Wednesday, March 26, 2008

Waffel


Description:
buat sarapan.. cocok..
buat cemilan.. oke..
buat tamu dadakan... bisa..
buat bekal jalan-jalan... siiip deh..

Bikinnya gampang dan cepat, rasanya enaaaaak...

resep asli diambil dari sini

Ingredients:
3 telur
125 g gula pasir
1 bks Vanili
125 g Margarine
1 sdt Baking powder
250 g tepung
250 ml susu
garam


Directions:
1. Kocok telur, gula dan vanili dengan mixer pada kecepatan tinggi.
2. Masukkan margarine, aduk.
3. Masukkan baking powder, tepung, susu dan garam, aduk lagi.
4. Panggang di cetakan waffel.
5. Siap dihidangkan. Bisa dimakan gitu aja, tapi lebih enak jika dimakan dengan selai, sahne (cream), nutella, gula halus, dll.

[Ed. Revisi] Martabak manizku binti TehEvi binti HertiKitchen ;)


Description:
Saking gak tahan ngeces lihat martabak manisnya Teh Evi, akhirnya, tanpa menunggu lebih lama lagi, kemarin berhasil dicoba. Berbeda dengan Teh Evi, yang merasa martabaknya belum sempurna, martabakku... meskipun hasilnya tidak ada apa-apanya dibandingkan buatannya Teh Evi, tapi diriku merasa sudah teramat sangat berhasil membuat martabak manis, hehe.. Kebayang donk, biasanya berarti gak pernah berhasil....

Nuhun pisan, Teh Evi, resepna. Punten pisan yeuh ku Ina di copy-paste di dieu.. ;)

********************
Berhubung kini tidak punya lagi susu bubuk... dan fermipan... maka resep ini sedikit di revisi, disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada di sini. ;)

Ingredients:
500 gr terigu
50 gr gula pasir
2 sdt fermipan (diganti dengan 1/2 blok Frischhefe)
1/2 sdt baking powder (back pulver)
1 sdt garam
1 sdm susu bubuk (tidak digunakan lagi)
500 ml Air (diganti dengan 300 mL susu dan 200 mL air)

2 butir telur,kocok lepas
1/2 sdt soda kue (natron)

margarin untuk olesan
isiannya: sesuaikan dengan selera masing masing


Directions:
1. campur air dengan gula pasir, fermipan/hefe, back pulver, garam dan (susu bubuk) hingga rata.
2. Tuangkan sedikit demi sedikit ke dalam tepung, sambil diaduk hingga menjadi adonan yang halus (hasil adonan agak kental).
3. Biarkan adonan selama 1 jam hingga adonan mengembang 2 kali (biar cepat, simpan di oven dengan suhu sekitar 37)
4. campur telur yang tadi dikocok lepas dengan soda kue, kemudian tuang ke dalam adonan tepung yang telah mengembang, aduk rata.
5. sementara itu panaskan wajan teflon atau wajan martabak dengan api kecil.
6. olesi dengan margarin (bila terdengar bunyi cesss berarti wajan sudah panas), lap wajan. Kemudian tuang adonan, biarkan adonan sampai berongga, taburi gula, baru di tutup.
7. Bila telah matang, olesi permukaannya dengan margarin, selanjutnya terserah anda ..mau coklat meises, keju atau kacang.
8. Lipat 2, lalu olesi permukaan luarnya dengan margarin.
9. hidangkan hangat hangat.

Monday, March 24, 2008

Lontong isi spesial buat bekal jalan-jalan ;)


Description:
Lontong ini dibuat dengan penuh cintaaaaaaa, spesial untuk suami dan anak-anak tercinta serta adik-adik yang akan ikut jalan-jalan hari ini. Tumben-tumbenan lagi diriku begitu semangat jalan-jalan, padahal biasanya aku lebih suka tinggal di rumah. Dan tumben-tumbenan lagi bikin bekal segala, buanyak lagi.... padahal biasanya cukup ngandelin jajanan di pinggir jalan aja, hehe...

Ternyata.. jalan-jalannya nggak jadi.... eh.. bukan nggak jadi sebenarnya, tapi diubah tempatnya ke Deutsches Museum. Meskipun Deutsches Museum ini salah satu tempat yang amat sangat ingin aku kunjungi dari dulu, tapi kok sekarang malah jadi males banget mau ke sana, mungkin karena dari kemaren sudah membayangkan bakal menyusuri sungai Donau atau mengunjungi Schloss yang kabarnya paling indah di Bayern ini (Bukan Neuschwanstein lho!). Yah, apa hendak dikata, hari ini bakalan kenyang makan lontong nih, hihihi....

