Sunday, August 15, 2010

Dara

Dara.. pertama kali saya bertemu dengannya saat kami jalan-jalan bareng ke Neuschwanstein tahun 2004 lalu, saat itu pula saya pertama kali bertemu dengan kedua orang tuanya yang rame dan asyik. Anehnya, gadis kecil yang manis dan selalu tersenyum itu maunya nempeeeeelllll terus sama saya. Padahal (katanya) muka saya jutek gak ketulungan, apa anak itu gak takut sama saya? Oo.. mungkin karena saya sedang hamil.. katanya anak kecil suka nempel-nempel sama wanita hamil. Ya, waktu itu, Nadin masih ada di perut saya. Dan (mungkin) saat itu pula sinyal-sinyal pertemanan antara Nadin dan Dara mulai bersambung. Sayangnya tidak ada foto bersama Dara dalam perjalanan itu.

Setahun kemudian kami jalan-jalan bareng lagi ke Koenigsee, dan ternyata Dara masih juga nempel sama saya. Sampai bapaknya yang merasa tidak enak karena saya punya bayi kecil waktu itu, tapi saya sih sebenarnya senang-senang aja. :) Kali ini ada fotonya.. tuh saya mo foto berdua, jadinya bertiga deh.. :D

Dan kini, anak-anak pun tumbuh semakin besar. Nadin sudah lebih besar dari Dara waktu itu. Dan ternyata dia menjadi fans beratnya Dara. Sampai-sampai waktu mau punya adik tahun kemarin, dia memprediksi adiknya laki-laki tapi maunya diberi nama Dara. :D (kisah ini bisa dibaca di sini) Dan ternyata adiknya memang laki-laki (yang mana tidak bisa diberi nama Dara :D). Namun Allah memberikan hadiah yang lebih indah lagi, adiknya terlahir di hari yang sama dengan lahirnya sang Dara jelita, 14 Juli. *jadi terharu begini menulisnya*

Masih penasaran dengan Dara, Nadin berpesan, "Nadin kalau punya adik lagi maunya perempuan ah, terus dikasih nama Dara ya, Mama.." hihihi..

Dara kini sudah besar, sudah bisa mengasuh Nadin. Saat dia ingin Nadin menginap di rumahnya, saya bilang tidak karena takut merepotkan Mamanya, dengan penuh percaya diri dia berkata, "Aku bisa bantu, Tante Ina.. aku bisa bantu kalau Nadin mau ke toilet, aku bisa bantu kalau Nadin mau ini itu..". Ah, Dara, kamu dewasa sekali sih, Nak. Semoga engkau tumbuh menjadi dara jelita, pintar, baik hati, tidak sombong dan gemar menabung :D Jadilah engkau anak sholihah yang kelak bisa menuntun Mama Papanya ke surga. Amiin..

4 comments:

  1. waktu itu aku ga ngeh,waktu maryam mo lahir,si Nadin lebih memilih nginep dirumah Dara..padahal rumahnya cukup jauh hihihihi,ternyata ada sejarahnya tohhhh
    btw,steffie kalo minta dipakein kerudung,pasti wanti wanti,'harus kayak mamanya Nadin ya mamah..'

    ReplyDelete
  2. Adna juga nih, menjadi alasan Nadin pengen pulang ke Indonesia.
    "Nadin kenapa mau sekolah di Bandung?"
    "biar bisa ketemu Adna sama Teh Hani lagi."
    "lho.. kok bukan karena mau ketemu Nenek?!"

    ReplyDelete
  3. hihihi.. aku jg waktu itu gk ngeh, mbak.. ini baru sambung menyambung benang merah sekarang.. maksa banget gak sih?? :D
    Steffiiiiiiiieeeee.. akhirnya Tante Ina punya fans juga, meski cuma jilbabnya doank, hihihi..

    ReplyDelete