Wednesday, December 26, 2007

Aman hidup di Jerman, masihkah??

Setelah baca postingan Mbak Echa yang ini, ada sedikit rasa senang.. karena arena jalan2 jadi semakin luas.. (meskipun sampai saat ini kami bisa dikatakan sangaaaat jarang jalan2 jauh...). Tapi di sisi lain ada rasa takut yang lebih besar akan kemungkinan semakin meningkatnya tindak kriminalitas. Meskipun tujuan kami hidup di Jerman bukan untuk cari aman, tapi rasa aman ini menjadi  salahsatu alasan untuk membetahkan diri hidup di sini.

Jadi teringat setahun yang lalu, ketika aku masih duduk di bangku kursus bahasa. Kebetulan saat itu sedang membahas tema kriminalitas di Jerman. Ternyata... sungguh sangat diluar dugaan, tindak kejahatan di Jerman cukup tinggi juga. Dalam statistik yang dibuat oleh Kepolisian Jerman, hampir semua tindak kejahatan (penipuan, perampokan, pencurian sepeda/mobil, pengrusakan, dll) terjadi setiap 30 menit, bahkan beberapa diantaranya hanya dalam hitungan detik saja. Padahal dalam kacamataku sebelumnya, kehidupan disini aman-aman saja. Terbukti dengan satu kejadian dimana aku pernah kehilangan dompet tanpa satu kartu identitas pun. Tapi ternyata dompet itu kembali, lengkap dengan uang di dalamnya, hanya karena ada kwitansi peminjaman buku dari perpustakaan..

Tapi.. memang dalam hal ini, Muenchen, atau dengan kata lain Bayern, merupakan propinsi dengan angka kejahatan kedua terendah, sebelum Baden-Wuerttemberg. Sedangkan propinsi dengan angka kejahatan tertinggi diduduki oleh Hamburg yang disusul oleh Berlin dan Bremen. Tapi itu dulu, sekarang? bagaimana dengan kejadian pemukulan di salah satu U-Bahnhof di Muenchen? kisah seorang Nenek yang dijambret di Marienplatz? atau sepasang manula yang dipalak di S-Bahnhof Unterhaching? Masihkah hidup di Jerman aman? Bukan menakut-nakuti, tapi tampaknya kita harus mulai waspada dan hati-hati... Apalagi.. (kembali ke postingannya Mbak Echa).. setelah perluasan area Schengen... kemungkinan keamanan akan semakin sulit dikontrol.

Wednesday, December 19, 2007

Alufolie: Si Perak yang serba bisa

Aluminium folie (Alufolie) yang selama ini sering kita gunakan untuk membungkus roti, ternyata mempunyai banyak kegunaan lain. Alufolie bisa juga digunakan untuk memasak dan menyimpan makanan. Kedua permukaan Alufolie kedap terhadap gas dan cahaya. Oleh karena itu, aroma dari makanan tidak akan keluar, begitupun dengan zat asing dari luar tidak akan dapat masuk. Dia juga tahan panas, tidak mudah sobek dan sangat tipis. Memasak dengan Alufolie itu mudah, cepat dan sehat, ujar seorang koki yang namanya tidak tercatat itu, hehe... Sang Koki mendemokan beberapa masakan yang menggunakan Alufolie, salahsatunya begini: butter, lachsfillet (salmon), bayam dan wortel disimpan di atas alufolie, kemudian lengkapi dengan basilikum, garam dan minyak zaitun. (Sebenarnya dia juga nambahin wine putih sih... tapi kita kan gak boleh ya?!). Bungkus rapat, kemudian panggang.

Alufolie bisa juga digunakan di dalam freezer. Meskipun alufolie termasuk logam, tapi dia boleh dimasukkan ke dalam mikrowave, tapi jangan lupa menggunakan tutup. Meskipun begitu, orang lebih suka memakan makanan dingin daripada dihangatkan dalam mikrowave.