Ingredients:
Bahan Lontong: dicomot dari Dapur Bunda
800 g beras
2,8 L air

Bahan isi: (mengandalkan bahan yang ada)
2 buah kentang
3 buah wortel ukuran sedang
125 gr daging cincang
1 buah bawang bombay
2 siung bawang putih
2 batang daun bawang
garam
pala
merica

Directions:
1. Didihkan air, masukkan beras, aduk.. jangan sampai gosong bawahnya, sampai air asat.
2. buat bahan isi, potong kecil-kecil semua bahan.
3. Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai harum
4. Masukkan daging cincang, sampai berubah warna
5. Bubuhi garam, pala, merica
6. Masukkan wortel dan kentang serta daun bawang
7. Masak sampai matang
8. Bungkus-bungkus bahan nasi dengan isi dengan daun pisang (karena gak punya, jadinya pakai aluminium foil)
9. Kukus kurang lebih 30 menit.
10. Siap disantap.

Sunday, March 23, 2008

Sommerzeit... Winterzeit... pusyiiiiing deh..

Semenjak tinggal di Jerman, banyak hal-hal yang berkaitan dengan waktu yang bikin pussyiiing 14 keliling. Pertama, waktu sholat yang tidak konsisten.. :D Konsisten denk... dari posisi mataharinya. Tapi dari segi jam-jamannya... waduh... di puncak-puncaknya musim panas, kami yang baru bisa sholat maghrib kira-kira pukul 21.30, Isya menjelang tengah malam dan shubuh  jam 2 malam. Sebaliknya di puncak-puncaknya musim dingin, dhuhur, asyar, maghrib dan Isya jaraknya masing-masing paling hanya 1,5 jam-an. Saat ini harus benar-benar mengatur waktu keluar rumah (misal belanja), agar tidak ketinggalan waktu sholat. Tapi sebenarnya perubahannya juga gak drastis banget sih, kan bergesernya dikit-dikit.. KECUALI.. di akhir bulan Maret dan akhir bulan Oktober, waktu sholat ini akan bergeser sebanyak 1 jam, padahal posisi matahari tidak jauh berbeda. KOK BISA???

Ya bisa donk... Kan jamnya yang diputer satu jam lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya. Kalau di Jerman, hal ini disebutnya Zeitumstellung (perubahan waktu). Ada yang disebut Sommerzeit (Waktu musim panas) dan Winterzeit (Waktu musim dingin). Sommerzeit dimulai setiap hari Minggu terakhir di bulan Maret, pada pukul 2 malam jam akan diputar satu jam ke depan, sehingga malamnya lebih pendek. Sedangkan Winterzeit dimulai pada hari Minggu terakhir di bulan Oktober, pada pukul 3 malam jam akan diputar satu jam ke belakang, sehingga malamnya lebih panjang. Karena itulah, beda waktu Jerman-Indonesia jadi 5 jam ketika Sommerzeit, dan 6 jam ketika Winterzeit.

Sommerzeit baru diberlakukan pada tahun 1980. Alasan utamanya untuk menghemat energi sebagai akibat terjadinya krisis minyak di Jerman pada tahun 1973. Selain itu, juga untuk menyamakan dengan negara-negara tetangga yang sudah memberlakukan hal ini lebih dulu. Diantara tahun 1950 - 1980 tidak ada yang namanya Sommerzeit di Jerman. Tapiiiii.. sebelum-sebelumnya, ada lebih banyak Sommerzeit. Misalnya pada tahun 1947, selain terdapat Sommerzeit, juga ada Hochsommerzeit. Jadi, sebenarnya perubahan waktu di Jerman mulai ada sejak 1916, disusul 3 minggu kemudian oleh Britania Raya dan Irlandia.

Ternyata Zeitumstellung ini tidaklah sesederhana memutar satu jam maju/mundur saja. Biasanya hal ini mengakibatkan kekacauan bagi beberapa orang (Seperti yang dibilang Mbak Rustka salah satunya). Ketika pergantian ke Sommerzeit, malam menjadi lebih pendek. Karena itu, jam tidur juga menjadi berkurang... jangan heran kalau banyak orang yang terlambat datang di awal-awal perubahan waktu ini akibat telat bangun :D. Kalau pergantian ke Winterzeit malah jam tidurnya yang nambah, jadi tidak terlalu masalah lah yaa..

