Friday, February 27, 2009

Perkedel Kentang


Description:
Kalau kata ibu mertua saya, perkedel ini obat buat anak susah makan :D Maksudnya, anak yang susah makan biasanya jadi mau makan kalau dikasih perkedel. Perkedel kentang juga salahsatu makanan favorit Nadin, si pemilih makanan tea. Foto ini diambil sudah lama sekali.. jadi kangen juga sama perkedel kentang.. Kayaknya bakalan enak nih kalau dibikin weekend ini..

Ingredients:
1 kg kentang, rebus/kukus, haluskan
1/2 kaleng Corned beef, dibuyarkan dengan garpu (yang halal beli di toko Turki)
2 buah kuning telur
garam, merica, bawang putih, ketumbar
2 putih telur



Directions:
1. campurkan kentang yang sudah dihaluskan dengan corned beef, kuning telur dan bumbu.
2. bentuk sesuai selera
3. celupkan ke putih telur
4. goreng dalam minyak panas.

Tilapia (Buntbarsch)


Description:
Saya mencicipi ikan ini untuk pertama kalinya di rumah seorang teman, dalam pertemuan perdana kami. Rasanya enak sekali, dengan daging tebal tanpa duri sedikit pun. Sepertinya ikan ini sejenis ikan dorado atau gurame, dimana durinya hanya terletak di bagian tengah saja.. tidak menusuk-nusuk sampai ke tengah daging. Dan ternyata, setelah lihat gambarnya.. memang penampakan ikan ini mirip dengan gurame.

Suatu waktu, saya mencari ikan untuk membuat Siomay pesenan si Akang. Seperti biasa, saya cari ikan paliiiing murah, si Alaska Seelachs tea. Dan ternyata ikan tersebut tidak ada. Yang ada hanya ikan-ikan mahal kayak Kabeljau dan kawan-kawannya yang harganya hampir 4 kali ikan yang akan saya beli. Tapi tiba-tiba mata tertuju ke ikan Tilapia, langsung teringat sama Mbak Santi yang mengenalkan saya sama ikan ini. Lihat harganya.. masih masuk akal.. langsung ambil aja.. Dan ternyata hasil siomaynya juga beda ya kalau ikannya enak mah.. hehehe... Semenjak itu, sejak saya tau dimana harus beli ikan Tilapia, saya suka beli ikan itu, dimasak persis ketika sama memakannya untuk pertama kalinya.

Sampai suatu hari, ketika tiba-tiba saya tidak punya waktu untuk memasak, saya berencana membeli fillet ikan yang udah ditepungin gitu di Supermarket, tinggal goreng aja (bukan Fischsatebchen). Ternyata si ikan tersebut mengandung E 471, jadinya gak jadi saya beli. Tapi gimana.. air liur sudah hampir menetes membayangkan makan ikan nanti malam. Akhirnya saya ambil fillet ikan yang disebelahnya.. yang ternyata.. ikan Tilapia (Buntbarsch). Dan setelah masakannya jadi, baru nyadar, kalau saya teh bikin Schnitzel.. hihihi.. Tapi anak-anak lahap bener makan ikan ini... apalagi bapaknya... :D

Ingredients:
6 potong Tilapia fillet (bisa diganti sama ikan lain sih, bahkan sama ayam/kalkun/daging)
1 buah telur, kocok lepas
terigu secukupnya
tepung panir secukupnya
garam, merica, bawang putih

Directions:
1. Bumbui ikan dengan garam, merica, bawang putih atau tambahan bumbu lain sesuai selera. Biarkan beberapa saat.
2. Panaskan sedikit minyak di wajan.
3. bolak-balik ikan berbumbu di dalam terigu.
4. celupkan ke dalam kocokan telur
5. baluri dengan tepung panir
6. goreng sampai coklat keemasan.

rebutan..

Terinspirasi dari komentarnya Iva di foto Karnaval kedua Nadin, "haha, ini salah satu seninya punya anak dua ya teh, apa2 harus siap bikin dua??..", katanya. Hal ini membawa ingatan saya kembali ke beberapa bulan ke belakang, ketika Maryam telah hadir diantara kami. Waktu itu, tak pernah terlintas dipikiran saya, apa yang akan terjadi bulan depan.. dan bulan-bulan selanjutnya.. Bagaimana interaksi antara kedua anak saya.. bla..bla..bla.. Yang ada, saya hanya mengurus seorang bayi.. yang belum bisa apa-apa.. dan seorang anak kecil.. yang juga tidak menyusahkan.

