Thursday, March 31, 2011

Pürpüwan

Ceritanya Nadin sudah bisa membaca dan menulis sekarang, masih seputar kata-kata yang sederhana saja. Dia jadi ada hobi baru sekarang, membaca semua huruf yang dia temukan di mana saja, di buku, di jalan, di toko, di bus, dll. Untuk tulisan-tulisan susah, dia masih suka nanya dulu, misalnya seperti chicklits, schlecker, dll. Untungnya cara membaca dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman tidak terlalu jauh berbeda, jadi sekali belajar, dia bisa langsung membaca dalam kedua bahasa tersebut. Kadang saya beritahu seperti membaca -sch, -ie, dll.

Disamping membaca, dia juga sedang suka menulis, meski kadang masih ada yang terbalik-balik seperti gambar di samping. Maklum dia baru mengenal huruf kecil satu bulan terakhir ini. Baru tadi pagi saya menyadari, kalau di papan tulis yang ada di kamar anak-anak ada beberapa tulisan, seperti laci, dengan titik pada huruf i-nya berbentuk hati. Sudah pasti ini Nadin yang menulis. Mata saya tertarik pada satu kata aneh, Pürpüw. Wah, apaan tuh??? penasaran saya tanya dia. Ternyata, "itu Nadin mau nulis perempuan, tapi gak cukup tempatnya, jadi cuma sampai w doank, an-nya gak bisa ditulis lagi."

Ach sooooo... ternyata Nadin mau nulis Pürpüwan (perempuan)... dan saya pun baru sadar kalau ternyata menulis kata perempuan memang agak sedikit rumit, apalagi untuk anak-anak. Tapi, Nadin, kamu pintar sekali bisa menganalisis sendiri bagaimana menulis kata yang rumit itu. Bravo!

Sunday, March 27, 2011

punya mata

Sore tadi kami menonton film bareng di rumah, semuanya ikut, bahkan Ligar juga.. kalau ada yang tertawa, Ligar pun ikut tertawa. Kalau lagi pada serius, Ligar juga ikut serius. Kalau ada yang ganti posisi, Ligar juga ikut ganti posisi. Kalau ada yang mengambil camilan, Ligar pun ikut makan.. Kalau saya perhatikan, si ujang ini lebih ke nonton penonton daripada nonton filmnya sendiri.. *emang lagi fase 'tuturut munding' kalau kata orang Sunda mah*

Sampai pas masuk waktu Maghrib, saya mengajak anak-anak untuk sholat dulu. "Kita pause dulu filmnya ya." kata saya sambil mencari-cari remote control. Tapi tak kunjung ketemu, padahal terakhir dipakai beberapa menit lalu. Kata Nadin, "mungkin masuk ke kolong, Mah" kolong sofa maksudnya. Pas saya intip, ternyata benar. "Eh iya, kok bisa ya masuk ke kolong?" tanya saya pada diri sendiri sambil mencoba mengambil si remote. Tiba-tiba ada juga yang menjawab, "kayaknya remote-nya punya mata deh, makanya dia bisa masuk ke kolong." jawab neng Iyam dengan muka polos tapi serius.

Wednesday, March 23, 2011

Misteri dibalik Orientierungskursbescheinigung

Ah, seandainya tidak diminta oleh KVR, saya tidak akan pernah sadar kalau saya tidak punya surat itu. Minggu lalu, saya mengajukan surat perpanjangan ijin tinggal saya di sini. Karena sudah lebih dari 5 tahun saya tinggal di Jerman, saya mengajukan ijin tinggal yang tidak terbatas. Berbeda dari 2 tahun sebelumnya (yup, saya mengajukan Niederlassungserlaubnis untuk kedua kalinya, yang pertama bisa di baca di sini http://tmartiana.multiply.com/journal/item/153/Lika-liku_si_surat_sakti), kali ini saya ditanya sertifikat ujian bahasa Jerman (minimal ZD) dan surat bukti bahwa saya sudah pernah mengikuti Orientierungskurs (kursus tentang negara, geografi Jerman, hak dan kewajiban, politik, sejarah, dll). ZD saya sudah punya, dan sudah saya bawa, tapi si Orientierungskursbescheinigung itu yang nggak ada, dan saya pun merasa tidak pernah dikasih. Waduh, gimana ini???