Masalah ini juga menimpa orang-orang yang kebagian kerja malam (misal: dokter jaga), jam kerja mereka jadi berkurang ketika masuk Sommerzeit, dan bertambah satu jam ketika masuk ke Winterzeit. Bahkan kereta malam (Nachtzug) juga ikut-ikutan pusing.. untuk mengejar waktu sampai di tempat tujuan, biasanya Nachtzug ini harus berangkat satu jam sebelumnya. Heran juga saya sebenarnya, kenapa sih DB (Deutsche Bahn) gak bikin jadwalnya disesuaikan dengan waktu setempat kereta berada.. seperti pesawat terbang gitu lho.. Tapi saya juga belum pernah sih naik Nachtzug pas pergantian waktu ini, jadi gak tau hal ini benar terjadi atau tidak. Beda lagi dengan Ebay... hehehe... Katanya nih ada komputer yang bisa set up sendiri waktu dari Winterzeit ke Sommerzeit, ada yang tidak. Pernah kejadian, di Ebay ada yang nge-bid sejam lebih awal... dan menang... Sejam kemudian, ada yang nge-bid lagi.. dan menang lagi... Nah lo.. yang mana yang menang sebenarnya??? Tentu saja yang harganya paling mahal kali kalau buat si penjual mah, hehehe....

Nah, jangan lupa ya, perubahan waktu berikutnya akan jatuh pada tanggal 30 Maret 2008, hari Minggu yang akan datang. Dan jangan lupa juga buat ibu-ibu Muenchen... di hari tersebut akan ada pengajian KIMM, jadwal dan lokasi sudah dikirim ke milis KIMM. Ditunggu ya kedatangannya.... ;)

-Selesai-

Thursday, March 20, 2008

Wednesday, March 19, 2008

Yuk, rame-rame beli tiket tahunan.. ;)

Dua hari terakhir ini, berita yang jadi headline di koran-koran Muenchen apalagi kalau bukan kenaikan harga tiket angkutan umum. (Waddduuuh... lagi-lagi naik nih..). Kabarnya kenaikan ini mencapai 13,1%, dan yang mengalami kenaikan paling buruk adalah tiket untuk para pelajar, anak-anak (6-15 tahun), dan senior (manula). (Wadduuhhhh lagi..) Untuk lebih jelasnya, tiket ini naik berapa persen.. tiket itu naek berapa... bisa baca di koran-koran terdekat ;)

Tapiiiii... tenaaaang... hal ini baru berlaku tanggal 1 Juli nanti. Makanya, mumpung harga belum naik, yuk.. rame-rame beli ABO Monatskarte  aja.. (langganan tiket bulanan buat setahun). Selain dapat diskon 2 bulan.. (bahkan kalau bayar tunai buat setahun, diskonnya jadi 2,5 bulan), saat ini kan harganya masih harga lama ;) Tiket ini ada dua macam, ada yang pakai identitas, ada juga yang tidak. Dua-duanya ada untung ruginya. Kalau yang beridentitas, hanya bisa dipakai sendiri, aman dari penyalahgunaan orang lain, disaat kita lupa bawa pas ada kontrol, dendanya 10 Euro aja, ruginya gak bisa dipake gantian ama suami/istri/teman. Kalau yang tanpa identitas, bisa dipake gantian... tapi kalau lupa bawa pas ada kontrol, dendanya yaaa.. 20 Euro...


Friday, March 14, 2008

Puten Nugget

Description:
Gara-garanya waktu ke toko Turki kemarin, Chicken Nugget yang dicari lagi nggak ada, jadinya gak jadi beli. Eh, pas di rumah baru keingetan kalau bisa bikin sendiri. Sayangnya lagi gak punya dada ayam, yang ada dada puten (kalkun). Seperti biasa deh, bikin dengan bahan seadanya. Resep aslinya diambil dari Detikfood, tapi sedikit diubah untuk memudahkan memasak, hihihi.... Dasar ibu-ibu (baca: Ibu Ina).. kalau belanja, cari tempat termurah, kalau masak, cari cara termudah :D:D:D