Nadin bukanlah anak yang cemburuan ketika adiknya tiba di dunia ini. Dia sempat nangis-nangis sih, ketika awal-awal saya mangku dan menyusui Maryam. Tapi lama-lama dia mengerti.. dan dia tidak pernah melakukan tindakan kekerasan terhadap adiknya, ketika adiknya masih bayi. Waktu berlalu.. Maryam mulai menyukai memegang mainan ini dan itu.. yang mana, mainannya tentu saja sebagian besar merupakan mainan Nadin waktu kecilnya dulu. Nadin mulai suka merebut apapun yang sedang dipegang Maryam. Untungnya Maryam gak ngerti, kalau direbut mainannya.. dia tidak akan menangis kalau mendapatkan ganti mainan yang lain. Meski begitu, saya coba kasih pengertian ke Nadin, bahwa dia harus bilang dulu ke Maryam kalau pengen main mainan yang dipegang Maryam, trus kasih ganti mainan yang lain. Si kakak nurut.. dan kondisi pun aman terkendali.

Makin lama, Maryam makin besar dan semakin mengerti. Dia jadi gak mau lagi diganti dengan mainan yang lain. Akhirnya, di masa ini, rebutan pun mulai terjadi. Bisa jadi salah satu marah besar.. (dengan menangis tentu saja), atau bahkan dua-duanya menangis.. Ibunya mulai kerepotan nih. Saya mulai berpikir, tampaknya saya harus beli mainan baru (yg sama dengan yang di rumah) untuk anak yang satu lagi. Sayapun pergi ke toko mainan keesokan harinya. Tapi.. di sana saya mendapatkan beberapa alasan untuk tidak membeli mainan baru:

1. kedua anak saya perempuan, mereka sebenarnya tidak memerlukan mainan yang berbeda. Meski selama ini mainan di rumah cenderung netral seperti: lego, puzzle, alat gambar, dll.
2. kalau mereka selalu dikasih apa yang mereka mau.. mereka selalu punya mainan sendiri-sendiri... saya khawatir, mereka jadi tidak mengenal arti berbagi.
3. Kalaupun ada dua mainan sama. belum tentu mereka akan pegang masing2 mainan. Karena selama ini, yang jadi rebutan.. itulah yg mereka mau. Misal mereka rebutan lego warna hijau. Sebenarnya lego warna hijau itu ada banyak. Tapi yang mereka mau.. yang 'itu', tidak tergantikan oleh lego hijau-lego hijau lainnya.

Akhirnya saya pulang kembali ke rumah dengan tangan kosong.

Sejak itu, saya nyatakan kepada mereka, bahwa mainan ini punya Nadin dan Maryam. Dua-duanya boleh bermain.. barengan.. atau gantian.. (tergantung mainannya). Kalau sedang dimainkan seseorang, yang lain harus minta izin dulu.. sampai yang memainkan mau memberikannya untuk dimainkan oleh yang lain. Saya tidak selalu mendahulukan si adik.. atau si kakak.. Pokoknya siapa yang mau duluan.. itu yang punya hak lebih besar.. Berhasil??? tentu saja... tapi kadang-kadang.. tetep aja berantem.. tergantung mood si anak.. Tapi lama-lama mereka ngerti sih.. bahwa mainan itu harus dipakai berdua, meski masih pakai berantem juga.. :D Makanya salahsatu kata yang sering keluar dari mulut Maryam adalah 'bedua'. Kalau dia minta makanan, tidak beranjak dulu, sebelum dapat dua.. biar bisa berdua sama Nadin, maksudnya mah.. :D

Sebenarnya yang jadi rebutan bukan hanya mainan.. alat makan dan minum pun bisa jadi rebutan. Misalnya di rumah, saya memakai peralatan makan dari IKEA, yang warna-warni itu lho.. Dan saya hanya punya satu set. Cukup untuk dua anak, karena isinya ada 6 buah dengan 6 warna berbeda. Terkadang mereka mau menggunakan warna yang berbeda, tapi.. terkadang mereka mau memakai warna yang sama. Kalau sudah begini, ibunya yang pusing. Saya tawarkan, ada yang mau mengalah dengan memakai warna lain?? biasanya tidak ada sih. Kalau begitu, pakainya harus gantian.. biasanya mereka mau akhirnya.. tapi kadang nggak juga.. :D Kalau masih nggak, berarti gak ada yang bisa minum.. kata saya.. Akhirnya mereka mau gantian.. tapi bisa jadi nangis juga dua2nya.. *duh*

