Wednesday, April 9, 2008

Pilah-pilih Kinderwagen

Di Wohnung (tempat tinggal) kami sedang ada perbaikan listrik dan kawan-kawannya. Jadi berisik sekali, suara bor tak henti-hentinya dari mulai jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Ditambah  lagi debu dan perkakas-perkakas si emang yang seringkali menghalangi jalan. Apalagi diriku harus keluar dengan membawa kinderwagen a.k.a stroller a.k.a kereta bayi, syusyahnya minta ampun deh... Akhirnya dicobalah keluar tanpa membawa alat yang satu ini. Kebetulan cuaca di Muenchen juga lagi bagus. Dan ternyata memang jauuuuuh lebih enak... SELAMA: perginya gak jauh-jauh dan gak mesti belanja banyak :D:D:D

Sejak punya anak di sini, memang jadi tergantung sama alat yang satu ini.. Tapi memang, di tidak-tidak juga, alat ini ngebantu banget. Maklum kan disini semuanya dikerjakan sendiri, dan saya termasuk orang yang tidak mau mengandalkan suami untuk berbelanja... dan paling males kalau harus belanja hari Sabtu... konsekuensinya, ya mesti belanja sendiri... Dengan dibantu alat ini, semuanya jadi lebih praktis dan hemat tenaga.. Si anak juga bisa tidur dengan nyaman di dalamnya. Ditambah lagi dengan kondisi kota yang mendukung... transportnya..  (selalu ada tempat khusus untuk Kinderwagen, untuk naek turun tangga pun hampir selalu ada lift atau tangga berjalan), trotoarnya... (nggak turun naik kayak di Bandung :D) dan lain-lainnya deh...

Ketika saya menanti kelahiran anak kedua, baru deh bingung... soalnya anak pertama masih kecil ketika adiknya lahir nanti.. baru 2 tahun lewat 2 minggu. Pada usia segini, si anak masih sangat membutuhkan kereta bayi ini, karena dia masih harus tidur siang dan sering kecapekan.. Dan kami, mau gak mau, harus keluar setiap hari.. selain mencari udara segar, juga mengantar jemput si kakak ke Kinderkrippe. Alternatifnya cuma satu yang dipikiran saya waktu itu, kami harus memakai Kinderwagen yang doble atau lebih dikenal dengan nama Geschwisterwagen... Kalau yang sering saya lihat ada dua macam, ada yang posisinya ke pinggir (yang cenderung jadi lebar sekali), dan ada yang ke belakang (yang cenderung jadi panjaaaang sekali). Dan terus terang saya tidak siap dengan kereta seperti itu...

Saya inginnya Kinderwagen yang bisa berfungsi single dan doble. Akhirnya nyari-nyari lah, dan ternyata banyak alternatifnya. Pilihan pertama sebenarnya jatuh ke Kinderwagen yang di sebelah ini. Kursi si kakak yang dibelakang bisa dilepas.. dan bisa dipasang di atasnya si adik kalau adiknya masih baru lahir Baca-baca review dari orang-orang udah oke.. hampir semuanya merasa puas. Kecuali.. satu.. dia bilang kursi yang belakang posisinya terlalu bawah, dan si kakak selalu megang-megangin rodanya. Alhasil, tangannya selalu kotor. Gara-gara review yang satu ini, jadinya yang ini dicoret dari list. Eh, jugaa.. karena harganya yang agak-agak di luar jangkauan kami denk.. :D:D:D Kemudian, kami menemukan model lain yang lumayan bagus juga. Bahkan sangat ringan, kecil dan sangaaaaat murah. Sayangnya kok tampak ringkih.. dan belum menemukan review dari orang-orang, yang ini dicoret juga.

Sampai akhirnya kami memutuskan membeli Kinderwagen yang di sebelah ini, yang paling perfect, menurut kami. Praktis.. tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu lebar, desainnya cantik... kualitas materialnya juga tidak perlu diragukan lagi. Benar-benar mantaphhh deh bawa dua anak pake ini, gak khawatir patah.. Pokoknya enaaaaak banget ngedorongnya, hampir gak berasa.. Kalau ada tonjolan sedikitpun... jalan teruuusss... Harganya pun masih terjangkau, kebetulan waktu itu lagi diskon, karena warna yang kami beli merupakan stock terakhir. Kekurangannya cuma satu, Kinderwagen ini sangat besar dan sangat berat (16 kg ternyata berat banget ya?!), karenanya dinamakan si Badem. Makanya kalau mau naik Rolltreppe (tangga jalan), nahannya mesti sekuat tenaga dan ati-ati banget.. bawa dua anak lagi kan?! Pokoknya sebisa mungkin, pakai lift, meskipun mesti keliling dulu.