Akhirnya saya datang lagi ke tempat saya mengambil kursus jaman dahulu kala.. iya.. jaman dahulu kala.. karena ini sudah 5 tahun berlalu.. *Ouch* Si ibu kaget juga, kenapa saya baru ribut hari gini kalau saya tidak mendapat surat bukti itu.. Wew.. selama ini, saya menyangka kalau Zertifikat Deutsch itu sudah sepaket dengan Orientierungskursbescheinigung, karena toh kursusnya juga sepaket (Integrationkurs = Deutschkurs 600 jam + Orientirungskurs 45 jam). Jadinya saya ngerjain si ibu hari itu, untuk membuka-buka kembali file di masa lalu. Dan tadaaa.. data saya memang ada di situ, bahwa saya ikut ujian ZD tanggal sekian.. dan ujian Orientierungskurs sehari sebelumnya. Dan kata si ibu, semua data ini sudah dia kirim ke Bundesamt (kayaknya yang dimaksud adalah BAMF) pada Desember 2007. Menurut dia, yang mengeluarkan Bescheinigung tersebut bukan Sprachschule (tempat kursus) melainkan BAMF, dan tentunya BAMF sudah mengirim semua Bescheinigung itu ke rumah saya. Ke rumah saya??? lewat pos??? ya gak akan sampai lah.. saya kan sudah pindah rumah pada bulan Maret 2007. Wadddduuuuhhhh... ketahuan deh sekarang masalahnya dimana.

Akhirnya si ibu langsung menelepon BAMF, dan katanya BAMF akan mengirimkan semua berkas saya ke alamat yang baru. Makanya kalau ada perubahan alamat, Anda harus selalu bilang, katanya. Yah, mana saya tahu kalau saya masih punya piutang dr BAMF ini 1,5 tahun setelah saya selesai ujian. Lagian.. kenapa juga data2 saya baru dikirim akhir tahun 2007, pdhl saya sudah ujian sejak juli 2006. ggggrrrrrhhhhh ##$@#$^%*&()**&^&^%^$^&%&*

Tapi setelah dipikir-pikir lagi, Integrationskurs ini mulai diberlakukan sejak januari 2005, jadi pas saya mengambil ujian di pertengahan 2006 itu, bisa jadi saya termasuk angkatan2 awal yang mengambil ujian, dimana sistem pengiriman data dan sebagainya masih belum sempurna. Jadi yah gitu deh nasibnya.. Sekarang tinggal menunggu pos dari BAMF, mudah2an bisa sampai sebelum 19 April nih (termin berikutnya sama si bapak di KVR). Amiin..

Supermoon

Hari sabtu yang lalu, tiba-tiba aja teman-teman pada ribut sama Supermoon. Hm.. apaan tuh?? kalau bukan karena FB, pastinya sayah udh ketinggalan berita:D Untung tinggal di negeri yang memang agak sedikit ketinggalan jaman, jadi pas orang-orang (katanya) pada ketiduran melihat bulan, saya dan anak-anak masih ada waktu menunggu.. 

Malamnya (untung saya gak lupa), saya ajak anak-anak ke balkon untuk melihat Supermoon, mengingat mereka fans beratnya bulan.
"Neng.. neng.. katanya hari ini bulan bakal tampak lebih besar, soalnya posisinya lagi dekat banget sama planet bumi." kata saya.
"Planet buminya Jerman apa Indonesia?" tanya Nadin.
"Kalau sekarang mah di Jerman.. kalau tadi, pas kita jalan-jalan sore, bulannya lewat Indonesia.. soalnya pas di sini sore, di Indonesia kan udah malam."
"Oh." jawabnya.. 

Lalu anak-anak bergegas memakai jaket dan sandal.