Acara nonton pun bisa menjadi lahan rebutan juga. Dengan selera dan usia yang berbeda, aliran tontonan pun berbeda pula. Nadin lebih suka nonton film.. yang jelas alur ceritanya. Sedangkan Maryam lebih suka nonton gerak dan lagu. Cerita tidak penting.. selama dia bisa goyang dan jingkrak-jingkrak.. :D Sebenarnya saya bisa membiarkan mereka nonton di tempat yang berbeda. Yang satu nonton di TV, satu di komputer. Tapi.. ah.. biarkan mereka nonton bersama.. biar mereka bisa berbagi dan berinteraksi. Akhirnya acara nonton pun dilakukan bergantian.

Ternyata.. tidak semuanya bisa digunakan barengan atau bergantian. Ada pula beberapa barang yang memang mereka harus punya masing-masing. Misalnya: pakaian.. iyalah.. jelas ini mah.. :D Nadin lebih banyak beli baru, sedangkan Maryam lebih banyak memakai bekas kakaknya. Dulu sih gak ngaruh.. tapi sekarang, Maryam suka kelihatan sedih saat kakaknya mendapat kaos kaki baru (misalnya) sedangkan dia tidak (atau ini mah perasaan ibunya saja). Jadinya, kalau saya beli sesuatu buat Nadin, saya juga beli sesuatu juga buat Maryam.. tapi diusahakan sesuatu yang memang sedang mereka butuhkan.. bukan yang sudah ada di rumah.. biar gak pemborosan.. :D *teuteup*

Selain pakaian, sesuatu yang bisa dipakai. Misalnya sayap kupu-kupu yang kemarin saya buat untuk Karnavalnya Nadin, itu kan gak bisa dipake gantian. Atau juga buku-buku. Berhubung usianya berbeda, buku yang mereka gunakan juga berbeda.

Membesarkan dua anak dengan dua karakter berbeda, ternyata penuh dengan  'rebutan'. Tapi hal ini tidak berarti harus selalu 'punya dua', minimal di rumah saya begitu. Saat mereka berantem, terkadang bikin stress.. tapi kadang juga jadi hiburan.. habis lucu sih.. :D Tapi di saat mereka akur dan kompak.. bermain dan tertawa bareng.. tentu saja dunia terasa lebih indah.. ;)

Thursday, February 26, 2009

Knette (Play Doh)

Description:
Nadin dan Maryam seneng banget main ginian, mungkin karena dua-duanya anak perempuan ya?! Jadi insting bikin kuenya sudah ada sejak dini.. :D

Untuk menghemat pengeluaran, saya lebih suka bikin sendiri daripada beli.. Meski mungkin warnanya gak sebagus kalau beli.. Tapi mereka seneng-seneng aja tuh..

Kebetulan waktu itu, resepnya nemu di internet. Bahan-bahannya mudah didapat dan muraaahh.. Dan jangan tanya foto ya.. soalnya fotonya termasuk foto yang kehapus sama Maryam.. seisi kamera.. di 'delete all' bow.. *menangis*

Ingredients:
Resep untuk 1000 g Play Doh (Ini jadinya buanyaaaak banget. Saya biasanya bikin 1/4 bagian untuk 1 warna)

- 400 g tepung terigu
- 200 g garam
- 2 sdm (sekitar 11 g) Alaunpulver (bisa dibeli di apotek) --> Kaliumaluminiumsulfat
- 1/2 L air
- 3 sdm minyak
- 1 sdm pewarna makanan (biasanya saya pakai yg ada di rumah, misal: warna kuning dengan bubuk kunyit, hijau dengan essens pandan)

Directions:
1. Masukkan tepung, garam dan alaun ke dalam wadah.
2. Panaskan air, masukkan minyak dan pewarna makanan. Aduk.
3. Masukkan larutan ke dalam campuran tepung perlahan-lahan sambil diaduk.
4. Aduk terus sampai adonan cukup hangat dan bisa diadoni dengan tangan.
5. Jika adonan terlalu kering, tambahkan minyak.
6. Simpan di tempat tertutup atau di dalam plastik biar tahan lama.