Ingredients:
5 lembar roti tawar, (harusnya buang kulitnya, tapi da kulitnya juga gak gosong, jadi dimasukin aja semua :D), potong kasar
250 ml susu cair
2 sdm margarin
75 g bawang Bombay, cincang halus
500 g daging kalkun cincang
1 buah telur ayam
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt garam
minyak untuk menggoreng

Lapisan:
1 buah telur ayam
150 g tepung panir


Directions:
1. Rendam roti tawar dengan susu cair hingga lembut dan hancur.
2. Panaskan margarin hingga leleh. Tumis bawang Bombay hingga layu. Angkat.
3. Campur roti tawar dengan bawang Bombay tumis, dan daging ayam. Aduk hingga rata.
4. Tambahkan telur, merica, dan garam. Aduk hingga rata.
5. Taruh adonan dalam loyang segi empat. Ratakan.
6. Kukus dalam dandang panas hingga matang. Angkat, dinginkan.
7. Lepaskan dari loyang, potong-potong sesuai selera
8. Celupkan tiap potongan dalam telur kocok. Gulingkan dalam tepung panir hingga rata.
9. Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga kuning keemasan.
10. Angkat, tiriskan dan sajikan hangat.

Wednesday, March 12, 2008

Naik gaji apa perlu??

Akhir-akhir ini di sini lagi banyak pemogokan. Perawat, supir-supir angkutan umum, bahkan sampai guru TK pun ikut mogok... alasan cuma satu, minta kenaikan gaji. Bisa dimengerti sih, gara-gara harga minyak naik, ditambah lagi Euro yang makin menguat dibanding Dollar, membuat harga-harga semakin meningkat. Menurut si Akang, sebenarnya kenaikan gaji itu tidak berpengaruh buat para Arbeitgeber alias pemberi kerja, atau dengan kata lain majikan. Karena dengan meningkatnya upah, maka harga-harga barang juga akan naik. Hal ini diperkuat ketika saya membaca koran hari Rabu yang lalu. Katanya, di tahun 2007, penghasilan orang Jerman (maksudnya orang yang bekerja di Jerman) meningkat sebesar 1,4%. Kenaikan ini diikuti dengan kenaikan harga dan kebutuhan hidup sebesar 2,2%
Gak berasa donk naek gaji juga, kalo harga-harga naiknya malah lebih besar... Dan para ahli memperkirakan hal serupa akan terjadi di tahun 2008 ini.

Jadi, sebenarnya perlu gak ya naik gaji itu??! ya perlu atuh.. untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin membengkak... Tapi kalau gaji naik, harga ikutan naik lagi. Katanya, perbanyak barang agar harga turun... (inget prinsip Ekonomi!). Tapi lagi..untuk meningkatkan produksi, berarti nambah jam kerja donk?! Ah.. pusing deh...

Kalo buat saya sih, gaji itu gak perlu besar, yang penting cukup...
cukup buat makan.....
cukup buat pakaian...
cukup buat rumah...
cukup buat sekolah anak2...
cukup buat mobil...
cukup buat sawah....
cukup buat emas berlian....
cukup buat..... hihihi.. udah ah... tanduknya dah mulai keluar nih...

Berapapun penghasilannya, jangan lupa bersedekah dan berinfaq ya..
juga zakat kalau udah mencapai nisabnya..;)

Tuesday, March 11, 2008

Gummibäbchen...

Gummibäbchen??
Salah ketik ya?? Jawabnya NGGAK! tapi bahasana meni amburadul... campuran Indo-Jerman, hihihi... *tong diturutan Nadin nya..*

Jadi begini ceritanya... Saat pulang dari Kindergarten hari ini, di dalam Bus, Nadin duduk di sebelah bapak-bapak yang baik dan ramah. Beberapa kali dia ngeliat ke Nadin sambil senyum-senyum. Sampai akhirnya dia mengeluarkan bungkusan kecil dari sakunya, kemudian dikasih ke Nadin. Setelah turun baru ada kesempatan melihat bungkusan itu, ternyata isinya Gummibärchen   (Gummi = karet, Bärchen = beruang kecil, Gummibärchen = permen kenyal; konon dinamakan Gummibärchen karena produk pertama permen kenyal ini bentuknya beruang). Aduuuh.. pusing deh kalau dikasih permen yang satu ini, soalnya 99,99% pasti tidak halal karena mengandung gelatin babi.. Makanya aku menyebutnya Gummibäbchen (bäbchen = babi + chen) . Ada juga sih Gummibärchen yang halal, infonya bisa dilihat di blognya Mbak Dwi.