"Itu dia bulannya!!!" kata saya girang.
Mereka bengong tanpa ekspresi.
"Eh, kok bulannya terang banget ya, Neng, ya? tapi ini bulannya beneran lebih gede nggak sih?" tanya saya.. penasaran sama ekspresi mereka yang lurus2 aja.. :D
"Iya, tapi gedenya sama aja kayak yang biasa." kata Nadin.
"ini mah nggak gede, yang di buku bebek yang di Bibliothek itu lho yang gede" kata Maryam.

Ah.. ya pantesan.. ternyata mereka membayangkan seperti yang di buku kemarin itu. Kebetulan beberapa hari sebelumnya, kami membaca buku tentang anak bebek yang mencari rumahnya bulan. Di buku itu ada ilustrasi dimana rumah tampak lebih kecil daripada bulan. Kurang lebih gambarnya sekasus dengan gambar di samping ini. (Gambar diambil dari http://www.skyatnightmagazine.com/news/big-brilliant-moon

"Kalau mau lihat bulan yang gede banget, kita harus naik roket, Maryam!" kata Nadin.

Lalu mereka pun masuk rumah kembali dengan ekspresi muka yang tetap lempeng, padahal biasanya mereka seneng banget melihat bulan, bulan mati sekalipun. :D Iya sih.. salah ya?! mestinya di awal jangan terlalu lebay.. soalnya kadang (sering dink..) apa yang ada di kepala kita dan di kepala anak-anak berbeda.. :D

Monday, March 21, 2011

WOW-nya Ligar

Suatu hari saya mau belanja ke toko dekat rumah, belanjanya juga gak banyak-banyak.. makanya waktu itu saya memutuskan untuk pergi tanpa membawa Kinderwagen (stroller). Lagipula akhir-akhir ini Ligar rada susah sekali diminta duduk manis di Kinderwagen, maunya lari-lari melulu sambil melihat-lihat benda-benda yang menarik perhatian dia.

Nah, di dinding samping toko itu terpasang iklan besar (berukuran sekitar 2 x 3 m). Iklannya sendiri gonta-ganti, tergantung kontrak kali ya?! Dan saya tau betul kalau saat itu iklan yang terpasang adalah iklan bergambar 3 orang wanita muda mengenakan pakaian bagian dalam (entahlah iklan apa). Makanya kalau lewat bagian itu, saya gak pake noleh ke bagian kanan, malu saya melihatnya juga. 

Lama-lama saya merasa tidak mendengar suara langkah Ligar lagi (biasanya saya jalan duluan, dia mengikuti, sesekali saya tengok ke belakang untuk memastikan semuanya baik-baik saja). Dan ternyata, dia memang sedang berdiri mematung, dengan kepala menengadah ke atas sambil memandang iklan tadi dengan lekatnya. Tak lama keluar dari mulutnya kata, "WOW!!". Kakek-kakek yang lewat saat itu sampai tertawa terpingkal-pingkal.. *halah*

Friday, March 18, 2011

Kleinwuchs (2)

Catatan yang amat sangat telat.. :(

Masih ingat catatan yang ini? catatan dimana Nadin divonis bertubuh terlalu kecil oleh dokter anaknya. Nah, setelah menunggu beberapa minggu, akhirnya tibalah saatnya kami untuk pergi ke klinik anak LMU ini. Alhamdulillah, pagi itu Maryam mau dibujuk agar pergi ke Kindergarten sendiri, tanpa Ceuceunya... Jadi saya bisa lebih mudah kalau bawa dua anak saja. ;)

Beberapa hari sebelum jadwal, saya sudah survey ke kliniknya, supaya pas hari-H saya tidak terlambat datang gara-gara nyasar dulu (gak elit banget deh :D). Begitu datang, saya langsung mengambil nomer dan menunggu dipanggil. Ketika sudah berhadapan dengan si ibu petugas, saya ditanya mau periksa ke klinik apa? ya, mana saya tahu.. Tapi saya bilang bahwa masalah anak saya adalah pertumbuhannya terlalu kecil. "Ok, kalau begitu saya akan kirim Anda ke bagian hormon, katanya.". Setelah mengisi formulir yang berisi data-data standar yang seabreg, akhirnya kami diminta untuk langsung pergi ke bagian hormon di lantai satu. Karena Nadin sudah lima tahun, ruang tunggunya beda, yang satu lagi ruang tunggu khusus untuk bayi.