Wieder Warnstreik!!! Freitag, 27 Februar 2009

MVG bakal mogok lagi hari Jumat besok. Bedanya, kali ini 24 jam!!! dari pukul 3.30 hari Jumat sampai pukul 3.30 hari Sabtu. U-Bahn dan Tram bakal tidak ada, katanya. Bus yang masih jalan hanya 50 jalur saja, yang berarti hanya 10% dari bus-bus MVG yang beroperasi seperti biasanya. (Baru nyadar, banyak amat bus di Munich ya?!).

So, buat yang udah punya rencana jalan-jalan.. dengan kendaraan umum tentu saja.. lihat-lihat jadwal dulu ya, Bu.. Pak.. biar gak kesusahan di jalan nanti. Apalagi kalau bawa anak-anak kayak saya. Info tentang Streik ini bisa di baca di http://www.mvg-mobil.de/streikinfo.htm

So, Jumat besok... kayaknya rencana jalan-jalan kami batal nih.. di rumah aja deh..

Friday, February 20, 2009

Karnaval kedua Nadin




Karnaval kali ini berbeda dengan karnaval sebelumnya, dimana orang tua ikut serta menemani anak-anak di TK selama perayaan Faching. Kali ini anak-anak harus ditinggal sendiri sampai jam 4 nanti. Kenapa? karena tahun lalu yang diharapkan orang tua bisa bermain bersama anak2nya tidak terwujud. Orang tua malah duduk-duduk dan makan. Anak2nya entah kemana.. hahaha... Makanya sekarang foto2nya di rumah aja sebelum berangkat.. Maryam rada rewel.. soalnya ngantuk dia.. bangunnya kepagian gara2 nemenin ibunya ngedekor si sayap kupu-kupu.. plus antenanya yang kelupaan.. Jadinya si Antena gak sempet diwarnain, langsung aja ditutupin pake Glitter.. :D

Ah, ibumu ini, Nak.. dari dulu gak pernah berubah.. tak bisa lepas dari yang namanya SKS.. (sistem kebut semalam tea ;) )

Tuesday, February 17, 2009

Di Kiga hari ini...


4 kali nih...

Hari ini Munich kembali didera badai salju tanpa akhir.. persis di hari ketika dia terlahir. Hm.. pantesan anak ini doyan banget maen salju.. (hahaha.. ini sih ibunya aja yang suka nyambung-nyambungin hal gak jelas).

Lumayan cape juga menghadapi hari ini, apalagi dihadang badai ketika pergi. Sampai-sampai si wadah kue terjatuh.. untunglah kuenya cuma Brownies, dilapis glasur pula. Jadi lumayan tahan banting.. cuma cacat sedikit. Alhamdulillah Nadin mintanya bukan kue yang aneh-aneh... dia cuma pengen dibikinin kue coklat alias brownies kayak ulang tahun dia sebelumnya di Kiga. Dengan glasurpun.. kuenya masih kelihatan rame..tek.. (baca: berantakan) hihihi.. apalagi kalau dihias-hias pake cream. Wadduh.. gak kuku deh..

Meskipun saya rada-rada tidak puas dengan kuenya.. dekornya amburadul banget deh.. Tapi hati ini jadi terhibur ketika Nadin melihat, komentarnya, "Wah.. kuenya bagus dan cantiiiiik sekali..". Dan dia tampak semangat sekali pergi ke TK hari ini. Apalagi ketika saya menjemput Nadin, saya diserbu teman-temannya Nadin dengan komentar, "Der Kuchen war ganz ganz lecker.. die Schokolade auch.. Alles war gaaanz lecker!!". Ternyata anak-anak itu tidak melihat mukanya itu kue.. alhamdulillaah... Dan emang udh sifat dasarnya anak-anak, dikasih apapun.. gak usah mahal ataupun bagus.. pasti seneng..

Musim Salju


karena suhu di luar terlalu dingin.. saljunya di bawa ke rumah aja.. Eh.. jadi kepengen cendol.. :D

Beberapa minggu lalu di Munich suhu sempat memburuk, bahkan paling buruk dalam 5 kali Winter yang pernah saya alami. Biasanya suhu paling rendah mencapai -15 derajat celcius.. itupun kalau malam. Siang tentu saja lebih hangat dari itu. Tapi kemarin itu, siang-siang suhu bisa mencapai -17 derajat celcius.. apalagi malam... bbrrrr... Kabarnya memang, waktu itu sedang ada angin dingin dari Siberia. Makanya, hampir seluruh daratan Eropa membeku. Di koran-koran juga diberitakan, bahwa terjadi Schneechaos di beberapa daerah yang bahkan dalam beberapa tahun terakhir tidak pernah dihinggapi salju. Anehnya, waktu itu ,meski suhu jauuuh lebih dingin dibandingkan Freezer, di Munich justru salju muncul dengan malu-malu

