Thursday, January 8, 2009

Pergi ke dokter gigi bag. 2 dan 3

Berhubung kontrol ke dokter gigi 6 bulan lalu lupa tidak dicatat, maka kali ini sekalian aja ditulis di sini.

Rabu, 11 Juni 2008.

Hari itu jadwal Nadin ke dokter gigi yang kedua. Saya sudah siap dengan kertas di tangan yang berisi persetujuan perawatan yang akan dilakukan pada Nadin di hari tersebut. Perawatan gigi susu memang tidak ditanggung asuransi. Tampaknya mereka tidak mau rugi, karena bagaimanapun juga, gigi susu pasti akan tergantikan oleh gigi dewasa. Jadi, setiap perawatan yang akan dilakukan, tim dokter selalu menjelaskan terlebih dahulu, terutama dalam segi biaya. Perawatan kali itu meliputi pembersihan karang gigi dan pemberian vitamin, tampaknya sih diberi Fluorid, soalnya namanya juga Fluoridierung, yang menghabiskan biaya sebanyak 25,86 Euro.

Gigi Nadin sudah disikat bersih-bersih dari rumah, agar sang dokter bisa melihat dengan jelas kondisi giginya Nadin. Sayangnya, sewaktu di tram, Nadin ingin makan biskuit, dan saya paling tidak bisa menolak keinginan anak untuk makan. Akhirnya, ketika dokter memeriksa, sisa-sisa biskuit banyak sekali bertebaran di mulut Nadin. Dokternya tampak sedikit kecewa, disangkanya Nadin gak pernah sikat gigi. Akhirnya dia menyuruh perawatnya untuk membersihkan gigi Nadin terlebih dahulu. Baru dia periksa lagi. Alhamdulillah kondisi giginya baik-baik saja, tidak ada karies.

Tapi, sebenarnya dia menganjurkan Versiegelung. Yang saya mengerti dari penjelasannya  dia, Versiegelung itu semacam dempul. Karena gigi anak cenderung cekung, yang mengakibatkan mudahnya makanan bersarang di situ yang akhirnya bisa menyebabkan gigi berlubang. Makanya untuk mencegah gigi karies, baiknya gigi-geligi anak memakai Versiegelung tadi. Saya tidak langsung mengiyakan, ingin cari pendapat dulu dari suami tentunya.

Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk tidak dulu memakai Versiegelung. Bukan karena harganya yang lumayan sih.. (hampir 180 Euro), tapi masih menimbang-nimbang perlu tidaknya hal tersebut. Akhirnya saat kami di Indonesia, kami diberi kesempatan untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter gigi di sana. Ternyata dokter gigi sana malah tidak menganjurkan hal tersebut. Katanya struktur gigi yang cekung tersebut sudah klop antara rahang atas dan rahang bawah. Kalau didempul, nanti malah gak enak untuk anaknya. (Heran 1, kok bisa beda ya dokter sini dan dokter sana). Akhirnya hal tersebut terlupakanlah.. sampai.. hari ini...

Kamis, 8 Januari 2009.
Tidak terasa sudah saatnya kami kembali ke dokter gigi. Kali ini agak beda, soalnya Maryam, yang baru punya 16 buah gigi dan 4 diantaranya baru tumbuh setengah, akan saya coba periksakan juga. Dan saya lupa memberitahu pihak dokter sebelumnya, kalau saya akan memeriksakan gigi Maryam juga hari ini. Untunglah hari ini sepi, jadi tanpa janjian terlebih dahulu, Maryam bisa ikutan diperiksa.

Nadin mendapatkan perawatan persis seperti sebelumnya dengan biaya yang masih tetap sama. Dokter dan perawatnya senang sekali melihat gigi Nadin.. bagus, bersih dan rapi katanya. Hanya ada sedikit karang gigi di gigi seri bawah bagian belakang, itupun langsung dibersihkan sama perawatnya, biaya udah inklusiv dengan yang tadi. Selain itu, kondisinya okeh. Katanya dokter, ini gara-gara saya jarang menggunakan benang gigi. Dan saya diperingatkan untuk membersihkan gigi anak dengan benang gigi, setelah sikat gigi tentunya, setiap malam. (Heran 2: kata dokter gigi di Indo, jangan sering-sering gunakan benang gigi! alasannya lupa euy..)