Alufolie mempunyai dua permukaan berbeda, yang satu mengkilap dan satunya lagi tidak. Permukaan mana yang digunakan untuk bagian dalam atau bagian luar bungkus?? Jawabannya adalah terserah. Terjadinya perbedaan kedua permukaan  tersebut karena dalam proses pembuatan alufolie terlalu tipis, sehingga perlu digandakan agar tidak mudah robek. Setelah proses penggilingan, kedua lapis alufolie tadi kembali dipisahkan. Oleh karena itulah, bagian luarnya mengkilat, sedangkan bagian dalamnya tidak. So, secara fungsional, kedua sisi tersebut sama saja.

Alufolie juga dapat digunakan untuk mengkilapkan kembali peralatan stainless steel (edelstahl). Caranya?? Siapkan wadah yang dilapisi alufolie, masukkan air hangat ke kuku ke dalamnya dan sedikit garam. Jangan lupa perabotannya ya?! Biarkan 30 menit. Peralatan tersebut jadi mengkilap kembali seperti baru. Bisa juga untuk mengkilapkan wastafel yang terbuat dari stainless. Gosok permukaan wastafel dengan menggunakan alufolie (yang sudah di remas2 hingga jadi seperti gulungan bola) dengan campuran sedikit air.

Gunting tumpul pun bisa diasah dengan menggunakan alufolie. Caranya?? Gunakan gunting  tersebut pada alufolie. Setelahnya gunting menjadi tajam kembali.

Hati-hati untuk yang memiliki tambalan gigi dari amalgam. Jika alufolie tergigit, alufolie dan amalgam akan menghasilkan tegangan listrik. Sehingga biasanya akan terasa sakit.

Dirangkum dari Wissenhunger ed. 18.12 2007

Tuesday, December 18, 2007

Sayur Asem

Description:
Ini juga resep Sayur Asem Sunda, tidak pedes seperti yang Betawi punya. Ini resep juga hasil eksperimen sendiri. Gak tau yang aslinya kayak gimana :D

Ingredients:
1 buah labu siam
1 bungkus kacang panjang
1 bungkus jagung semi (Babymais) atau 1 kaleng kecil jagung manis
1 buah wortel
garam
merica
gula
5 buah asem
1/2 buah tomat
terasi

Directions:
1. Sayuran dipotong-potong sesuai selera
2. masukkan semua bahan ke dalam rebusan air
3. Icip, sesuaikan rasa dengan lidah masing-masing

Sayur Kacang

Description:
Kalau ini resep Sunda aseli kayaknya. Soalnya orang Jawa kok pada gak kenal ya??

Ingredients:
1 kaleng kacang merah (Kidneybohnen)
air secukupnya
1 tangkai daun bawang
1 biji asam
2 lembar daun salam
1/2 buah tomat
gula merah
garam
merica
terasi (sedikit saja, itu juga kalo suka)

Directions:
1. didihkan air, masukkan semua bahan kecuali kacang merah
2. Icip-icip, kalo rasanya udah okeh (sayur ini rasanya manis ya...), masukkan kacang, biarkan sampai mendidih
3. Kalo menggunakan kacang mentah, kacangnya perlu direbus dulu, atau ngerebus sayurnya jadi lebih lama.
4. Enak di santap dengan pepes tahu atau ceplok telor
5. JANGAN masak sayur ini kalo TIDAK punya KRUPUK.

Perawatan gigi anak

Ini rangkuman dari penyuluhan yang didapat dari dokter gigi tadi. Moga2 aja gak ada yang salah diartikan atau terlupa.

1. sikat gigi anak dua kali sehari
Selama ini Nadin hanya sehari sekali (mau tidur aja). Kalo sehari dua kali berarti setiap habis sarapan dan mau tidur.

2. sampai umur 6 tahun anak perlu bantuan orang tuanya dalam menggosok gigi yang benar. Kalau dibiarkan sendiri biasanya kurang bersih.
Beberapa waktu lalu pernah ke dokter gigi dekat rumah, dokter gigi dewasa. Kalo menurut si Euceu ini mah, anak itu sebaiknya dibiarkan menyikat gigi sendiri, biar gak merasa terpaksa, yang bisa menyebabkan anak jadi trauma.
Nah kalo Nadin biasanya aku biarkan dia gosok gigi dulu sendiri, maen2 sepuasnya dia. Kalo udah, aku sikat lagi, bilang aja giginya masih kotor. Biasanya dia mau... dan jadi kebiasaan ampe sekarang.

