Wednesday, September 30, 2009

Pilah-pilih Kinderwagen (2)

Saya pernah menulis pengalaman memilih Kinderwagen a.k.a stroller a.k.a kereta bayi di sini. Tapi itu dulu, saat saya baru memiliki dua bocah cilik. Waktu itu bahkan saya sudah punya kecengan kereta bayi mana yang akan saya beli seandainya saya dikaruniai bayi lagi dalam rentang waktu kurang dari 3 tahun. Namun, ketika saya dihadapkan pada situasi tersebut, kenyataannya tetap saja seperti waktu lalu, mencari dan memilih yang terbaik dengan harga terjangkau.

Sebenarnya untuk dua anak, saya lebih suka memakai kereta bayi singel dengan tambahan Buggyboard (gambar bisa dilihat di postingan sebelumnya). Ini lebih praktis dan murah, keduanya bisa dipakai bergantian antara si adik dan kakak (jika adiknya masih bayi, tentu saja dia harus digendong saat kakaknya duduk di kereta). Masalahnya, saat ini kondisinya berbeda, 3 anak dengan usia yang masih kecil-kecil, balita semua gitu lho!. Nadin sudah kuat berjalan jauh. Tapi kalau kelamaan, apalagi jam sudah di atas jam 3 sore, biasanya dia bakal ketiduran di jalan. Maryam apalagi, dia selalu ingin jalan sendiri, namun tidak bertahan lama.. 15 menit.. atau 20 menit kemudian, dia pasti mengeluh cape dan ingin duduk atau digendong. Ligar tentu saja masih belum bisa dibiarkan jalan sendiri. Sedangkan saya sendiri punya banyak agenda di luar rumah setiap harinya (doh, pengacara sekali). Makanya, kemungkinan anak2 ketiduran di jalan susah dihindari. Karena itulah, saya berpikir untuk membeli kereta bayi dobel. Agar Nadin dan Maryam bisa bobo di situ saat mereka kelelahan, sambil saya menggendong Ligar (kalau masih kuat gendong), sehingga perjalanan pun tidak terganggu.

Maka mulailah saya berburu kereta bayi dobel ini sejak Ligar masih di dalam kandungan. Dua tahun sudah berlalu sejak saya melakukan aktivitas ini, namun pilihan kereta bayi yang saya inginkan tidak banyak berganti. Pilihannya masih yang itu-itu saja. Dan yang pasti saya tidak ingin membeli kereta bayi yang sama seperti dulu, karena terlalu berat. Akhirnya didapatlah 3 kandidat. Sebagai ibu2 sejati, tentu saja saya menginginkan barang yang memiliki kualitas terbaik dengan harga termurah. Jadinya pilihan pertama jatuh pada Kinderwagen yang satu ini.

Ukurannya kompak sekali, tidak jauh beda dengan kereta bayi singel, panjang maksimum hanya 118 cm. Beratnya juga masih di bawah rata-rata kereta dorong dobel (13 kg). Tapi, kalau diisi Nadin dan Maryam.. beratnya minta ampun. Angkat sedikit aja, tenaga yang diperlukan lumayan besar, apalagi kalau harus mengangkat saat naik bis atau tram. Harga masih tidak jauh beda dengan kereta bayi pada umumnya. Bahan kerangkanya tampak cukup kuat, tidak seringkih seperti yang tampak pada gambar. Hanya bahan tekstilnya yang saya kurang suka.. agak kasar dan jahitannya kurang rapi. Anak-anak bisa duduk dan tidur dengan nyaman. jika dipasang untuk bayi dan anak kecil, sang bayi diletakkan di kursi belakang. Nah, ini dia kekurangannya. Kursi belakang tidak bisa didorong sampai rata, jadinya untuk bayi baru lahir tidak bisa ditidurkan begitu saja, harus ditambah Tragetasche atau car seat yang sesuai. Pegangan untuk mendorong bisa disesuaikan dengan tinggi badan. Terdapat dua buah kantong belanja, tapi dua-duanya tampak tidak bisa memuat banyak. Akhirnya kereta bayi yang ini dicoret dari list karena terlalu berat.