Di sana sudah ada beberapa orang tua menunggu dengan beberapa anaknya. Tak lama kemudian, kami langsung dipanggil.. duh.. jadi gak enak sama yang udah nunggu duluan.. Tapi mungkin bagian mereka beda juga ya? ya syudah.. tak usah terlalu dipikirkan..

Kami dipanggil oleh seorang perawat setengah baya yang baik hati dan ramah. Begitu masuk ke ruangan, ternyata dokternya masih sangat muda, cantik, energik, banyak senyum dan banyak ngomong. :D *rugi banget deh si akang gak ikut.. hahaha* Dokter itu didampingi oleh dua orang mahasiswa kedokteran. Jadi kami semuanya perempuan, kecuali Ligar. *ini catatan gak penting banget ya?!*

Meski si dokter sudah membaca surat transfer dari dokter anak, tapi tetep dokternya meminta saya untuk menceritakan dengan detil kasusnya Nadin. Saya bilang bahwa dokter anak blablabla.... tapi saya menemukan di internet bahwa blablabla... Si dokter mendengarkan dengan seksama. "Ok, kalau begitu berarti dokter anak saja yang menyatakan dia kecil sedangkan anda merasa anak anda masih normal? ok.. kalau begitu mari kita lihat."

Dia kemudian memeriksa buku kuningnya Nadin (fyi, buku kuning ini merupakan buku perkembangan sejak Nadin lahir sampai usia 17 nanti). Dia lihat halaman pertama, sejarah kelahirannya Nadin.. semuanya dicatat di berkasnya dia.. mulai dari proses, ukuran, usia kandungan ketika lahir, tingkat kesetresan bayi saat lahir sampai kelainan-kelainan yang terjadi. Dan setiap dia mencatat data, dia selalu menjelaskan kepada mahasiswanya data apa itu dan untuk apa. Setelah data lahir, dia melihat halaman demi halaman buku itu, dilihat apakah ada kelainan dalam setiap kontrol perkembangan sebelumnya, juga grafik pertumbuhan Nadin dari pemeriksaan yang satu ke pemeriksaan berikutnya yang ada di halaman belakang. Dan semuanya normal. Lalu dia bertanya apakah Nadin punya masalah pencernaan? berapa banyak minumnya dalam sehari? tidurnya bagus atau tidak? dia sudak masuk Kindergarten atau belum?

Setelah data Nadin lengkap, mulai ibu dan bapaknya yang diinterogasi. Darimana kami berasal? apakah kami masih kerabat dekat? berapa tinggi saya dan tinggi bapaknya? kapan datang periode pertama saya? dan apakah bapaknya mengalami masa puber cepat atau lambat?

Setelah selesai wawancara, Nadin mulai diperiksa nih. Pertama, seperti biasa, berat, tinggi dan besar lingkaran kepala. Kemudian tekanan darah, lalu dokter memeriksa bagian dalam tubuhnya.. dengan menggunakan stetoskop dan bagian perut dengan ditekan-tekan sedikit oleh kedua tangannya. Terakhir, tiba bagian paling menegangkan, yaitu diambil darah. "Udah pernah sebelumnya?" tanyanya.. belum tuh.. Dan jelaslah dia menangis meraung-raung, tapi langsung selesai begitu dapet hadiah boneka kecil.. *duh, bisa jd sengketa tuh di rumah, tp alhamdulillah Maryam gak apa-apa sih Nadin dapat hadiah, tapi dia jadi merengek-rengek ingin dibawa ke RS juga dan diambil darah biar dapat hadiah.. ck..ck..ck..* Alhamdulillah, dari hasil tes darah, hasilnya normal semua.