Kalau Maryam, sebelum pemeriksaan diberi penjelasan yang sama persis seperti yang saya tulis di sini. Dan seperti di rumah, dia sangat susah di suruh buka mulut. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa juga. Dan dokter juga belum menemukan apa-apa di giginya. Sejauh ini giginya masih baik, katanya.

Soal Versiegelung, dokter tidak menyinggung-nyinggung lagi. Padahal sebenarnya dari rumah dokumennya sudah dipersiapkan. Buat jaga-jaga, kalau memang tindakan ini sangat diperlukan. Ternyata sepertinya tidak... Ah.. melihat kondisi gigi anak masih baik.. dan kebiasaan menggosok gigi di rumah juga lancar.. (kadang susah sih buat Maryam..) akhirnya saya putuskan untuk tidak dulu, sambil nyari pengalaman dari orang lain dulu deh.. Dan saya harus terus berjuang untuk menjaga gigi anak tetap sehat biar mereka tidak pernah merasakan sakit gigi kayak ortunya..

Aja.. aja.. fighting!!!

22 comments:

  1. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  2. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  3. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  4. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  5. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  6. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  7. Wah perawatan gigi susu ngga ditanggung di sini???? piye toh.

    ReplyDelete
  8. waaaah .... afya baru ke dokter gigi setelah ada masalah, dan itu terjadi sehabis lebaran kemarin. (tapi sebenarnya di sekolahnya ada pemeriksaan dokter gigi juga, tapi nggak ada tindakan, hanya rekomendasi)
    Sekali ke dokter gigi langsung 2 gigi ditambal. Minggu lalu, satu gigi ditambal lagi, dan bulan depan mungkin menambal 1 gigi lagi. Wah nyesel juga nggak rutin ke dokter gigi sejak kecil... Syukur ya nadin dan maryam periksanya rajin, semoga tetap sehat giginya...

    ReplyDelete
  9. Wah, Maryam udah dibawa ke dokter gigi lagi....rencananya Felicia mau dibawanya pas 2 thn, sebenernya usia berapa sih yang disaranin? Oh ya, ada tips supaya anak suka sikat gigi? Felicia sih seneng megang sikat gigi, dimasuk-masukin ke mulut, digigit-gigit, tapi pas mau disikat yang bener, langsung mingkem :-(

    ReplyDelete
  10. Ina , aku dulu waktu di München bersihin karang gigi itu bayar, tapi di Hamburg kalau masih yang wajar engga bayar tuh.
    Oh iya aku juga periksain gigi Asiah waktu dia 4 tahun, tapi dokternya tidak menyarankan untuk Versiegelung. Kadang antar dokter gigi juga punya pendapat yang beda.beda.

    ReplyDelete
  11. Iya, di sini tuh kalau anak sakit dan kontrol serta terapi apapun ditanggung total asuransi.. kecuali gigi.. Sayang bener.. Asuransi gak mau rugi kaleee, hehehe... Eh, tapi tenang aja, Mbak.. untuk kontrol 6 bulan sekalinya sih masih ditanggung, tapi kalau ada perawatan ekstra.. harus bayar sendiri.

    ReplyDelete
  12. Amiin.. amiin.. Waktu kecil saya juga ke dokter gigi cuma kalau sakit doank.. makanya sekarang anak-anak diusahakan rajin ke dokter gigi.. biar terbiasa.. dan jangan sampai ngerasain sakit2 gigi kayak ibunya :D

    ReplyDelete
  13. Sebenarnya gak ada standar usia sih, soalnya pertumbuhan gigi anak sendiri beda-beda. Dan anak2 saya teh termasuk lambat pertumbuhan giginya dibandingkan anak2 pada umumnya.. Maryam sendiri giginya belum lengkap 20, bahkan yang sudah tumbuh pun belum tumbuh sempurna. Jadi giginya masih kelihatan jarang-jarang. Tapi saya khawatir banget, berhubung dia beda ama kakaknya yang rajin bener sikat gigi dan selalu nurut kalau disikatin ibunya. Kalau Maryam, persis Felicia, sikat sendiri senang.. pas mau disikatin, langsung ditutup pake kedua tangannya.

    Tips2 pernah saya tulis di http://tmartiana.multiply.com/journal/item/87/Agar_anak_suka_gosok_gigi... Tapi ternyata, hal itu tergantung anak juga.. ternyata buat anak kedua saya juga belum mempan.. hehehe...