Lanjut ke pilihan kedua. Kelebihannya yang ini memiliki panjang yang lebih pendek dari kereta bayi serupa pada umumnya, namun sedikit lebih panjang dibanding yang pertama tadi. Kesan pertama ketika melihat langsung kereta ini, cantik sekali, sempurna! Kerangkanya kokoh, tekstilnya halus dan jahitannya rapi. Anak-anak pun akan merasa sangat nyaman duduk di dalamnya. Selain lebar, juga ruang antara bangku depan dan belakang cukup luas dibanding yang sebelumnya. Kantong belanja jauh lebih besar dan lebih kokoh, cukup kuat untuk dipakai belanja sehari-hari. Beratnya jauuh lebih ringan, hanya 9 kg saja. Namun, apa hendak dikata, ternyata kereta yang ini tidak muat di dalam lift tempat tinggal kami. Dengan berat hati akhirnya kereta bayi ini pun harus dikembalikan ke tokonya.

Akhirnya pilihan jatuh ke pilihan terakhir ini. Sebenarnya kereta ini adalah pilihan pertama yang menjadi pilihan terakhir. Dulu, ketika akan melahirkan Maryam, saya sudah berencana untuk membeli yang ini. Sayangnya waktu itu, di Jerman belum ada toko yang menjual. Untuk mendapatkan barang baru harus dari Inggris atau mengandalkan membeli bekas di EBAY (yang mana yang menjual jaraaaaang sekali, dan kalaupun ada selalu jadi idola, laku dengan harga sangat tinggi). Namun kini, sudah banyak toko online di Jerman yang menjual kereta bayi ini. Jadinya harga sedikit menurun dari dulu, dan tawaran di EBAY pun jadi lebih banyak dibanding 2 tahun lalu. Sayapun melakukan survey harga ke beberapa toko untuk mendapatkan harga termurah dan membuat list kelebihan2 kereta bayi ini untuk dipresentasikan pada pengajuan proposal nanti. Dan akhirnya, alhamdulillah si akang juga setuju. Dengan perjuangan yang tidak mudah, datanglah kereta bayi ini ke rumah kami. Setelah melihat langsung, ternyata memang inilah kereta bayi paling sempurna yang pernah kami temukan.


Kereta bayi ini dikenal sebagai kereta bayi '4 in 1'. Bisa dipakai untuk satu bayi baru lahir (lihat gambar kanan bawah), satu anak kecil, satu bayi baru lahir dan satu anak kecil (gambar kanan atas), serta dua anak kecil (gambar kiri). Terdiri dari dua buah kursi, kursi utama (muat sampai berat 25 kg) dan kursi tambahan (muat sampai berat 15 kg). Kursi tambahan bisa dipasang di depan atau di belakang, disesuaikan dengan formasi yang dibutuhkan.

Ukuran panjang dan besar tidak kalah dengan kereta bayi singel lainnya. Beratnya bahkan lebih ringan dibandingkan kereta bayi kami sebelumnya (hanya 11 kg saja). Roda depan yang bisa bebas berputar-putar membuat perjalanan menjadi lebih mudah dan mengasyikan. Pegangan bisa diatur ketinggiannya, saat tidak dibutuhkan (di dalam bis misalnya) bisa dilipat ke bawah untuk menghemat tempat. Anak2 tentu saja merasa nyaman saat berada di dalamnya.

Tapi memang di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kekurangannya, remnya keras sekali, di awal-awal sangat susah untuk mengerem. Tapi sekarang sih sudah tahu triknya. Agak susah saat dibawa naik eskalator, namun setelah tahu triknya juga menjadi lebih mudah. Kereta dorong ini harus selalu di rem ketika tidak digunakan, karena kalau tidak, kereta ini akan terus menggelinding sendiri. Sangat berbahaya jika kita sedang berada di pinggir jalan atau dekat dengan jalur kereta. Saat dipasang formasi bayi dan anak kecil, lubang udara dan cahaya untuk si bayi hanya dr belakang. Oleh karena itu, si bayi cenderung melihat ke atas. Untungnya Ligar kebanyakan tidur kalau sedang di dalam kereta.

Walau bagaimanapun, sejauh ini kami merasa puas sekali dengan kereta bayi ini. Terutama saya, menjadi lebih mudah saat harus membawa tiga balita saya keluar rumah.