Diujung pertemuan, dokter menjelaskan dulu pada saya, bahwa sebenarnya Nadin bukan tidak berkembang, dia membesar sih, tapi persentase perkembangannya mengecil. Sebelum dia berusia 2 tahun, perkembangan tubuhnya sebesar 10 - 25 persen. Namun sekarang menjadi kurang dari 3%. Jadi perkembangannya dia ada di bawah standar tinggi dia yang seharusnya (153,5 - 170,5 cm) katanya.. Wah, Nadin ada kemungkinan lebih tinggi dr ibunya nih.. :D Jadi kesimpulannya, tidak ditemukan kelainan apa-apa.. namun tetap dia menyarankan untuk kontrol lagi dalam 6 bulan (yang mana seharusnya jatuh pada bulan mei mendatang). Sebelum pulang, saya dikasih satu map untuk dibawa ke bagian rontgen. Setelah daftar, tak lama kemudian, Nadin dipanggil. Karena saya membawa Ligar, jadi saya disarankan untuk menunggu di luar bersama Ligar. Apa yang di rontgen? tangan bagian kiri. Dari hasil rontgen ini ditemukan bahwa Nadin mempunyai tulang yang berusia antara 4,5 - 5 tahun (saat itu Nadin berusia 5,5 tahun). Katanya dokter ini tidak apa-apa.. tidak ada yang buruk dari hasil pemeriksaan itu. Alhamdulillah..

Thursday, March 17, 2011

kembar

Suatu hari secara tidak sengaja kami bertemu dengan temannya anak-anak di Kindergarten.
Nadin: "Mamah, itu ada Rayyan sama Rabban!!!" sambil berlari dan berteriak ke arah mereka. Maryam ikut-ikutan lari kesenengan.

Setelah kami berpisah,
Nadin: "Mamah, Rayyan sama Rabban itu kembar lho!"
Saya: "oya?"
...padahal mah udah tau, da keliatan. :D

Maryam: "mereka bajunya suka sama lho! Nadin sama Maryam juga bajunya suka sama, jadi Nadin sama Maryam juga kembar."
Saya: "eh, iyaya.. "
...nggak ngeh kalau di situ ada si perfeksionis. :D

Nadin: "ya nggak atuh, kalau kembar itu ulang tahunnya harus barengan, harus sama umurnya, harus 4 dua-duanya.. atau 5 dua-duanya. Atau, Mah?"

Ah iya, saya pun baru nyadar kalau tadi ada salah tangkap diantara keduanya.. tapi kan dua-duanya gak ada yang salah.

Saya: "Oh iya, Maryam, sebenarnya yang disebut kembar itu anak yang keluar dari perut mamahnya barengan, jadi ulang tahunnya juga barengan. Tapi, Nadin, karena anak kembar suka dipakein baju yang sama, jadinya kalau ada anak yang bajunya sama suka disebut kembar juga... maksudnya bajunya aja yang kayak anak kembar. Jadi tadi Nadin dan Maryam benar dua-duanya"

Dua-duanya tampak mikir. Kemudian...

Maryam: "Harry Potter juga kembar." dengan muka serius.

Waduh.. apa hubungannya ama yang tadi??? bingung.. saya langsung mengingat2 episode2 Harry Potter yang pernah kami tonton.. ada gitu yg Harry Potternya kembar?

Saya: "Oya? Harry Potter kembar gitu? ada dua gitu Harry Potternya?"
Maryam: "bukan.. bajunya Harry Potter yang kembar.."
Saya: "ooh.. bajunya Harry Potter.. sama teman-temannya ya?"
Maryam: "iya."
Saya: "ohohohoho... iya, Maryam pinter.. tapi kalau kebanyakan mah bukan kembar lagi namanya, tapi SERAGAM!" :D

Friday, March 11, 2011

adik

Malam ini saya bercerita pada anak-anak tentang paman dan bibinya yang sedang mengalami musibah gempa bumi plus tsunami di Sendai sana. Alhamdulillah, mereka selamat. Saya bercerita apa itu gempa dan apa itu tsunami, bagaimana kondisi mang Iid dan Bi Tyas saat ini. "Makanya kita harus banyak-banyak berdoa biar gempanya cepat berhenti, biar Mang Iid sama Bi Tyas bisa cepat pulang ke rumahnya lagi." ujar saya.