Sampai akhirnya, hari Selasa minggu lalu, datang badai angin yang sangaaaaat kencang. Semua barang yang disimpan di luar rumah, hampir tidak ada yang bisa diselamatkan.. Semua beterbangan... Sampai-sampai, bola Gymnastik yang saya simpan di balkon pun terbawa angin, padahal pagar balkon saya lebih tinggi dibandingkan bolanya.. ck..ck..ck... Dan keesokan harinya, turunlah salju yang disertai angin.. tak berhenti.. hingga hari ini... (Ok.. ini terlalu berlebihan.. berhenti sih.. satu dua jam.. tapi kemudian hujan lagi.. dan lagi.. dan lagiii.. :D). Ternyata Schneechaos baru sampai minggu ini di Munich. Meskipun begitu, ini belum separah waktu 2006 lalu sih.. Waktu itu, salju mencapai ketinggian 75 cm. Kasihan bener tukang sodok salju ya?!

Anak-anak tentu saja senang..bukan hanya main di luar.. tapi juga di balkon.. bahkan di kamar mandi.. :D:D:D

Thursday, February 12, 2009

Kunjungan2 di Awal Tahun


Rahma, Ina, Lia, Robby/Nadin, Fean, KangDian

Bagi saya, malam tahun baru tidak ada bedanya dengan malam-malam lainnya. Tidak pernah ada sesuatu yang istimewa di malam ini, apakah jalan-jalan keluar.. apalagi bikin pesta. Yang ada, kami tidur seperti biasa.. dan melihat semburan kembang api dari balik jendela.

Tahun baru kemaren sedikit berbeda, kami mendapat kunjungan teman-teman dari Belanda.. ditambah dua orang lagi dr Ravensburg. Jadinya suasana rumah jadi ramai. Dan senangnya.. tamunya pada jago masak.. Jadinya yang masak malah tamunya.. bukan tuan rumah.. hehehe... Meskipun persediaan makanan sedikit mengkhawatirkan, alhamdulillah kami semua masih bisa makan.. gak tau tapi, pada kenyang gak ya?! Soalnya ada beberapa hal di luar dugaan.. Saya hanya memperkirakan mereka makan dua kali di rumah, satu kali sarapan (dengan porsi bukan makanan berat), satu kali makan malam. Ternyata jadinya 3 kali makan.. gara-gara cuaca hari itu jelek.. Jadinya pada suka diem di rumah.. :D Aktivitas di hari pertama, ada yang belajar.. ada yg nonton.. ada yg maen kartu.

Hari kedua.. hampir terulang.. Tapi akhirnya pergi juga, meski setelah Ashar baru cabut. Jadinya cuma sempet ke BMW Welt aja. Duh.. kasihan bener deh para tamuku.. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya sebagai tuan rumah memohon maaf atas segala kekurangan. baik dr segi makanan, fasilitas, juga jasa antar.. :D

Kunjungan kedua, akhir Januari kemarin, kunjungan Kang Ahya.. Siapa sih gak kenal Kang Ahya di Muenchen sini?? Makanya banyak orang sedih ketika beliau memutuskan kembali ke Indonesia dan berkarir di sana. Nah, kemarin Kang Ahya kebetulan ada bisnis ke Austria, jadi mampir di Muenchen. Dan alhamdulillah sempet mampir nginep di rumah, meski cuma semalam. Anak-anak seneng banget dikunjungi Uwanya.. padahal pas ditinggal dulu, mereka masih pada kecil. Mungkin masih pada inget sih suka dipangku-pangku ama si Uwa dulunya. Maryam sampe bertanya-tanya terus, Uwa mana?? Uwa mana?? Heuheu.. gak tau kenapa, dia seneng banget sama yang namanya Uwa.. Uwa manapun.. Jadi, kalau mau ditempelin Maryam, kenalkan dirimu sebagai Uwa.. :D:D:D

Wednesday, February 11, 2009

Bikin Pasfoto


*haduh*

Hari Selasa kemaren ceritanya kami mau ke KVR untuk memperpanjang visa. Jadinya Senin malam, rame-rame bikin pasfoto. Anak-anak juga sekalian bikin, buat jaga-jaga. Sebenarnya sih visa mereka berlaku tanpa foto, tapi kalau kebetulan dapat petugas yang rese, si anak mesti ngasih foto juga. Pemotretan dilakukan di ruang tengah, tepatnya di atas sofa.. Soalnya hanya di situ tempat yang paling memungkinkan, selain cahayanya bagus, dindingnya masih kelihatan bersih.. ;)