3. Untuk memudahkan menyikat gigi (oleh orang tua), sebaiknya posisi anak berbaring.
Hm.. berarti selama ini kadang-kadang Nadin sikat gigi sambil berbaring, gak salah-salah amat donk, hehe... Awalnya sempet khawatir, takut jadi kebiasaan ampe gede.

4. Dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi elektrik. Biasanya pada awal menggunakan anak2 tidak suka, karena berisik dan bikin geli di gigi. Tapi coba aja terus...
Kalo Nadin alhamdulillah sekali pake langsung suka, bahkan kerjaannya sikat gigiiii terus, ampe sikatnya kolaps kehabisan batre, hehe...

5. Karena mulut anak-anak kecil, ruang untuk gigi geliginya menjadi sempit, sehingga setiap sela-sela gigi perlu dibersihkan dengan menggunakan benang gigi. Lakukan hal ini setiap malam.

6. Untuk keamanan (kemungkinan tertelan), gunakan pasta gigi khusus untuk anak-anak, terutama yang mengandung Fluoride.
Pasta gigi anak tidak apa-apa kalau tertelan.

7. sebaiknya lebih banyak minum air putih, jus dan soda sebaiknya dihindari. Kalaupun minum, sebaiknya diencerkan dengan air dan setelahnya sebaiknya sikat gigi
Untung di rumah memang jarang minum jus dan soda.. kecuali kalau ada tamu doank.. :D

8. Hindari makanan yang manis-manis (coklat, permen, dkk). Kalaupun sulit dihindari, usahakan beri setelah makan besar, lalu setelahnya gosok gigi.



Friday, December 14, 2007

Gudeg Jogja

Description:
Kalo yang ini nyomot dari web-nya Kharisma, yang diambil dari blognya Mbak Riana Karlsruhe. Makasih ya, Mbak... gudegnya enak banget...

Ingredients:
2 kaleng nangka muda
10 butir telur ayam, direbus dan kupas
10 potong ayam
1 liter Santan
lembar daun salam
Lengkuas
Garam
Gula Jawa
Kecap manis
kalo ingin warnanya merah, kulit daun bawangnya jangan dibuang, tapi masukkan ke dalam gudegnya.

Bahan yang dihaluskan:
10 buah bawang merah (atau bisa diganti dengan vcampuran bawang bombay dan schalotten)
3 buah bawang putih
2 sdt ketumbar
2 butir kemiri, yang sudah disangrai



Directions:
1. daun salam dan lengkuas disusun di dasar panci. Taruh ayam diatasnya, lalu masukkan sebagian bumbu yg dihaluskan; kemudian taruh diatasnya lagi nangka dan telor rebus, kemudian masukkan sisa bumbu halus.
2. Masukkan santan hingga menutupi bahan-bahan tsb. Masak dengan api kecil hingga santan hampir habis. (jangan lupa sambil sesekali di buka & diaduk rata; dan juga agar bagian bawah tidak gosong).
3. Gudeg siap disajikan dengan nasi panas & sambal krecek sbg teman pelengkapnya

Pepes tahu

Description:
Kalo yang ini resep dari ibu mertua tercinta.. ;)

Ingredients:
1 buah tahu
1/2 siung schalloten atau 1 siung bawang merah
1/2 buah tomat, buang bijinya
garam
merica
daun jeruk

Directions:
1. tahu dicuci, kemudian dihaluskan (biasanya saya gunakan ulekan)
2. bawang dicincang halus
3. tomat dipotong kotak-kotak kecil
4. satukan semua bahan, bumbui
5. masukkan ke cetakan, kukus sampai matang (kira-kira 15 menit)

Muffin Kentang

Description:
Resep ini hasil modifikasi dari buku 'Kochen für Kinder'. Untuk 12 - 14 buah Muffin.