Nah, ketika Nadin minta dibukakan, aku bilang kalau Nadin gak bisa makan Gummibärchen yang ini, soalnya ada babinya, nanti makan punya Mami aja di rumah. Begitu aku selesai ngomong, dia langsung menatap lekat-lekat si bungkusan itu, dan diperhatikannya satu persatu si beruang-beruang kecil itu. Aku pikir mungkin dia lagi merenungkan apa yang aku bilang barusan.

Kemudian dia nanya, "Mami, babi mana??". Oalaaah... ternyata dari tadi terdiam tuh nyari si babi toh?? kiraiiiin.. hihihi... pantesan mukanya bingung.. kali yang dia liat beruang semua kok, gak ada babinya?!

Monday, March 10, 2008

"Tapi saya mah muslim modern, makanya..."

Ketika saya baru masuk ke dalam lift menuju U-Bahn (Subway), tiba-tiba nampak ibu-ibu setengah baya lari tergopoh-gopoh sambil melambaikan tangannya, tanda minta ditunggu. Akhirnya kami pun bisa barengan di dalam lift dan (tanpa disangka-sangka) beliau memulai perbincangan kecil. Tanpa di sangka-sangka, karena biasanya orang-orang di sini cuek dan tidak peduli sekitarnya, meskipun itu ada di dalam ruangan sekecil lift.

"Turki?" tanyanya dengan raut muka tanpa ekspresi alias lempeng. Pertanyaan standar.. maksudnya bukan pertama kalinya saya disangka orang Turki. Kebanyakan pasti karena jilbab saya ini, maklum di Jerman banyak sekali orang Turki yang berjilbab. Kedua, hehe.. mungkin karena wajah saya ini agak sedikit nyerempet mirip orang Turki.. (maaph.. lagi kepedean tingkat tinggi , gpp lah.. sekali-kali..hihi.. ). Soalnya pernah ada (dan bukan hanya sekali) orang Turki yang dengan akrabnya mengajak saya ngobrol dengan bahasa Turki.. tentu saja saya bingung, dan langsung menjawab pake bahasa Jerman. CUT!! kembali ke percakapan tadi ya..

"O.. bukan... saya mah dari Indonesia.." jawabku.
"Ach so... biasanya kan yang pakai Kopftuch (jilbab) kayak Anda orang Turki."  katanya.. masih tanpa ekspresi... Ternyata si ibu ini termasuk orang-orang dengan alasan pertama
"Kalau bukan orang Turki, biasanya Arab, Syria, Afrika..." lanjutnya. "Anda Muslim kan?" tanyanya lagi.
"Iya." jawabku pendek.
"Saya juga muslim..." katanya.
"Oya??" kaget campur gembira. Saya sama sekali tidak menyangka kalau ibu ini muslim, selain tidak mengenakan jilbab, mukanya pun tidak ada wajah-wajah arab/turkinya. Orang Jerman juga bukan sih kayaknya... Lebih mirip Eropa Timur.
"Iya, tapi saya mah muslim modern, makanya gak perlu pakai jilbab.." katanya sambil berlalu dari lift dan masih tetap tanpa ekspresi.. Dan saya pun ditinggalkannya masih dengan muka bengong...

*percakapan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ala saya :D

Saturday, March 1, 2008

Kyrill berlalu, siap-siap Emma datang.

Pagi ini (jam 3) saya dibangunkan Nadin, ternyata dia mau pipis, katanya. Pagi buta begini, berisiknya minta ampun. Ternyata itu hanyalah suara angin yang terasa seperti orang menjerit-jerit di luar sana. Entahlah, di rumah ini memang suara angin kencang selalu kedengaran seperti ini, mungkin karena kami tinggal di lantai 5. Sampai-sampai Kang Ahya yang sempat menginap di rumah kami beberapa hari, sempat ketakutan dengan suara angin ini.

Setelah baca koran online, ternyata memang hari ini sedang ada badai angin "Kyrill" yang kedua, setelah sebelumnya januari tahun lalu yang mencapai 202 km/jam, memakan 47 korban, 11 diantaranya di Jerman, dan menyebabkan kerugian sebesar 3,5 milyar Eur.

