Wednesday, April 7, 2010

Kunjungan HNO

Sebenarnya saya rada males pergi ke HNO (Hals-Nasen-Ohren alias THT), gara-garanya waktu pengalaman pertama kami pergi ke sana. Sekitar tengah tahun lalu, beberapa hari sebelum saya melahirkan Ligar, Nadin mengeluh sakit kuping. Mengingat dia beberapa kali terkena Mittelohrentzundung (otitis media), saya khawatir sekali dia terkena penyakit yang sama. Setelah menelepon dokter, kami langsung pergi ke sana. Ternyata saat itu hanya terlalu banyak kotoran, harus dibersihkan ke HNO. Si dokter anak pun memberi alamat satu orang HNO yang dekat tempat prakteknya dia. Karena rumah kami cukup jauh, maka saya lebih memilih HNO yang dekat rumah. Ternyata.. oh.. ternyata.. di HNO ini semua pasiennya MANULA (kebetulan di jadwal kami datang kondisinya begitu). Letaknya di gedung tua dengan lantai kayu, kalau jalan bunyi. Anak-anak ributnya minta ampun.. nyanyi-nyanyi dan jerit-jerit.. sampai ada dua nenek yang memelototin kami. Untungnya kami segera dipanggil, jadi aman dari omelan sang Nenek.. :D Dokternya juga ternyata sudah cukup berumur, dan berbicara dengan dialek Bayern yang kental sekali. Kuping saya sampe bergetar-getar mencoba mengerti apa yang dia katakan. Tapi tampaknya si dokter kaku awalnya ketika melihat saya mengenakan jilbab, orang asing gitu. Bisa bahasa Jerman gk nih?? *kaliiii* Setelah kami berbincang, situasi mulai mencair. Dari dokter inilah saya tahu kalau korek kuping itu tidak baik digunakan untuk membersihkan kuping, sebaiknya memakai lap basah aja dan jari, korek-korek katanya. Terus, 6 bulan sekali dibawa ke HNO untuk dibersihkan. Namun, setelah itu, saya masih tetap menggunakan korek kuping untuk membersihkan kuping anak-anak (dasar bandel!) dan berharap tidak akan pernah ke HNO lagi.

Sampai akhirnya minggu lalu, ketika dokter anak kami menemukan bahwa kemampuan mendengar Nadin tampak sedikit di bawah standar, kami kembali dirujuk ke HNO. Kali ini kami pergi ke HNO yang tepat bersebelahan dengan dokter anak. Tempat prakteknya bagus dan baru (iyalah.. Giesinger Gesundheitzentrum gitu lho.. belum setahun usia gedungnya juga :D). Dokternya masih muda dan ramah, perawatnya juga baik. Dan mereka tampak sudah biasa menangani pasien anak, jadi dengan keributan kecil dari anak-anak, mereka biasa-biasa saja. :D

Sekalian pergi ke sana, sekalian juga saya bawa Maryam untuk dibersihkan kupingnya. Beberapa minggu lalu dia sempat demam tinggi dan mengeluh sakit kuping. Namun dokter anak tidak bisa memastikan, apakah terkena otitis media atau bukan, karena terlalu banyak kotoran. Akhirnya waktu itu, Maryam diberi cairan (H2O2) untuk mengeluarkan kotorannya. Namun setelah 3 hari, kotorannya tak kunjung keluar, tapi dia juga tidak mengeluh apa-apa lagi. Maka saya tidak bawa ke dokter lagi waktu itu. Ternyata, setelah dilihat oleh HNO, kuping sebelah kirinya tergolong sangat kering, dia menyebutnya trockene und schuppende Ohrgänge (halah.. ternyata kuping juga bisa berketombe to?! :D). Untuk ini Maryam mendapat tetes kuping yang baru untuk 5 hari ke depan. Kalau masih belum membaik, kemungkinan akan diberi balsam untuk kuping.

Kembali ke Nadin, setelah membaca surat rujukan dari dokter anak, si dokter HNO menanyakan apakah saya merasa kalau pendengaran Nadin memang kurang? jawabnya tentu saja TIDAK. Apakah dia tidurnya ngorok? jawabnya pun tidak. Kemudian dia memeriksa telinga, hidung dan tenggorokannya. Dan dia mulai menemukan sesuatu. Sebelum saya berbicara lebih panjang, lebih baik Nadin menjalani tes dulu, katanya. Tes kali ini berbeda dengan tes pendengaran di dokter anak. Bukan lagi tes dengar atau tidak, namun tes ukur. Alatnya seperti earphone yang dimasukkan ke kuping Nadin, kemudian alatnya mengukur sendiri persis seperti alat pengukur tekanan darah.

