrieß, alhasil Grießnockerl-nya hancur minah.. gak ada yang utuh satu pun. Jadi butuh pelampiasan resep untuk memanfaatkan Grieß yang tersisa.
Resep asli diambil dari sini
Ingredients:
100 g Mentega
100 g gula pasir
4 buah telur, dipisah
1 bungkus vanili
500 g Magerquark
80 g Weichweizengrieß
1 kaleng Pfirsich (Persik)
Mentega untuk loyang
Directions:
1. Panaskan oven pada suhu 175 derajat celcius
2. Persik dibuang airnya, kemudian dipotong-potong.
3. Kocok putih telur sampai kaku, simpan.
4. Kocok mentega, gula, dan vanili sampai berbuih, kemudian masukkan kuning telur sedikit demi sedikit, lalu masukkan Quark dan Grieß.
5. Masukkan putih telur yang sudah kaku, aduk.
6. Masukkan persik yang sudah dipotong-potong, aduk.
7. Masukkan ke dalam loyang yang sudah diolesi mentega, ratakan permukaannya.
8. Bakar selama kurang lebih 50 menit, setelah hampir 30 menit tutupi loyang dengan kertas roti agar tidak gosong permukaannya.
Pizza Keong
Description:
Ini juga makanan favorit anak-anak. Pertama kali makan Pizza Keong di rumahnya Bude Ninoek di Hamburg. Maryam tampaknya ingat sekali, sesampainya kami di Hamburg tengah malam, di saat orang lain sudah tidur semua, Bude Ninoek telah menyiapkan berbagai macam cemilan di meja. Waktu itu gak kepikir gimana membuatnya.. dan tak bertanya pula, karena tampaknya pasti repot.
TAPI tiba-tiba di suatu waktu, bak mendapat ilham dari langit, sayapun mencoba membuatnya, "kayaknya kalau diginiin, terus digituin.. nanti bakal jadi keong deh.". Dan tadaaaaaa... beneran jadi. Anak-anak kegirangan donk, akhirnya bisa makan Pizza Keong kayak yang Bude Ninoek bikin.. yuhuuuuuy..
Dan ternyata si Pizza keong ini bikinnya lebih gampang dari Pizza Tasche yang memiliki resiko bocor sana-sini.. dan tentunya lebih cepat!
Ingredients:
Bahan roti:
250 g tepung terigu
5 g Hefe/ragi a.k.a fermipan --> saya biasanya memakai frische Hefe (balok)
1/2 sdt garam
1 sdt gula
150 mL --> kemungkinan tidak terpakai semua
minyak zaitun/minyak sayur juga bisa
Bahan topping:
tomat, bisa pakai tomat di kemasan tetra pak, ataupun saos tomat biasa, sesuai selera lah.
corned beef, tuna kaleng, atau apapun sesuai selera (kalau bisa jangan yang terlalu tebal-tebal, biar pas digulungnya bagus, gak benjol-benjol)
keju mozzarella parut --> lebih gampang pakai yang sudah diparut daripada yang putih bulat itu.
Directions:
1. larutkan Hefe dalam air hangat, biarkan kira-kira 10 menit
2. siapkan tepung terigu, garam dan gula dalam wadah
3. masukkan Hefe yang sudah dilarutkan
4. tambahi air sedikit demi sedikit sampai kalis.
5. terakhir tambahkan sedikit minyak
6. simpan adonan kalis dalam wadah yang sudah diolesi minya
7. simpan di tempat hangat selama kurang lebih 1 jam
8. setelah 1 jam, pukul adonan sampai kempes
9. ambil sekepal adonan, ratakan sampai mencapai ketebalan yang diinginkan. (kalau bisa setipis mungkin, karena setelah dibakar, dia kan mengembang)
10. bubuhi tomat, taburi corned beef atau yang lainnya, terakhir taburi keju sampai semua permukaan rata dengan topping.
11. gulung, sepadat mungkin
12. potong-potong dengan ketebalan sekitar 3 atau 4 cm.
13. simpan di atas loyang dengan motif keong menghadap ke atas
14. bakar sampai matang.
