Saturday, February 26, 2011

Gaya Baru Neng Iyam

Entah darimana datangnya, tiba-tiba aja Neng Iyam kalau ngomong hanya memakai satu vokal aja dalam satu kalimat. Asalnya saya gak ngerti.. tapi setelah beberapa kali mendengarkan.. ternyataaaaaa.... hahahah..

Contohnya kemarin siang, pas dia mau pipis,
Maryam: "Mimih.. pipis.."
Saya: (cuma denger "pipis"nya aja) "ya boleh.."
Maryam: "tipi Miryim mii ditiminin simi mimih."
Saya: "hah???? apaa???"
Maryam: (ketawa-ketiwi) "Miryim mii simi mimih pipisnyi"
Saya: "hihihi.. yi idih.. cipit2 itih.. kibiri ngimpil.. " 

Malamnya, pas dia lagi dipeluk-peluk bapaknya (bapaknya suka gemesan sama Neng Iyam)
Maryam: "Meryem gek seke seme pepeh"
Bapaknya: "hah?? Maryam ngomong apa?"
Maryam: "ada deeeh.."
Saya: "hahaha.." --> ketawa karena Neng Iyam ngomong pake e semua.. plus bikin bapaknya "kacemes" gara2 jawaban keduanya.. (biasanya si akang yang suka jailin anak2 dengan kata "ada deeeeehhh")

Friday, February 11, 2011

Winter yang Mahal

Akhir-akhir ini Nadin merengek terus minta dibuatkan es stroberi. Sebenarnya sih di musim dingin tidak ada larangan minum es.. hanya, untuk saya, rasanya tidak enak aja kalau dingin-dingin minum yang dingin.. Jadi keinginan Nadin yang satu itu belum bisa diwujudkan, selain karena musim dingin gak enak minum yang dingin, juga karena musim dingin stroberi jarang dan kalaupun ada, mahal harganya.

Dari musim dingin, tiba-tiba saja obrolan berlanjut ke Indonesia..
"Kalau di Indonesia sih musim panas terus, gak ada winter," kata saya.
"Lho, kok di Indonesia gak ada winter? di Indonesia Winter mahal ya??" tanyanya..

:D:D:D

Setelah menerangkan kenapa di Indonesia tidak ada musim dingin, tiba-tiba saya jadi teringat kakak saya. Beberapa waktu lalu dia pernah bilang bahwa di Indonesia juga ada salju, tapi mahal biaya masuknya. Pokoknya kalau banyak duit mah, di Indonesia apapun ada.. Hm.. ada benernya juga sih pernyataan Neng Nadin tadi.. :D

Sunday, February 6, 2011

Raksasa



Apa hubungannya tinggi badan dengan usia?? makin tinggi badannya, makin besar usianya. Itu kata anak-anak saya. 

Sampai akhir tahun lalu, Nadin tampaknya tidak mengerti kalau usianya itu bertambah hanya setahun sekali pas hari kelahiran dia (karena kami memang tidak pernah merayakan ulang tahun, kecuali di Kindergarten saja). Menurut dia, usia itu bertambah ketika dia mencapai tinggi tertentu. Jadi kalau usianya setahun, tingginya segini, 2 tahun segini, 4 tahun segini, 6 tahun segini, 10 tahun segini, dst.. sambil menunjukkannya dengan telapak tangannya. Kalau Nadin banyak makannya, maka Nadin bakal cepat tinggi dan cepat bertambah umurnya. :D Saya sudah menjelaskan bahwa dia hanya ulang tahun sekali saja dalam setahun, di hari dan bulan tertentu, tidak bisa kapan saja, tapi tampaknya dia tetap tidak mengerti. Sampai akhirnya dia menemukan seorang temannya di Kindergarten yang berusia sama, namun badannya lebih kecil. Kenapa??? tanyanya. Lalu saya jelaskan bahwa perkembangan setiap anak berbeda, bisa jadi karena makannya yang berbeda, bisa jadi karena orang tuanya yang berbeda, dan lain-lain. Jadi meskipun usia sama, tapi tinggi badannya belum tentu sama, makanya tinggi badan seseorang memang tidak menentukan umur. Entah waktu itu dia mengerti atau tidak.

Sampai akhirnya ketika menjelang akhir tahun, kami banyak mendapat hadiah kalender. Di situlah saya terangkan tentang hari, minggu dan bulan, juga tentang hari lahirnya dia, hari lahir adik2nya, hari lahir kami semua. Dan akhirnya dia pun mengerti, kalau ternyata ulang tahun memang hanya sekali dalam setahun.

Meski begitu, teori "makin tinggi badannya, makin besar usianya" tetap berlaku di kepala mereka. Kenapa? karena di keluarga kami, teori itu memang masih kelihatan begitu adanya. Ligar yang paling muda, paling pendek badannya. Lanjut ke Maryam, kemudian Nadin, saya dan bapaknya. Suatu hari, entah darimana awalnya, pokoknya kami jadi lanjut ke obrolan ini:

Maryam: "Mama, Maryam udah gede?"
Saya: "iya donk!"
Maryam: "Maryam udah tua donk."
Saya: "hihihi.. ya belum atuh, kamu kan baru mau 4 umurnya, Maryam masih muda dibanding Mamah."
Maryam: "kalau Nadin udah tua donk, kan Nadin udah gede."
Saya: "Ah, Nadin juga belum, kan Nadin baru mau 6 tahun."
Nadin: "Mamah yang udah tua mah, mamah kan udah gede banget. Tapi yang paling tua mah Papah, soalnya Papah lebih gede lagi" (gede yang dimaksud disini "tinggi")

Maryam: "tapi tapi tapi.. tau gak siapa yang paling paling paling tua banget??? RAKSASA.. kan raksasa guedeeeeeeee bangettttt!!!!"

hahahahaaa... *jangan sekali-kali tertawa ketika Maryam ngabodor, bisa nangis dia karenanya*

Saya: "Eh, tau gak?? yang udah tua itu yang kulitnya udah keriput. Tau keriput?"
Keduanya menggeleng.
"peot.." lanjut saya.
Nadin: "kayak Oma donk!" (tetangga depan kamar kami)
Saya: "yup"
Maryam: "Tapi Maryam kalau mandinya kelamaan, tangan sama kakinya suka peot juga."

hihihi... gak pernah ada ujungnya deh kalau ngobrol sama anak-anak... :D