Sunday, September 14, 2008

budaya ngaret budaya kita?!

Suatu hari di kelas bahasa Jerman, kami sedang membahas tentang kultur, tentang bagaimana kebiasaan orang-orang di suatu negara dalam melakukan sesuatu. Hal ini sangat penting diketahui oleh orang asing yang akan berkunjung ke negara tersebut agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, hanya gara-gara beda pemahaman. Tentang ini, saya pernah dapet contoh videonya di Youtube. (Mbak, Mas, bisa kasih linknya? yg dulu tea?). Jadi di video itu, ceritanya ada orang Jerman (kali) yang berbisnis dengan orang China. Dia dijamu, tentu saja, di sebuah restoran. Pertama, kebiasaan mereka (China), memperlihatkan dulu belut yang akan mereka masak, untuk menunjukkan bahwa 'ini masih segar lho'. Si bule agak-agak jijik tampaknya. Setelah terhidang, bule ini menghabiskan makanannya dengan susah payah, tentu saja untuk menghormati tuan rumah yang menjamunya. Sayangnya, di China, itu artinya sang tamu minta lagi. Maka dia kembali diberi hidangan yang sama dengan belut yang lebih besar. Kejadian yang sama terulang.. dan dia pun mendapat belut yang lebbbbiiiihhh besar lagi.. hahahahah... Kocak banget deh videonya...

Nah, kembali ke kursus tadi, sehubungan dengan tema ini, kami mendapatkan tugas untuk menuliskan hal-hal penting yang harus diketahui teman kami (yang akan berkunjung ke negara kami masing-masing), agar dia tidak salah dalam bertindak dan berperilaku selama di negara kunjungannya itu. Misal: bagaimana cara orang mengucapkan salam, cara orang makan, kebiasaan tepat waktu, dll.

Ternyata, setelah masing-masing mempresentasikan hasilnya, ada kesamaan diantara kesepuluh peserta yang berasal dari 10 negara berbeda itu, yaitu kebiasaan tidak tepat waktu alias ngaret. :D Ayayayay... kirain cuma di Indonesia aja orang suka ngaret.. pantesan di kelas kami selalu gurunya (orang jerman tentu saja) yang datang paling pagi.. :D

Ngomongin soal ngaret.. tentu saja orang Indonesia terkenal dengan kebiasaan yang satu ini, meskipun tidak semuanya begitu. Alhasil, dalam acara-acara yang dibuat, biasanya dituliskan satu jam lebih awal dari yang seharusnya. Tapi apa yang dirasakan orang yang datang tepat waktu? tentu saja kesal dan jengkel. Apalagi di saat dia tahu, bahwa jadwal yang tertulis di undangan adalah jadwal palsu.

Pernah saya bertugas membuat undangan untuk suatu acara, atas masukan beberapa orang, jam yang dicantumkan di undangan dituliskan satu jam lebih awal dari yang seharusnya. Tapi bagaimanapun, sebagai pemberi undangan, saya tidak bisa membohongi para undangan saya. Makanya saya datang ke tempat acara tepat waktu, sesuai dengan jam yang tertera di undangan, karena khawatir ada salah satu undangan yang tepat waktu. Ternyata tuan rumahnya yang malah belum siap.. dan saya yang jadi gak enak sama tuan rumah karena datang kepagian.

Sebenarnya perlu nggak sih 'penipuan' ini dilakukan??
Hm.. awalnya sih mungkin berhasil.. tapi.. lama-lama trik ini akan diketahui juga oleh para 'ngaret-ers'. Dan mungkin udah gak ngaruh lagi meski dikasih tau jamnya lebih awal. Bahkan akibat lainnya, para tepat waktu-ers jadi nggak percaya lagi dengan jam yang tertera di undangan, dan mereka malah jadi terbiasa datang sejam setelah waktu yang dijadwalkan. Hal ini bisa jadi malah merubah orang yang terbiasa tepat waktu menjadi tukang telat juga. Hm.. tampak lebih parah.

Katanya sih, gampang aja, tulis aja di undangan waktu yang sebenarnya. Mau berapapun yang datang, acara harus dimulai. Tak usah menunggu yang terlambat datang. Tapi.. kalau pas acara seharusnya dimulai, yang datang hanya yang punya acara? gimana mau memulai?? :D hal ini lagi-lagi jadi masalah buat yang punya acara... Tapi.. tidak ada salahnya dicoba, siapa tahu, lama-lama.. para ngaret-ers akan malu sendiri ketika setiap kali dia datang, selalu di tengah-tengah acara. Siapa tau.. dia akan berubah seiring dengan waktu. Jadi menurut saya, 'penipuan' waktu ini sebenarnya tidak perlu.

Nah, kinilah saatnya..
...kita menghargai si orang yang punya acara...
...menghargai waktu.. waktu kita dan juga waktu orang lain...
...menghargai teman-teman yang sudah terpontang-panting mengorbankan pekerjaan rumahnya demi datang tepat waktu...