Nudel Suka-suka
Description:
Nudel ini jadi makanan favorit anak-anak akhir-akhir ini. Padahal di Kindergarten mereka sudah makan Nudel, tapi gak pernah keberatan kalau di rumah makan Nudel lagi, gak ada bosennya memang..
Awalnya gara-gara de Syifa dibekali kayak spaghetti panggang gitu ke TPA sama mamahnya. (Hebat Kak Uchie ini, udah mah super sibuk, tapi masih sempat bikin bekal untuk anak-anaknya.) Ternyata Maryam jatuh hati sama Nudel panggangnya de Syifa itu, sampai di rumah dia mau lagi. Waduh, telepon Kak Uchi gak punya, nyari di Google malah pusyiiing.. terlalu banyak alternatif. Akhirnya saya teringat dengan resep Lasagna yang diajari Bibi Husnul. Ok deh, akhirnya dibikin dengan resep itu. Rasanya masih mantep punya Kak Uchi.. tapi yang ini juga lumayan bikin lidah bergoyang.. :D
Ingredients:
400 g Nudel/Pasta, bentuk apa saja sesuai selera, kalau saya selalu yang anak-anak mau. :D
1,5 pak Tomatenstueckchen (tomat dalam tetrapak itu lho, kalau pake tomat asli tentunya rasanya lebih segar)
200 g Sahne (double cream)
1 buah bawang bombay
200 g daging cincang/ayam cincang --> sesuai selera
beberapa sayuran (jamur, zucchini, wortel, paprika) --> sesuai selera
Keju parut untuk taburan
Directions:
1. Masak Nudel sesuai dengan petunjuk kemasan, biasanya saya tambahi sedikit garam dan sedikit minyak.
2. Tumis irisan bawang bombay sampai harum, masukkan daging cincang/ayam, tumis sampai berubah warna
3. Masukan sayuran yang sudah dipotong kecil-kecil
4. Masukkan tomat, bumbui (garam, merica)
5. Masukkan Sahne, jangan dimasak terlalu lama.
6. Angkat panci dari kompor, masukkan Nudel yang sudah dimasak, aduk rata
9. Masukkan ke loyang, taburi keju, panggang sampai berwarna coklat keemasan.
Thursday, December 9, 2010
Breze HALAL
Breze merupakan salah satu roti khas dari daerah Jerman Selatan, roti ini mulai dibuat sejak abad ke-14. Di Munich, tempat tinggal saya biasa disebut Breze (tunggal)/Brezen (jamak). Di beberapa daerah lain, namanya bisa sedikit berbeda. Dalam Althochdeutsch disebut Brezitella, di daerah Bavaria dan Austria biasa juga disebut Bretzel, Brezl, dan juga Breze. Di daerah Wina biasa disebut Brezerl, di daerah Schwaben biasa disebut Brezet atau Bretzg/Bretzga (jamak) dan di daerah berdialek Badisch-Alemannischen lebih dikenal dengan nama Bretschl.* Atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Pretzel.
Karena kami tinggal di sarangnya, maka roti ini bisa ditemukan dimana saja, di toko roti besar ataupun kecil, sudah seperti menu wajib tukang roti lah. Bahkan di pedagang makanan di atas kereta api pun, satu-satunya roti yang dijual adalah roti ini. Awalnya saya tidak suka dengan Breze, karena penampakannya yang cukup keras dan garam segede-gede gaban yang menghiasi permukaannya ditambah lagi dengan provokasi seorang ibu yang menyebut "saking kerasnya itu Breze, bisa dipakai untuk melempar anjing", cukup membuat selera untuk memakannya hilang. Tapi setelah di coba, tekstur dalamnya yang lembut-lembut kenyal, ditambah wangi dan rasanya yang cocok di lidah saya, cukup membuat saya ketagihan. Jika tidak merasa cocok dengan Breze normal (hanya dipakaikan garam), kita bisa memilih Breze lain yang sesuai selera, dari mulai yang dipakaikan butter, keju, bahkan berbagai macam kacang-kacangan. Oya, Breze juga bisa bikin perut kenyang tahan lama. Percaya atau tidak, si emang-emang kuli bangunan yang badannya segede-gede kingkong itu, makan siangnya cuma Breze lho.. (tapi gak tau ya habis berapa biji?) :D
Kalau ingat Breze, saya jadi ingat teman saya, Megumi namanya, dari Jepang tentu saja. Daripada membeli Butterbreze yang harganya dua kali Breze normal, dia lebih suka membeli Breze normal dan bawa butter sendiri, lalu dicolek-coleknya butter dengan potongan-potongan Breze dari tangannya. Ide bagus juga untuk menghemat.