Aduh.. bikin pasfoto di atas sofa.. mengingatkan saya pada salah satu kakak saya. Jadi ceritanya, waktu itu kami mendapat kunjungan salah satu paman yang seorang wartawan. Beliau datang sekalian meliput meletusnya gunung Galunggung (kali), saya waktu itu baru berumur setahunan jadi kurang tahu detailnya gimana. Tapi saat si paman ini motret2 ngambil gambar keluarga kami (maklum.. orang kampung biasa-biasa.. langka banget difoto..), si kakak saya itu tiba-tiba minta diambilin pasfoto buat di sekolah, katanya. Akhirnya foto diambil di atas sofa seperti ini, dengan latar belakang tirai kembang-kembang coklat. Sampai sekarang, cerita ini masih suka jadi lelucon saat kami kumpul-kumpul.. :D:D:D Tapi, btw, dia sekarang sudah jadi wartawan beneran lho... persis paman yang ngambil fotonya dulu.. :D

Maryam: si kepengen tau aja.

Entah penasaran atau pengen tahu, Maryam sering mengeluarkan kata-kata berikut:
1. "ngapain??" *dengan gaya ngomongnya yang khas.. gak bisa ditulis euy*
Ini dilontarkan setiap dia melihat seseorang (di rumah), jangankan si orang tersebut sedang melakukan sesuatu.. sedang bengong aja, pasti ditanya.. 'ngappaaiin??" :D 

2. "Mami.. apa, Mami??"
Terkadang saya tertawa sendiri saat baca buku, baca email atau nonton TV. Atau terkadang (apa sering?) saya lupa naruh suatu barang, sampai harus keliling-keliling rumah untuk mencarinya, sambil mulut ini juga ternyata tidak diam.. Misal: "eh, dimana ya tadi Mama simpen pulpennya??". Biasanya di kedua kasus begini, Maryam menggunakan kalimat tanya di atas.

3. "Mana 'blablabla' Maryam mannnaa??"

Tuesday, February 10, 2009

Mogok lagi.. mogok lagi...

Tampaknya budaya mogok ini udah jadi ritual tiap tahun kali ya? Soalnya tahun kemaren juga ribuut pada mogok, dan tahun ini terulang lagi. Hari Selasa minggu lalu misalnya, yang mogok adalah MVG, salahsatu perusahaan yang menangani transportasi umum di Munich. MVG ini meliputi U-Bahn, tram dan bus. Sedangkan S-Bahn ada dibawah penanganan DB. Bisa dibayangkan, betapa sulitnya orang untuk beraktivitas di hari itu, tanpa 3 jenis alat transportasi seperti biasanya.

Ternyata aksi mogok ini bukanlah aksi tanpa rencana, bahkan semuanya terlihat telah diorganisir dengan sempurna. Beberapa hari sebelum mogok, telah diumumkan di koran-koran, juga di stasiun-stasiun U-Bahn termasuk di website MVG dan MVV sendiri, bahwa pada tanggal 3 Februari akan ada aksi mogok dari MVG. Di sana dijelaskan bahwa pada hari itu tidak akan ada U-Bahn dan tram yang akan beroperasi sampai dengan pukul 15.30, dan terjadi pembatasan rute untuk bus.

Kebetulan, hari itu saya sudah membuat janji dengan dokter anak untuk U8 Nadin. Janji ini tentu sudah dibuat 2 bulan sebelumnya, dimana saya belum tahu akan ada aksi mogok. Sebenarnya bisa sih janjinya digeser ke hari lain, hanya saya lupa untuk menelepon dokter 24 jam sebelum janji tersebut. Kalau dibatalkan dalam waktu kurang dari 24 jam, saya bakalan kena denda 25 Euro. Sayang banget kan?! Akhirnya Senin malam, saya coba mencari-cari informasi lebih lengkap di MVV-Muenchen.de. Dan wah.. barulah saya tau, betapa aksi mogok ini dilakukan dengan penuh persiapan.