Yuk.. kita sama-sama hilangkan budaya ngaret yang sudah mendarah daging dalam diri kita.. :D


NB: saya bukanlah orang yang selalu datang tepat waktu.. bahkan mungkin tak jarang saya datang di penghujung waktu.. Tulisan ini tak lain untuk mengingatkan diri sendiri tuk menjadi orang yang lebih menghargai waktu.

12 comments:

  1. bener koq mbak..orang german itu terkenal dgn pünktlich!...kalo dah jam segitu yah emang jam segituh..mana ada jam karet istilahnya bagi mreka...teringat juga waktu masih sekolah bahasa...gurunya juga dateng paling pagii weekkekkkk akhirnya kita diwarning muss pünktlich sein...

    ReplyDelete
  2. Bukan menyombongkan diri ya, saya mah sealu datang tepat waktu terutama kalau ada pembagian honor, hehe

    ReplyDelete
  3. Na, jadi inget pertama kali ikut acara idul fitrie di Muenchen. Kami adalah orang pertama yg datang waktu itu. Selebihnya mungkin cuma beberapa panitia yg lagi nurunin barang dari mobil.
    Kesal? Banged! Abis waktu itu kami harus buru2 sekali dari Augsburg.

    ReplyDelete
  4. Ngaret sebenarnya bukan budaya Indonesia, cerita pewayangan dan kerajaan tidak pernah menggambarkan budaya ngaret. Budaya ngaret mulai ada sejak bangsa Indonesia di jajah, para penjajah mengajarkan kepada bangsa kita untuk males salah satunya adalah dengan ngaret. Tujuan nya adalah agar bangsa Indonesia gampang untuk di hancurkan.

    Bagi para ngaret ters (pinjem istilah mbak martiana), biasanya mereka miskin manajemen, tidak pernah memasukkan waktu dalam kekayaan, kecuali hanya harta mereka.

    ReplyDelete
  5. nipu??? jangan lah Na,
    pake bahasa yang lebih "diplomatis" misalnya : toleransi plus minus satu jam :D

    ReplyDelete
  6. dulu suka (berusaha )tepat waktu,tapi punya anak dua...kadang adaaaa ajah yg jadi bikin telat..(nyari alasan*)

    ReplyDelete
  7. aduhh iya nih Na, aku punya pengalaman soal jam karet ini, harus nunggu 2 jam..bayangkan 2 jam..untuk mulai suatu acara :(( akhirnya skrg, mau brp pun yg datang, dimulai aja, pokoknya max setengah jam masih bs toleran deh, lebih dari itu tschuess aja..dan..berhasil strategy ini :D

    ReplyDelete
  8. Iya, masalah "ngaret" emang masalah besar, kasian yang biasa tepat waktu.. termasuk saya, hehe.. bukan muji diri sendiri, tapi sy suka merasa "panik" sendiri & malu kalau terlambat, jadi anggur dateng rada awal. Kalau g bisa dateng tepat waktu, saya kasih tau yang punya acara, supaya g nunggu-nunggu..

    Kalau suatu acara mulai terlambat, sy suka ngedumel dalam hati, kesal, soalnya ya itu, kadang ada schedule yang lain, akhirnya pulang lebih awal, sorriii deh buat yang punya acara.. terpaksa harus cabut.

    Tapi kalau saya sebagai tuan rumah acara, biasanya saya tulis aja di undangan : "dimulai tepat waktu, dimohon hadir 15 menit sebelum acara dimulai". Banyak atau sedikit, ya dimulai... paling dikasih toleransi 5-10 menit. 1 kali, 2 kali... masih ada yang telat. Sudah ke 3 kali, tamu juga lebih respect, hadir lebih awal.

    Ya emang harus dibiasain sih.... ngaret jangan dicontoh................................. :-P

    ReplyDelete
  9. ngaret ,masalah yang gak pernah habis2nya di bahas dan jadi masalah..lucunya ada yg nanya saat saya bikin undangan,orang ini nanya serius karena emang pengalaman temen2nya sering telat dateng, undangannya termasuk jam karet gak? kalo pake telat berapa lama telatnya? satu jam atau 3 jam? hahhh yg atu jam kayaknya biasa kali yach tapi kalo ampe 3 jam...kalo musim salju nunggunya diluar misalkan udah pade biru2 kali..hi..hi...

    ReplyDelete
  10. toleransi buat yang telat jangan lama2..15 menit kali ya maksimal..soale kan kasian yg ontime..kok mereka yang sepetinya malah harus dihukum karena datang tepat waktu..;)

    ReplyDelete
  11. mbak Tina, ini di kelas integrationkurs ya? Senin dpn saya mulai kursus juga...JD mau siap2in ah..kalau nanti themanya sama :-) Salam kenal ya mbak.

    ReplyDelete
  12. sekarang sudah tidak lagi, Mbak, sudah selesai 1,5 taun yang lalu, makanya hasilnya udh di luar kepala semua.. :D Met kursus ya, Mbak.. have fun deh.. Lam kenal juga.

    ReplyDelete