Setelah selesai, kamipun kembali ke ruangan dokter untuk mendengarkan penjelasan permasalahannya. Dokter memperlihatkan sebuah grafik dari hasil tes Nadin. Katanya grafik ini menunjukkan getaran gendang telinga. Dari titik nol dia naik terus, yang menandakan kupingnya baik-baik saja. Sampai di titik tertentu tiba-tiba menurun, ini menunjukkan ada yang tidak beres, karena seharusnya grafiknya masih naik. Ternyata di belakang gendang telinga Nadin terdapat cairan. Dan udara yang seharusnya terdapat di rongga bagian dalam kini tidak ada. Dokternya juga menunjukkan kepada saya, bagaimana gambar gendang telinga yang normal dan gendang telinga yang dimiliki Nadin saat ini. Katanya kondisi seperti ini banyak dialami anak-anak seusia Nadin sebenarnya. Cairannya bisa dikeluarkan dengan sedikit terapi. Tapi kalau dalam waktu 6 minggu si cairan masih betah di dalam sana, berarti mau gak mau cairannya harus dikeluarkan. 

ntuk sementara ini Nadin mendapatkan tablet sebanyak 60 biji, yang harus diminum sehari tiga kali. Plus terapi meniup balon menggunakan hidung. Kami diberi alatnya dan balonnya. Si alat disimpan di salah satu lubang hidung, lubang yang lain ditutup dengan tangan, lalu tiuuuupppp.. Alhamdulillah terapinya membuat si anak senang. Nadin malah menunggu2 saat dia harus meniup balon dan minum obat. Obatnya sendiri, saya kebingungan bagaimana cara memberikannya sebebnarnya. Terus terang, sejak lahir, baru kali inilah saya mendapat obat tablet untuk Nadin selain vitamin D. Akhirnya saya coba hancurkan obatnya di sendok dengan air. Tapi lama sekali, akhirnya saya kasih gitu aja. Saya beritahu bahwa ini obat, tapi rasanya enak kok kayak bonbon.. (padahal dalam hati ketar-ketir, takut ternyata rasanya pahit). Dengan pedenya dia langsung emut.. terus gak ada komentar. Saya tanya "enak?". "Ehem... enak.. kayak vitamin" katanya. Plooooong deh rasanya.

Minta doa dari semuanya, semoga si cairan gak betah lama-lama tinggal di sana, cepat keluar, biar gak usah tindakan lebih lanjut lagi.. ;)


*gambar 1 diambil dari sini
*gambar 2 diambil dari sini


12 comments:

  1. Semoga dengan obat udah sembuh ya...biar gendang telinganya nggak "ternoda"

    Lucu juga baca yang di tempat praktek dokter yang banyak manula-nya. Kebayang deh mereka sebelnya.....soalnya biasanya kan kalo tuli akibat aging process gitu kan suka pusing denger suara-suara anak yang berisik itu, apalagi kalo sampe teriak. Untunggg cepet dipanggil ya......

    ReplyDelete
  2. amiiinnn moga cepet keluar cairannya hingga tuntas tas tasss.. alhamdulillah ya terdeteksi dini ^o^

    anak2 rahma jg rutin ke THT, selain untuk dibersihkan, yang bayi kadang otitis media kl habis flu, dan 2-2nya saluran hidungnya kecil, jadi kl dingin, ingusnya tertahan, bikin sulit nafas, jadi ditarik pake selang dan di-uap. Kebetulan THT ini deket dengan sekolah anak2, dan baguss, dokternya terkenal, pasiennya buanyakk dari bayi, dewasa, hingga kakek-nenek, jadi pasti harus janjian dulu, pake mesin telpon otomatis gitu, jadi kita ga perlu antri lama, dan sambil nunggu banyak buku-buku cerita dan boneka-boneka.
    Mamah-ayahnay kabita dibersihkan juga, tyt langsung plong enakeun, cuman bayar euy kl mamah dan ayahnya mah ^o^

    ReplyDelete
  3. aamiin aamiin.. enggal damang ya..

    ReplyDelete
  4. Semoga cepet sembuh, ya! Suster yang datang di hari-hari pertama setelah melahirkan kemarin juga ngewanti-wanti nggak boleh ngebersihin telinga pake pembersih telinga ataupun cotton bud. Katanya itu malah ngedorong kotoran ke dalam.

    ReplyDelete
  5. oo.. gitu ya, mbak?? Pantesan dr wajahnya saja sudah menyeramkan.. hehehe. Btw, makasih doanya..

    ReplyDelete
  6. makasih ya, Ma. Iya, kata dokternya juga ini kasus biasa sih pada anak-anak, terutama setiap habis Winter. :D

    Btw, di Jepang kayak gitu ya? Klo di sini mah dokternya rame gak rame, mesti janjian dulu, kecuali buat yang sakit darurat.. boleh datang tanpa janji. Eh, jangankan dokter, potong rambut juga mesti janjian dulu, untuuuung aja belanja gk usah pake janjian.. hehehe..

    ReplyDelete
  7. betul.. betul.. Dan ternyata, si kotoran itu bisa keluar dengan sendirinya, kalau saluran telinganya lurus. Soalnya Ligar sekarang sering banget kotoran kupingnya keluar. Kalau waktu Nadin-Maryam nggak, mungkin salurannya berkelok2.. :D

    Btw, gmn kabar si adek? udh bisa apa?

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah sehat.. udah kelihatan lebih besar :) Kepalanya dah bisa tegak dan udah bisa senyum-senyum sambil hao hao. Ligar udah sebesar apa sekarang, Teh?

    ReplyDelete
  9. uu.. udh gede geuningan? berapa bulan emang? Ligar hampir 9 bulan.

    ReplyDelete