Jadi, pada hari itu, memang U-Bahn dan Tram tidak beroperasi. Tetapi, untuk jalur-jalur tersebut disediakan bus darurat dengan rute yang lebih pendek juga. Meskipun kapasitas bus jauh lebih sedikit dibandingkan U-Bahn dan tram, tapi lumayanlah.. daripada nggak ada. Cukup menolong untuk orang-orang yang harus bekerja/sekolah tanpa kendaraan pribadi. Dan ini menjadi tanda, mereka masih peduli dengan para pengguna kendaraan umum. Bus-bus tetap jalan, tapi rutenya menjadi lebih pendek. Untuk informasi tentang rute serta bus yang masih beroperasi pada hari itu, juga terlampir dengan jelas di websitenya. Kebetulan, bus yang saya butuhkan hari itu masih lewat halte rumah saya. Jadi, kegiatan hari itu bisa tetap berjalan lancar.

Efek samping yang diakibatkan aksi mogok yang sangat kentara adalah kemacetan di pagi hari, sepinya stasiun-stasiun U-Bahn dan tram, bahkan jalan-jalan di TKnya Nadin juga dibatalkan. Pintu menuju ke stasiun U-Bahn bahkan ditutup, hal ini mungkin untuk menghindari tejadinya kejahatan di bawah tanah. Hm.. rasanya tidak enak juga ya kalau tidak ada kendaraan umum... Efek lainnya, siap-siap aja harga tiket naik lagi.. :D

Friday, February 6, 2009

Kopi.

Saya bukanlah penggemar berat kopi. Meski ayah, 4 kakak laki-laki dan satu kakak perempuan saya peminum kopi, tapi waktu kecil saya tidak pernah suka sama yang namanya kopi. Sampai akhirnya saya ditakdirkan untuk ngekos di Bandung berdua dengan kakak saya yang peminum kopi. Setiap pagi dan malam, saya dimintai tolong untuk membuatkan kopi untuknya. Meski sambil ngedumel, tapi tetep aja bikinin buat dia.. dan sesendok dua sendok biasanya saya cicipin. Lama-lama saya pun mulai menerima keberadaan si kopi.

Sewaktu kuliah, saya mulai membuat kopi untuk diri sendiri. Bukan karena ingin, tapi sekedar untuk menemani malam-malam penuh tugas dan laporan. Meskipun sebenarnya si kopi gak terlalu ngaruh buat saya, karena begitu seruputan terakhir habis, mata pun mulai terpejam.

Setelah menikah, saya jarang sekali, bahkan boleh dibilang tidak pernah minum kopi lagi. Kebetulan suami tidak minum kopi. Tapi kehamilan kedua saya ternyata agak berbeda dengan kehamilan pertama, lebih banyak mualnya. Hal ini membuat saya mencari sesuatu yang bisa menyegarkan badan saya kembali. Buah-buahan tidak mempan, yang nyangkut malahan kopi. Berhubung dokter kandungan saya juga tidak melarang saya untuk minum kopi, asal jangan lebih dari dua cangkir sehari katanya, maka sayapun meneruskan kebiasaan itu. Dan kebiasaan minum kopi terbawa sampai sekarang. Meski tidak harus setiap hari, tapi terbilang sering dibanding sebelumnya.

Sampai suatu hari, ketika saya mengunjungi rumah teman, dia membuatkan saya secangkir kopi. Kebetulan dia membuatnya pekat sekali (setidaknya di lidah saya begitu). Dan ternyata ini membuat jantung saya deg-degan. Entahlah, ini berasal dari kopi itu atau bukan. Karena sebelum-sebelumnya saya tidak pernah merasakan hal ini. Sejak itu saya mulai mengurangi, kalaupun ingin, saya membuatnya dengan takaran seminim mungkin.

Akhir-akhir ini, saya mulai suka lagi. Udara dingin membuat kopi terasa nikmaaaat sekali. Berhubung saya tidak ingin mengkonsumsi terlalu banyak kafein, saya pun mencari kopi yang Entkofeinert (tanpa kafein). Bagi peminum kopi sejati, tentunya kopi ini tidak berasa sama sekali. Tapi bagi saya sih sama saja lah.. beda-beda tipis. Ketika kemasan ini habis, di toko dekat rumah tidak tersedia kopi yang sama, akhirnya saya membeli kopi yang biasa saja. Baru sekali minum (kemarin pagi), jantung rasanya berdegup kencang sekali.. sejak tengah malam tadi sampai sekarang.. Hm.. apa ini pengaruh dari kopi itu ya?! Gimana caranya ya biar cepat normal kembali?? saya jadi agak2 trauma minum kopi nih.. tapi kepengen... gimana atuh??? tolooong...