Ingredients:
1000 g kentang
250 g mozzarella
50 g frischkaese
2 buah telur
garam
merica

Directions:
1. kentang direbus sampai matang, kemudian dikupas dan dihaluskan. Sisihkan.
2. mozzarella di potong kotak-kotak. Sisihkan.
3. telur di kocok, bubuhi garam dan merica
4. masukkan kentang, mozzarella dan frischkaese
5. Aduk sampai rata, masukkan ke cetakan muffin yang sudah dibubuhi minyak atau diberi kertas.
6. Bakar di oven sekitar 40-45 menit.

Kue Koneng Coklat

Description:
Resep kue ini dicomot dari dapurnya Bunda Zidan dan Syifa. Nama aslinya sebenarnya brownies kukus hitam putih. Tanpa bermaksud merubah aslinya, Nadin menyebut kue ini dengan sebutan kue coklat koneng, sesuai dengan warna yang dia lihat ;) Kue ini juga dibuat setengah dari resep aslinya.

Ingredients:
4 butir telur
200 g gula pasir
100 g terigu
1/2 sdt baking powder (backpulver)
1/2 sdt vanili
sedikit garam
30 g coklat bubuk
150 mL minyak goreng

Directions:
1. Gula dan telur dikocok sampai mengembang
2. Masukkan terigu, baking powder, vanili dan garam. Aduk
3. Masukkan minyak. Aduk sampai rata.
4. Setengah bagian adonan masukkan ke dalam loyang, kukus selama 15 menit (sampai permukaannya kering)
5. Setengah adonan lagi bubuhi coklat, aduk rata.
6. Setelah adonan kuning kering, angkat dari kukusan, bubuhi meises coklat.
7. Tuangkan adonan coklat, kukus lagi selama 20 menit.

Toilet Training....

Kalau diceritakan dari awal... kisah ini bakalan panjaaaaang bangetttt.... Sebenarnya... pengennya... Nadin bisa ke toilet sendiri sedini mungkin, target maksimal umur 2 tahun lah... Makanya sejak Nadin umur 1 tahun 8 bulan, aku sudah membelikan dudukan buat di toilet. Pertamanya dia nggak suka, tapi lama-lama mau juga. Setiap mau bab, aku dudukkan di situ.

Nah, karena waktu itu aku masih ikutan kursus bahasa, dan Nadin dengan sangat terpaksa harus dititipkan di Krippe, maka proses toilet training ini jadi tertunda.. (abis nyampe rumah udh kecapekan, blom nyiapin makan keluarga dan tugas-tugas buat besoknya... -alesan bangeth-). Tapi waktu itu Nadin udh bisa bilang kalo mau bab. Dan sebenarnya ada satu kesalahn besar waktu itu. Aku pikir tiap anak ada masanya untuk bisa ke toilet sendiri. Padahal kalo gak dilatih, gimana bisa ya??

Nah, sewaktu pulang ke Indo kemaren, baru nyadar kalo ternyata Nadin itu udah gede, hehehe.... dan udh gak pantes lagi pake popok. Tapi mau dilepas... gimana ya??? rumah mertua euy! kasian kalo rumahnya jadi bau.. hehe... So, aku tekadkan begitu datang ke Munich lagi, Nadin popoknya HARUS dilepas!

Sampailah kami kembali di Munich. Tekad itu kini harus dijalankan! Pertama kali lepas popok, Nadin jadi ngompol terus. Tiap 15 menit dia ngompol. Setelah 3 kali pipis, dan basah terus, dia merengek untuk kembali mengenakan popok. Duh... akhirnya aku pakein lagi popok.. ***SALAH BESAR*** seharusnya aku konsisten.. cuman waktu itu emang niatnya masih krang bulet kali ya....