Akhir pekan ini diperkirakan akan datang "Emma". Siapa lagi nih??? Emma itu ternyata angin kencang yang disertai petir dan guruh serta badai. (Btw, kenapa ya nama badai angin gini selalu nama perempuan? apa angin ganas seperti perempuan? hihihi...). Angin kencang ini diperkirakan akan mencapai kecepatan 135 km/jam.

Banyak hal yang diubah gara-gara badai ini, termasuk acara "Wetten dass..?" yang terpaksa dipindahkan ke Halle. Para pengendara mobil disarankan untuk sangat hati-hati. Pada hari Sabtu dan Minggu ini kita sangat disarankan untuk tinggal di rumah saja. Meskipun badai angin begini, temperatur tetap sedang-sedang saja, berkisar antara 10 - 15 derajat celcius. Tapi aku bisa bayangkan kalo pas kena angin mah... pastiii weeee dingiiiiiiiin.

Jangan lupa bayar zakat profesi ya ;)

Akhirnya sempat juga sore tadi membaca majalah warisan dari Mbak Nuri. Kebetulan saya membuka salah satu halaman yang berisikan artikel tentang zakat profesi. Duh... jadi inget kalo duluuuuu (saking udah lamanya) pernah janji ama seseorang akan mencarikan detil-detil tentang zakat ini. Dan sebenarnya saya sendiri juga masih belum paham benar, makanya suka lieur juga kalau ada yang nanya  Semoga belom telat deh sekarang ya, Mbak...

Sebenarnya masalah zakat profesi tidak pernah dibahas dalam literatur fiqih klasik. Oleh karena itu, ada sebagian ulama yang tidak mengakui, ada sebagian lain yang mengakui adanya zakat profesi, salah satunya adalah Yusuf Qardhawi.

Ulama yang tidak sepakat berpendapat bahwa tidak ada kewajiban zakat terhadap harta yang dihasilkan dari profesi karena tidak memenuhi syarat wajib zakat, diantaranya, harta harus sudah dimiliki selama 1 tahun dan selama 1 tahun tersebut tidak pernah berkurang dari nisabnya sebanyak 85 g emas murni. Adapun dalil yang dijadikan landasan: "Dan tidak ada kewajiban di dalam harta sehingga mengalami putaran Haul" (HR. Abu Daud) dan "Barang siapa mendapatkan harta maka tidak wajib atasnya zakat sehingga menjalani putaran Haul" (HR. Tirmidzi).

Sedangkan ulama yang sepakat berpendapat bahwa kewajiban haul tidak berlaku dalam zakat profesi. Sebab analogi yang dipakai adalah zakat pertanian yang wajib dikeluarkan zakat saat panen. Berdasarkan hal ini, maka zakat profesi dikeluarkan saat penghasilan diterima, setelah mencapai nisab tentunya. Selain itu, hal tersebut diperkuat pula oleh Firman Allah, "Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah sebagian hasil usaha kalian" (QS. Al-Baqarah: 267)

Mengenai kisaran zakat yang wajib dikeluarkan, Muhammad Ghazali sebagaimana dikutip Qardhawi cenderung mengambil nisab tanaman dan buah-buahan sebagai ukuran, yaitu sebesar 50 wasaq atau 653 kg gabah kering giling atau 520 kg beras. Kalau di sini, anggaplah beras harganya 1,5 Eur per kg, dikalikan 520 kg, jadi 780 Eur. Barang siapa yang berpendapatan lebih dari 780 Eur, maka dirinya sudah termasuk wajib zakat. Untuk yang berada di tempat lain silahkan hitung dengan harga beras di masing-masing tempat Adapun prosentase zakat yang dikeluarkan sama dengan zakat emas dan perak, sebesar 2,5%.

Di sini ada dua pendapat lagi, sebagian ulama sepakat memotong 2,5% dari penghasilan kotor (sebelum dikurangi kebutuhan), sebagian lain berpendapat dari penghasilan murni (setelah dipakai untuk memenuhi kebutuhannya). Kalau kami sendiri biasanya memotong 2,5% dari penghasilan murni yang masih kotor (lho?!), maksudnya penghasilan yang sudah dipotong pajak tapi belum digunakan untuk memenuhi kebutuhan.  Nah, sekarang, sok atuh hitung penghasilan masing-masing... kalau sudah mencapai nisab, jangan lupa bayar zakatnya ya...


Sumber: majalah Paras edisi Oktober 2007