Monday, April 7, 2008

menyiasati biaya Kiga

Di Muenchen ada dua macam Kindergarten, privater- dan staedtischer/staatlicher- Kindergarten. Yang pertama bisa diartikan swasta dan yang kedua negri. Eh, tapi ada juga sih Kindergarten yang kristen.. itu masuknya swasta apa negri ya? gak tau juga.. :D Pokoknya sekarang mah saya bahas yang dua tadi aja.

Sistem pembayaran di kedua TK ini berbeda sekali. DI TK swasta biasanya lebih mahal... bahkan jauh lebih mahal... Namanya juga swasta, mereka kan biaya sendiri dan biasanya menonjolkan kelebihan-kelebihannya dia, agar orang tidak merasa rugi kali ya untuk membayar lebih mahal. Di TK ini, setiap anak harus membayar sama rata, tidak dibeda-bedakan. Menurut survey saya tahun lalu sih, rata-rata biaya TK swasta di sekitaran rumah saya berkisar sekitar 200-300-an Euro per bulan untuk 3 -4 jam saja per harinya. Dan itu baru iuran wajibnya saja.. belum termasuk uang makan, uang mainan, uang belajar musik, dll... dll.. Makanya (mungkin) biasanya anak-anak yang masuk TK ini adalah anak-anak dari keluarga yang kelebihan uang, hehehe...

Sedangkan untuk keluarga-keluarga yang dompetnya cukup lapang karena isinya sedikit seperti kami, lebih memilih Kindergarten negri. Selain harganya (jauh) lebih murah (bayangkan, untuk yang 5 jam per hari biayanya hanya 100 Euro saja, jauh kan sama yang tadi?), biaya yang harus dikeluarkan pun disesuaikan dengan pendapatan orang tua. Jadi Kindergarten negri ini, katakanlah, mendapat subsidi dari pemerintah. Semakin sedikit pendapatan ortu, semakin sedikit biaya yang harus dibayar.

Tapi ternyata... biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua tersebut, bukan dihitung dari pendapatan orang tua saat ini (aktual), melainkan dari pendapatan orang tua dua tahun lalu. Dan ini juga bukan tanpa alasan, katanya sih karena batas pembayaran pajak di Jerman kan 2 tahun. Jadi, pendapatan 2 tahun yang lalu bisa dipastikan pajaknya sudah dibayar.

Beruntungnya saya.. hehe... dua tahun lalu, status bapaknya Nadin masih doktorarbeit alias S3. Jadinya biaya yang harus dibayar juga hanya sekitar 55% dari yang seharusnya. Tapi kemudian mulai terpikir, bagaimana kalau tiba-tiba saat ini dia dipecat, otomatis pendapatan pun jadi berkurang kan?? Dan disaat pendapatan kecil ini, justru kami harus membayar biaya penuh. Waddduhh... pusing kan??!

Nah, katanya sebenarnya biaya ini bisa disiasati dengan cara menyimpan sisa uang yang seharusnya dibayar. Misalnya, kami seharusnya saat ini membayar 90 Euro, tapi.. kami hanya membayar 50 Euro saja. Maka sisa 40 Euro itu harus kami simpan sendiri, untuk jaga-jaga pembayaran Kiga dua tahun yang akan datang.... Jadi, seandainya dua tahun yang akan datang kami tidak punya kerjaan.. nomboknya jadi gak kebanyakan.. Nah, sekarang.. nabungnya itu yang susah :D:D:D

14 comments:

  1. insya Allah lah Na, orang seperti Dian mah ga akan di pecat,... jadi nyante aza laaah....

    ReplyDelete
  2. bener2 ... itu yang susah yaa ;-p

    ReplyDelete
  3. hahaha...nabung memang perlu niat kuat...
    Alhamdulillah dulu fachri Kiga nya gratis secara si ayah dompetnya seluas lapang sepak bola.....blas gak bayar Na...

    ReplyDelete
  4. oooo .... begitu ya ...
    makasih sharingnya ya mba ...

    ReplyDelete
  5. Amiin.. tapi kan kalau Allah udh bilang "kun fayakun", maka jadi deh...
    gak ada yang gak mungkin di dunia ini.. ;)

    ReplyDelete
  6. hehehe... tapi sekarang mah kayaknya udah gak layak dapat bantuan lagi ya?! :p

    ReplyDelete
  7. mm.. kalau TK di Qatar mah mungkin beda ya?? ayo cerita, Mbak... gmn disana?? :)

    ReplyDelete
  8. Adinda Dwi Saad juga pernah cerita soal Kiganya kamu ke aku, tetapi di Unna tetap pake besarnya gaji aktuel n kalo ketauan ga laporin gaji yg aktuel kena denda. Terus Kiga yg dari gereja itu punya Gemeinde n termasuk murah juga karena dapat subsidi dari gereja, di Unna cuma ada 1 stadtliche Kiga n 1 privat selebihnya punya Gereja Katolik ato Evangelish, tapi biayanya mulai tahun depan disamaratakan.
    Kalo demi anak, Insya Allah niat nabungnya pasti lebih gede ;D

    ReplyDelete
  9. bang bing bung yok, kita nabung, tang ting tung yok jangan dihitung..naon na?hihihi...

    ReplyDelete
  10. Ina..itu posisi akang aman kok hehehe...

    ReplyDelete
  11. Nah, kalau pake gaji aktuell, justru terlihat lebih adil kan, Mbak... jadi sesuai dengan kondisinya saat itu. Makasih untuk penjelasan dan motivasinya yang menyejukkan ya. Mbak... :*:*:*

    ReplyDelete
  12. terusin ah..."tau-tau kita nanti dapat untung..." :)

    ReplyDelete