Thursday, February 5, 2009

Nadin: U8

Tak terasa, akhirnya tiba juga waktunya untuk Nadin menjalani pemeriksaan ke-8 (U8), pemeriksaan untuk anak umur 4 tahun. Rada deg-degan sebenarnya, soalnya denger dari orang-orang, tes ini agak menyeramkan. Anak banyak ditanya-tanya.. tebak gambar sih katanya.. tapi kadang ada dokter yang memperhatikan sampai ke Grammatik si anak. *Wadduh* Nadin?? jangankan grammatik.. kosakatanya sendiri mungkin dia masih banyak yang belum tahu. Saya pun tidak menekan Nadin harus tahu ini itu.. selain saya takut si anak malah jadi stress.. juga biar hasilnya alami begituu.. Jadinya saya bakal tau kalau memang ada sesuatu yang kurang dengan Nadin. Saya yakin aja, bahwa tes yang akan dilakukan nanti, akan sesuai dengan perkembangan si anak. Lagipula, saya percaya sama Nadin.. dia PASTI bisa!

Malamnya sebelum ke dokter, sebelum tidur, saya beritahu Nadin bahwa besok kami akan pergi ke dokter Capelle. Dia senang sekali, soalnya di sana banyak mainan.. :D
Saya: "besok Nadin bakal diliatin gambar sama dokter. Nadin jawab ya itu gambar apa. Oya, jawabnya pake bahasa Jerman ya.. ;)"
Nadin: "pake bahasa Indonesia aja atuh.."
Saya: "Dokter Capelle kan orang Jerman, sama kayak Fr. Voelker, jadi dia gak ngerti bahasa Indonesia. Dia cuman ngerti bahasa Jerman"
Nadin: "Oh gituu?!"
Saya: "kalau Nadin gak tau, bilang dalam bahasa Indonesia aja, nanti Mama bantuin. ok?!"
Nadin: "ok!"

Esoknya, setelah mengisi kuosioner, kami memasuki kamar periksa, pertanyaan pertama tentu saja, "Nadin bisa bahasa Jerman?" Saya jawab, "menurut guru TKnya sih bisa, Dok.. tapi di rumah kosakata yang keluar sedikit sekali". Komentar berikutnya: "ya sudah, kalau dia tidak tau bahasa Jermannya, pake bahasa ibu saja yah?!"

Tes pertama ternyata memang si tebak gambar itu. Anak disuruh melihat gambar dalam jarak sekian meter (persis tes mata) dengan sebelah mata, sebelahnya lagi ditutup dengan tangan. Setelah sekian gambar, posisi tangan ditukar. Dan.. hey.. saya benar-benar terkejut.. ternyata kemampuan bahasa Jerman anak ini benar-benar diluar dugaan saya. Dia bisa menjawab hampir semua gambar. Hanya 4 yang dia tidak bisa, babi, kunci, payung dan bulan. Saya coba bilang ke Nadin, dalam bahasa Indonesia aja. Tapi dia malah pasang wajah sebel sama saya, terus bilang ke dokternya, "Ich weiss nicht", alias 'saya tidak tahu'. Dia SAMASEKALI tidak mau menggunakan BAHASA INDONESIA di depan si DOKTER. Untuk tes nama-nama warna, dia bisa semua. Meskipun ada 4 gambar yang tidak bisa dia jawab, hasilnya cukup memuaskan sang dokter. Ibunya apalagi.. puas sekali.

Berikutnya, Nadin diminta melihat gambar 3 dimensi, lengkap dengan kacamatanya. Gambar itu sebuah lalat, dimana Nadin harus menunjukkan kedua sayap lalat tersebut.

Setelah itu, seperti biasa, buka baju untuk ditimbang, diukur tinggi badan dan lingkar kepala. Kemudian Nadin disuruh berdiri dengan satu kaki, bergantian. Lalu loncat dengan sebelah kaki. Dokter juga sempet nanya:
- apakah dia tidur malamnya tenang? atau masih suka nangis?
- apakah dia bisa makan sendiri, dengan sendok/garpu?
- apalagi ya?? hm.. lupaa..

Terakhir, Nadin diperiksa kondisi badannya, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lalu tanya jawab antara saya dengan dokternya, kalau-kalau ada yang saya khawatirkan dari Nadin. Saya cuma khawatir sama amandelnya. Tapi ternyata normal. Selesai sudah semuanya.. dan alhamdulillah kondisinya okeh semua. Ternyata.. cuma itu aja?! :D