Breze juga banyak disuka anak-anak, bahkan bayi yang belum genap satu tahun umurnya. Selain bentuknya yang mudah dipegang oleh tangan-tangan mungil, juga kenyal-kenyalnya yang enak dipakai mengasah giginya yang baru tumbuh. Anak-anak saya pun begitu, kecuali Ligar yang mengalami bibir jontor ketika pertama kali menjilatnya. Tapi alhamdulillah sekarang dia sudah bisa ikut makan juga.
Tiba-tiba, seorang teman mengingatkan saya bahwa Breze sebenarnya menggunakan Schweineschmalz (lemak babi) dalam pembuatannya. Setelah saya mencari-cari info (selain dari link yang dikirim teman saya), ternyata berita itu memang benar adanya. Kenapa baru tahu sekarang? kenapa tidak bertanya-tanya sejak dulu? bahkan kata salah satu teman saya, sebenarnya ini isu sejak dulu. Memang, sejak saya pertama kali datang ke Jerman, saya mendengar bahwa roti pun bisa jadi ada kemungkinan tidak halalnya. Tapi berdasarkan informasi dari seorang teman, toko roti M katanya aman, makanya saya selalu membeli roti di sana tanpa tanya-tanya lagi, ditambah lagi kondisi saya waktu itu yang gaptek dan gabah (gagap bahasa!)
Sekarang lain ceritanya ya, karena dulu cuma "katanya-katanya", tanpa tahu siapa yang menanyakan langsung, sekarang saya harus menanyakan sendiri sebelum membeli. Tapi berdasarkan pengalaman dengan kasus Ligar alergi, biasanya pelayan di toko roti tidak tahu apa-apa, bahkan roti A mengandung telur atau tidak pun, mereka tidak tahu, apalagi jika kita menanyakan lemak yang dipakai lemak babi atau tumbuhan? Makanya saya inisiatif untuk menanyakan langsung ke perusahaannya, kebetulan toko-toko roti yang biasa saya beli memang cabang-cabang dari toko roti besar, yang pasti rotinya sudah dibuat di pabriknya.
Bagaimana caranya? cukup mengandalkan google dengan bahasa Jerman pas-pasan saya. Perusahaan-perusahaan di Jerman hampir bisa dipastikan memiliki website. Makanya kita cukup mencari website perusahaan yang bersangkutan di google. Kalau sudah masuk, tinggal cari kontaknya, dan langsung kirim email pada pihak yang bersangkutan. Biasanya paling lambat keesokan harinya mereka sudah menjawab email kita.
Berikut ini adalah hasilnya yang alhamdulillah mayoritas aman, untuk yang tertarik membaca suratnya, saya copy-paste di bagian paling bawah ;)
- Mueller --> Aman!
- Rischart --> Aman!
- Zöttl --> Aman!
- Muenchner Backstube --> Aman!
- Ditsch --> Aman!
- Muenchen-Baeckerei Günthner & Schmidt --> Aman!
- Brezelina --> belum jelas!
Sehr geehrte Frau Martiana,
vielen Dank für Ihre E-Mail.
Mit Freude darf ich Ihnen mitteilen, dass bei der Müller- Brezenherstellung ausschließlich rein pflanzliche Rohstoffe eingesetzt werden.
Ich hoffe Ihnen mit dieser E-Mail weitergeholfen zu haben und wünsche Ihnen noch einen schönen Tag.
