Wednesday, August 4, 2010

Turis Arab

"Ahlan wa sahlan" demikian tertulis dengan huruf Arab berukuran besar di halaman pertama koran kemarin. Tentu saja hal tersebut cukup menarik perhatian saya, "hm.. apakah ini dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan??", jikalau betul, tentunya ini merupakan suatu hal yang sangat jarang terjadi, salah satu koran Jerman menjadikan Ramadhan sebagai tema utama koran hari itu. Setelah dibaca lebih dekat, ternyata memang dugaan saya salah. Headline koran hari itu bukannya menyambut Ramadhan, melainkan membahas ribuan wisatawan dari Arab yang banyak berkeliaran di kota Munich akhir-akhir ini.

Kenapa jadi perhatian? karena tahun ini memang luar biasa, katanya jumlahnya memecahkan rekor tahun-tahun sebelumnya. Hampir 80 ribu wisatawan tercatat telah masuk di bandara Munich. Wanita-wanita berbalut pakaian hitam, lengkap dengan kacamata hitam bermerknya, memang sudah tidak asing lagi bagi warga Munich. Mereka sering kelihatan berlalu-lalang sambil menenteng segambreng tas belanjaan. Padahal di kota lain tidak sebanyak ini, setidaknya begitulah menurut pengakuan salah satu teman saya yang tinggal di kota lain. 

Kenapa Munich? karena kota ini merupakan kota paling aman yang menawarkan barang-barang mewah serta pelayanan medis. Rata-rata 70 ribu wisatawan dari Arab datang ke Munich setiap tahunnya. Kurang lebih setengahnya datang untuk berobat. Biasanya mereka datang bersama keluarganya, dan tinggal di Munich untuk beberapa bulan. Beberapa klinik bahkan menarik biaya 5 kali dari harga normal. Wowwww.... harga normal saja sudah sangat mahal, apalagi 5 kali!! Jadi teringat cerita seorang teman, dokter yang bekerja di salahsatu Frauenklinik (klinik wanita), bahwa pasien-pasien dari Arab biasanya memang suka dimanfaatkan untuk periksa ini-itu sekalian, yang mana biayanya bisa makin membengkak. Dan kemarin dapat cerita lagi dari teman yang lain, bahwa di Nuernberg, ada salah satu klinik yang dibeli oleh orang Arab, pasien-pasiennya pun tentu kebanyakan dari sana. Tips yang mereka berikan pada karyawan bisa sampai 1000 Euro. Duh, enak sekali jadi karyawannya, bisa PP ke Indonesia tiap hari.. hihhihi..

Apa yang paling mereka sukai di Munich? Hujan, katanya, mereka senang sekali menghabiskan waktu di luar lebih lama jika hujan turun.. *Hm.. di Arab jarang hujan apa ya??* Tempat wisata yang paling senang mereka kunjungi tentu saja Zugspitze (puncak tertinggi pegunungan Alpen di Jerman) dan Neuschwanstein (istana yang konon menyerupai istananya Walt Disney.. ups.. kayaknya terbalik ya.. konon istana Walt Disney mendapat ide dari istana ini).

Apa yang mereka beli di Munich? Tentu saja barang-barang mewah. Satu orang wisatawan Arab di Munich bisa menghabiskan 500 - 1000 Euro per hari. Pakaian, kosmetik, jam merupakan barang-barang yang sering dibeli mereka. Logo dan merk termasuk hal yang penting. Selain itu, mereka juga membeli obat-obatan, bantal-bantal Ortopedi, bahkan baju anak-anak. Sebagai contoh, salahsatu wisatawan yang diwawancara, baru saja membeli sebuah tas tangan seharga 1520 Euro dari kawasan Maximilianstrasse (komplek toko muahalll!).

Bagaimana mereka datang ke Munich? Sebagian naik jet pribadi. Beberapa keluarga naik Airbus untuk kapasitas 300 orang, dan menurut seorang teman yang bekerja di salah satu maskapai penerbangan Arab di bandara Munich, 90% penumpang Emirat Airways adalah orang Arab, yang sebagian besar duduk di kelas satu dan kelas bisnis. *Ya ampuuuunnn... untuk kelas ekonomi pun saya harus menyimpan sen demi sen*

Ya.. ya.. begitulah nasib orang-orang kebanyakan duit. Orang Jerman aja (mungkin) sampai heran, makanya sampai dibahas detil di koran begini..

*PS: Informasi yang ada di tulisan ini bersumber dari Abendzeitung.

6 comments:

  1. Jet pribadi? wuih gile,
    Yang ini pasti dipesennya juga dari jerman.
    Saya jadi inget waktu belanja di toko arab mau beli lauk, meni disambut dengan gimanaaa gitu, "marhaban" katanya, abis itu pas ngitung kembaliannya pake bahasa arab.
    Qiqqiqiq... untung angka2 mah saya cukup familiar.
    :D

    ReplyDelete
  2. insyaAlloh suatu saat mba, kita bisa pulang pergi Jerman-Indonesia ga pake mikir.....Smangat!!! (Apa coba???)

    ReplyDelete
  3. Wah....orang Jerman ternyata bisa nakal juga ya...orang Arab itu gak pake asuransi kali ya...Jadi gak ada yang nyemprit.......

    ReplyDelete
  4. pilotnya juga biasanya org Jerman. Org sini ternyata jd babunya org Arab, hihihi..

    ReplyDelete
  5. tampaknya begitu.. :) Kalaupun mereka punya asuransi di negrinya, mungkin rada2 beda utk pengobatan Internasional. Setelah aku ngobrol2 dgn teman di Amrik, Jepang dan Swiss... ternyata asuransi kesehatan di Jerman termasuk yg paling ok, mbak.. ;)

    ReplyDelete