Eh, satu lagi, kursi si Kakak cuma bisa sampai anak 15 kg saja, jadi untuk anak yang agak bongsor gak akan kepake lama.. daaaan... kursi si kakak ini gak bisa dibobok-in, jadinya kalau si Kakak bobok, kepalanya mesti diganjel kayak gambar disamping, hehehe... Ada dua pendapat dari dua kubu mengenai Kinderwagen ini. Kalau saya ketemu orang Indonesia, pasti komentarnya, "Iiih.. gede banget.. gak berat bawanya???". Tapi kalau ketemu bule, mereka pasti bilang, "Toll! (hebat!), dimana belinya? boleh saya coba?".

Nadin pun sebenarnya senang duduk di kursi depan itu... Sampai akhirnya, 3 bulan kemudian, dia lebih senang jalan kaki... dan tidak mau lagi duduk. Ibunya gondok dong, udah bawa berat-berat, akhirnya gak dipakai. Akhirnya, kami lebih sering memakai Kinderwagen lama, si Lonon tea. Kalau Nadin jalan, Maryam diboboin. Kalau Nadin cape, Maryam digendong pake gendongan bayi. Lama-lama, Maryam juga semakin berat, dan gendongan bayi itu sering terlepas sendiri.. karena gak muat kali ya?! Akhirnya kini kami memakai Kinderwagen yang single lagi, tapi dilengkapi Buggyboard. Jadinya kalau Nadin cape jalan, dia tinggal berdiri aja di board-nya, dan swiiiing... meluncur deh... Sulitnya, kalau Nadin ketiduran di jalan, dan saya sedang jalan sendiri.. Makanya, sekarang mah diatur sedemikian rupa agar kami tidak keluar rumah di atas jam 12 siang :D:D:D

Setelah mengalami sendiri, ternyata kalau punya anak yang jaraknya nanggung, gak dekat dan gak jauh seperti ini (2 tahun), disarankan:
  • memakai Kinderwagen single yang bisa digunakan untuk babyborn sampai 3 tahun. Awal-awal.. bisa dipakai gantian, seperti saya tadi, kalau si Kakak mau duduk, ya adiknya digendong saja. Saat si kakak sudah lebih kuat jalannya, dan si adik pun semakin berat, bisa ditambahkan Buggyboard. Atau...
  • memakai Kinderwagen dobel aja sekalian dari awal.. lumayan.. bisa kepakai 1 - 1,5 tahunan. Kalau merasa kebesaran, atau kepanjangan... coba aja cari yang ukurannya kompak. Ada kok.. misalnya si Neneng Jane yang disamping ini, saya sudah melihatnya sendiri, ukurannya tidak jauh berbeda dengan yang single. Ini Kinderwagen kecengan saya berikutnya KALAU Maryam punya adik lagi sebelum umurnya 3 tahun, hehehe...

11 comments:

  1. kalo saya mah Na, urusan belanja ngandelin suami tercinta. Urusan anak, apalagi kalau jalan-jalan, ya ngandelin suami tercinta juga... Dulu waktu anak-anak masih pada bayi juga gitu, siang bayi adalah urusan saya, kalau malem urusan suami... kalau mau mimi, dia kasih bayinya ke saya... ^_^

    ReplyDelete
  2. kalo sayah mah hati gak tenang kalau ngandelin orang... bahkan ngandelin suami juga... makanya orangnya cenderung kerja sendiri.. gak bisa diajak kerjasama :D

    ReplyDelete
  3. hmmm...jadi curiga, adiknya Maryam on the way ya Na? qiqiqi

    ReplyDelete
  4. Oooo...kinderwagen tu stroller ya...hehehe kirain TK (kindergarten) :))

    ReplyDelete
  5. hehehe... mirip ya?? saya juga suka kebalik2 kalau ngomong buru-buru...

    ReplyDelete
  6. wah ... dah berencana ngasih adek lagi buat si kecil ya mba ... hehehe ...
    itu yang bawah emang oke ...

    ReplyDelete
  7. uhuk.. uhhuukk.. hukk..hukk..hukk... *batuk-batuk*
    ini mah cuma berbagi pengalaman aja, Mbak... ;)

    ReplyDelete
  8. na, ngidam ya?sharing ttg strollernya...kayak ngingetin diri sendiri aja nih...semoga cowok yaa...hahahaha...

    ReplyDelete