Beberapa minggu sudah berlalu... dan akhirnya pada satu pagi aku bilangin ke Nadin, kalo popoknya habis. Jadi mulai sekarang Nadin gak usah pake popok lagi. Alhamdulillah dia ngerti dan mau tanpa popok. Jadi hari itu (tepatnya hari minggu pekan lalu), Nadin tidak mengenakan popok.. (pampers maksudnya.. ). Tapi di celana dalamnya aku selipin popok kain, biar pas dia ngompol, air kencingnya gak kabur kemana-mana. ;)

Hari pertama:
Hari ini bener-bener aku biarkan dia pipis di celana, biar dia tau, kalo dia pipis di celana, celananya bakalan basah. Seperti pengalaman yang lalu, pertama kali buka popok, dia jadi sering pipis. Mungkin biasa dumpelnya gede.. pas ga didumpel, remnya jadi blong, hehe... Tapi maju ke siang.. lumayan jadi agak jarang. Nah, hari itu.. cucian baju.. numpuuuuuukkkkk!!!! yang sabar yaaa... menghibur diri tea. Jadi kebayang ibuku, waktu kami kecil tentunya lebih repot dari ini.. :'((

Hari kedua:
Di hari ini mulai kucatat, jam berapa Nadin pipis? apakah di celana atau di kamar mandi? Alhamdulillah ada kemajuan, hari ini 3 kali dia bisa pipis di kamar mandi.

Hari ketiga:
Hari ini dicoba untuk mengikuti pola hari kemaren. Rata-rata Nadin pipis setiap 1,5 jam, maka setiap 1,5 jam aku bawa dia ke kamar mandi. Dan membawa Nadin ke kamar mandi juga bukan hal yang mudah, dia tidak selalu mau, mungkin dingin ya... jadi males.... Jadinya mesti diberi pengertian sambil dibujuk-bujuk dulu... Menurutku ini hal penting, soalnya kalo sampai dia dipaksa ke kamar mandi, takut jadi trauma nantinya. Hasil hari ketiga ini lumayan... jauuuh lebih baik dari sebelumnya (dari segi cucian maksudnya, hehe..). Dia cuman pipis sekali di celana. Itupun pipis pertama pagi-pagi... mungkin masih sisa yang tadi malam...

Hari keempat:
Hm.. semalam Nadin nggak ngompol di kasur, alhamdulillah... Pokoknya dia bangun, langsung diajak ke kamar mandi. Tapi seperti hari kemaren, setengah jam setelah pipis, dia udh pipis lagi di celana. Mungkin masih sisa semalam, hehe... Tapi berikutnya.. siiiip....

Hari kelima:
Sama persis seperti hari keempat. Eh, tapi ada dua kali dia bilang denk. Pertama waktu bangun tidur siang, tiba2 dia manggil, trus bilang kalo mau pipis. Yang kedua, waktu mau bab, dia bilang juga... alhamdulillah... ada kemajuan.

Hari keenam:
Masih sama. Masih harus aku yang ngajak ke kamar mandi.

Kalau dianalisis dari pengalaman sendiri nih, sebenarnya toilet training ini tergantung ortunya ya. Pertama, tekad ortunya harus bulat, jangan takut nanti kalo anak ngompol gimana.. rumah jadi bau, dsb. Kedua, ortunya harus rajin-rajin ngajakin anaknya ke kamar mandi. Ketiga, ortunya harus konsisten, biar anaknya jadi gak bingung. Keempat, ortunya harus sabar...

Ya.. mohon doanya aja.. moga-moga Nadin dimudahkan untuk bisa ke toilet sendiri, amiin...

Soto Bandung

Ingredients:
1/2 kg daging sapi (iga lebih enak)
1 buah lobak ukuran besar
jahe
lengkuas
daun salam
serai
garam
merica
gula

Directions:
rebus daging sampai empuk, potong kotak-kotak sesuai selera.
kupas lobak (ngupas lobak harus agak tebelan ya, biar gak liat ;) ), iris, rebus, tiriskan.
ambil sebagian kaldu daging, tambahkan air, rebus lagi.
Masukkan rempah-rempah (jahe, lengkuas, daun salam dan serai), bubuhi bumbu (garam, gula, merica).
Masukkan daging dan lobak ke dalam kuah.
Sajikan panas.