    ReplyDelete
  14. dan harga yang beda-beda.. Tahun lalu aku sempat sakit gigi, bolongnya gak keliatan, di luar kecil.. ternyata di dalamnya buesar sekali. Waktu pertama datang, langsung dibersihin dulu karang giginya.. baru dirawat giginya. Perawatannya juga gak tanggung-tanggung.. udh dirawat syaraf.. soalnya udh parah banget.. :D Sempet deg2an.. si dokter kok gak ngomong-ngomong soal biaya ya?? jangan2.. nanti ada tagihan ribuan euro nih.. Ternyata, setelah perawatan selesai.. dokternya baru bilang, bahwa gigi saya butuh Krone, dan itu biayanya ternyata 600 Euro bo.. buat 1 buah gigi saja. Saya tanya biaya buat perawatan2 sebelumnya yang segambreng.. dia bilang, "keine". Dan ternyata asuransi saya cuma mau bantuin 100 Euro doank.. setelah survey di Indonesia.. harga Krone berkisar 100-150 Euroan. Karena bentar lagi mudik, saya putusin di Indo aja.. dan gak pernah balik lagi ke dokter yang itu (Maaf ya, Dok.. hehe). Sesampainya di Indo, ternyata gigi saya gak butuh Krone, cuma tambal permanen aja yang harganya cuma 100 rebu doank, hihihi... Dan barulah saya tau, ternyata gigi saya teh belum ditambal permanen selama itu, halah...

    ReplyDelete
  15. Na, gimana cara nge-guna-in benang gigi ke orang lain (aka anak2) ?
    Vinda belon pernah bisa nih....... suruh anak2 gusrek2 sendiri aja kali yak....

    ReplyDelete
  16. ko bisa ya pendapat tentang seperti itu beda beda..kasian pasiennya ntar bingung ya...Ariq kapan ya mulai ke dokter gigi? Susah ga na, maryam buka mulutnya untuk diperiksa?terus nangis ga? selama ini sih ariq baru dibutnting rambut doang, dan bengong bengong ama yang ngegunting rambutnya, itupun dipangku apih, kalo sendirian duduk pasti nangis deh..

    ReplyDelete
  17. kalau liatin mah gampang yah.. prakteknya yang susah..
    Jadi kalau di dokter gigi mah, si anak ditidurin, kita posisinya ada di atas kepalanya si anak.. bersihin deh seperti biasa, satu per satu gigi, tapi si dokter mah pake benang gigi yang biasa.. bukan benang gigi yang ada gajah2annya itu lho..

    ReplyDelete
  18. Wa, kalau di dokter gigi anak sini mah gak pake kursi.. anaknya ditidurin di kasur. Jadi kita bisa dampingin dia sekaligus pegangin dia kalau perlu. Trus di langit-langitnya dipasangin TV, jadi si anak anteng aja nonton TV. Setidaknya Nadin sih begitu. Kalau Maryam, mungkin karena pertama juga sih, dan dia tidak terlalu suka nonton, dia tidak mau buka mulut dan sedikit gak mau diem. Sampai2 aku pegangin tangannya, perawat pegang kepalanya biar si dokter bisa ngeliat giginya dia. Tapi gak nangis sih dia.. :D

    Kapan Ariq ke dokter gigi? kapan aja kalau giginya sudah bisa diperiksa. Yah, minimal ke Wa Emay lah kalau lebaran.. hehehe.. Kalau diperiksa di kursi.. meureun bisa dilahun sama Apih atau ama Amihnya..

    ReplyDelete
  19. iya di bandung, cihampelas ada yang pake TV dan banyak mainannya...wahhh tapi muahaaall deh berapa kalinya dokter biasa...bener-bener ke uanya aja ah biar gretongs hehe

    ReplyDelete
  20. hehehe.. itulah manfaatnya ada dokter gigi di keluarga.. ;)

    ReplyDelete
  21. Na .. di sini anak2 ke dokter gigi sejak umur 18 bulan ya? Di Amrik mah umur 3.5-4 tahun baru ke dokter gigi. Wah si Louise udh harus gw bawa nih .. apalagi itu anak ngemut jempol melulu .. itu gigi depannay gw perhatiin udah maju itu.
    Dokter giginya anak2 di mana Na? Bisa bhs Inggris ngga?

    ReplyDelete