Mit freundlichen Grüßen
Ihr Kundenservice von MÜLLER-BROT
Harald D
***********************************
Sehr geehrte Frau Martiana,
vielen Dank für Ihre Anfrage und dass Sie sich damit an
Rischart`s Backhaus gewendet haben.
Ich kann Ihnen mitteilen, dass unsere Brezen und auch die
Brote, sowie alle anderen Backwaren kein Schweineschmalz enthalten.
Wir verarbeiten ausschließlich Butter und pflanzliche Fette.
Mit freundlichen Grüßen
Ihr Team von Rischart`s Backhaus“
Ursula Sch
***********************************
Sehr geehrte Frau Martiana,
Ihr Frage klingt für unsere Bäcker sehr ungewöhnlich.
Nein, weder in den Semmeln noch beim Brot wird (Schweine-)Schmalz verwendet.
Mit besten Grüßen
Richard O
Bäckerei Zöttl
***********************************
Sehr geehrte Frau Martiana,
unsere Produkte sowohl Brezen, Brotprodukte als auch Gebäck enthalten kein Schweineschmalz. Es werden nur Pflanzliche Fette verwendet.
Mit freundlichen Grüßen
i.A. Hiller
Muenchner-Backstube
***********************************
Sehr geehrte Frau Martiana,unsere Laugenprodukte sind frei von Schweineschmalz.Mit freundlichen Grüßeni.A. Nina ESachbearbeiterin Handel - InnendienstBrezelbäckerei Ditsch GmbH
***********************************
Sehr geehrte Frau Martiana,
in unseren gesamten Produkten verarbeiten wir nur pflanzliche Fette.
Mit freundlichen Grüßen
Andreas G
Muenchen-Baeckerei Günthner & Schmidt
***********************************
Sehr geehrte Frau Martiana,
wir werden gerne Ihre Anfrage prüfen und geben Ihnen dann umgehend Bescheid.
Mit freundlichen Grüßen
i. V. H Peters
Bavaria Food GmbH (Brezelina)
***********************************
*diambil dari Wikipedia
Monday, December 6, 2010
Echo.. cho.. cho.. cho..
Sunday, December 5, 2010
Krisis Rambut Keriting
Saturday, December 4, 2010
Tiba-tiba kangen Bapa
Thursday, December 2, 2010
Tamu Istimewa
- dia hanya datang berkunjung sekali dalam setahun, setiap akhir tahun.
- yang dia kunjungi bukan hanya kami, tapi semua penghuni gedung tempat kami tinggal, bahkan gedung sebelah juga. :D
- orangnya egois. Serius!!! Pertama dia yang menentukan waktu kapan dia akan berkunjung dengan menuliskan tanggal dan jam pada kertas yang ditempel di pintu keluar dan lift, tanpa bertanya kami bisa atau tidak. Pokoknya HARUS BISA! Kalau tidak, berarti kami harus membuat janji khusus dengannya, tentu saja dengan membayar biaya ekstra.
- dan juga rewel! Dia menuliskan list apa saja yang harus kami siapkan untuk menyambut kedatangannya di rumah kita. Intinya sih rumah harus beres, terutama di spot-spot yang akan dia kunjungi.
Friday, November 19, 2010
Menukar uang kecil
Akhirnya kemarin saya tanyakan langsung ke pegawai kantor pos, siapa tahu mereka punya mesin seperti itu. Ternyata, mereka tidak punya. Namun si ibu punya solusi, dia bilang Postbank hanya menerima uang kecil yang sudah digulung. Jadinya saya dibekali segepok kertas warna-warni untuk menggulung uang-uang kecil di rumah. Di kertasnya sudah ada tulisan untuk pecahan uang berapa dan berapa bijinya yang harus dibungkus di situ. Tak hanya itu, si ibu juga mengajarkan saya bagaimana cara menggulung koinnya nanti. Di lipat sedikit di ujungnya, simpan koin di sini, lalu di gulung ya, katanya. Halah.. dasar orang Jerman.. semua sudah ada aturannya.. :D Tapi cara ini lebih praktis untuk saya, karena di rumah saya punya waktu lebih santai untuk menyortir si koin-koin ini.