Setelah ngobrol ngalor-ngidul seputar gempa, tsunami dan mang iid, Nadin tiba-tiba bercerita,
"Mang Iid itu adiknya Papah. Papah punya adik dua, Bi Achie sama Mang Iid. Jadi Papah itu kakaknya."
"Maryam mau punya adik 4!" kata Maryam.
"Nadin mah mau punya adik 3 aja." kata Nadin.
"Yeee.. gak kompak. :D" timpal saya.
"Kalau Nadin adiknya 3, Maryam adiknya 2 donk." kata Nadin.
"Nggak ah, Maryam mau adiknya 4 aja." kata Maryam keukeuh.
"Kalau Maryam adiknya 4, Nadin adiknya 5 donk!" kata Nadin
"kalau gitu Maryam adiknya 6 aja!" Maryam gak mau kalah.
"kalau Maryam adiknya 6, Nadin adiknya 7 donk!" timpal Nadin lagi.

dan teruuuuus seperti itu sampai adiknya belasan gitu deh.. 
sampai akhirnya...

"Mamaaaah... Nadin kok adiknya pengen lebih banyak melulu.. Maryam kan mau adiknya lebih banyak dari Nadin!"

hahaha... gimana caranya?!!!

Monday, March 7, 2011

Ke bonbin aja yuk?!

Liburan ini anak2 sudah dijanjikan main ke rumah Azziza dan Farah, mereka sudah tau pula jadwalnya, hari Rabu. Tapi berhubung baru sembuh dari penyakit menular, saya belum berani berkunjung ataupun dikunjungi orang. Yang namanya berkunjung, pastilah kami akan menggunakan toilet serta alat makan dan minum, yang mana bisa menjadi perantara penularan penyakit yang baru saja kami derita. Untuk mengurangi kekecewaan anak-anak, saya ajaklah mereka untuk mengunjungi kebun binatang, kebetulan cuaca cerah dan hangat, sangat mendukung lah pokoknya. Setelah melihat prakiraan cuaca, saya putuskan untuk mengunjungi kebun binatang esok hari.

"Neng, kita ke bonbin besok aja ya?!" kata saya.
"Horrrreeeeee.." teriaknya girang.
"Hm.. kita bekal apa ya?? pizza kali ya? mau gak?" tanya saya.
"Yaaaaa.." teriak Maryam.. "Mamah.. binatang apa yang suka makan Pizza?" lanjutnya.
"hah??? maksudnya??" tanya saya dalam hati.. "hm.. binatang apa ya?? Mamah juga nggak tahu.. tapi kita kan suka makan Pizza."
"oiyaya.. kita bekal cau (pisang) juga ya.. Binatang apa ya yang suka makan cau?" tanyanya.
"Binatang apa ya??" kata saya, balik nanya.
"Monyet!" jawabnya.. "Hm.. kita bekal apel juga ya.. Kayaknya kuda deh yang suka makan apel."
"
:D:D:D
Jadi bekal makanan itu buat kita apa buat binatang sih, Neng??

Kecap

Suatu pagi di dapur..

Maryam: "Mamah lagi ngapain?"

Saya: "Mamah mau masak ayam kecap"

Maryam: "Kecap kan bahasa Jerman?!"

Saya: "bahasa Jerman ada.. bahasa Indonesia juga ada. Kalau kecap di bahasa Jerman warnanya beureum (merah), kalau kecap di bahasa Indonesia warnanya hideung (hitam)"

Maryam: "kalau kecap hideung bahasa Jermannya... *mikir*"

terlintas di pikiran saya dia bakal menyebut Soyasosse... soalnya anak ini sedang senang menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Jerman dan sebaliknya..

dan akhirnya, setelah beberapa detik berpikir, keluarlah jawaban dr mulutnya.. "kecap schwarz!" jawabnya mantap.

Doh, dirinya memang paling bisa bikin Emaknya surprise ya!! :D