Saturday, December 4, 2010

Tiba-tiba kangen Bapa

Setelah tiga jam jalan-jalan keluar masuk toko (toko asia, toko turki, toko drogerie, dan kawan-kawannya), akhirnya saya pun siap kembali ke rumah. Sayangnya, ternyata bus yang harus saya naiki baru saja lewat di depan mata, artinya saya harus menunggu bus berikutnya 10 menit kemudian. Dalam keadaan lapar dan kedinginan, saya mencoba mengorek-ngorek hasil belanjaan tadi, siapa tahu ada sesuatu yang bisa mengganjal perut sebelum sampai rumah, dan ternyata saya menemukan Actimel Strawberry, favoritnya anak-anak. 

Setelah saya teguk, rasa minuman itu mengingatkan saya akan minuman yang selalu bapa saya jadikan oleh-oleh setiap hari Sabtu. Eh, tiba-tiba pikiran saya menerawang ke masa kecil saya dulu, yang membuat saya senyam-senyum sendiri di halte bus. Ya, waktu saya kecil, hari Sabtu adalah hari yang paling ditunggu-tunggu. Kenapa? Karena setiap hari Sabtu Bapa saya harus pergi ke Bandung untuk belanja memenuhi kembali stok barang di toko kecilnya. Terasa sepi tentu saja, tapi malamnya saya bakalan hepi. Bapa, tak pernah lupa membawa oleh-oleh spesial buat saya. Tak mahal-mahal, hanya sekedar roti Sidodadi (masih ada gak ya sekarang?), beberapa buah permen loli, satu pak Vita-Charm, atau sekedar satu rol permen stroberi yang dibeli dari pedagang asongan di bus. Tapi hati ini bahagiaaaaa sekali. Rasanya tidak pernah sekalipun saya dikecewakan bapa pulang dengan tangan kosong waktu itu.

Hari Sabtu tak hanya istimewa buat saya yang ditinggal pergi, tapi juga menjadi hari dimana hidup tersambung kembali buat kakak-kakak saya. Ya, ketujuh kakak saya semuanya sekolah dan kuliah di Bandung. Jadi, selain untuk belanja, bapa juga datang untuk menengok dan mengisi kembali dompet ketujuh kakak saya. Biasanya hanya salah satu yang punya waktu luang saja yang janjian ketemu bapa di Alun-alun. Ah, kalau ingat ini, saya jadi ingat salah satu kakak saya yang paling sering kebagian tugas ketemu sama bapa, dan dia paling sering nyasar.. hahaha.. Katanya dia sempat salah naik angkot sampai nyasar ke Bandung coret. Tapi dia bersikeras tidak mau turun, dan minta dianterin supir angkot sampai rumah saking takutnya. Ya ampuuuun.. untung supir angkotnya baik.. beneran, kakak saya dianterin sampai jalan Siliwangi.. :D Yang lucu lagi, saat ketemuan sama bapa, bapa tanya, "tau jalan pulang kan?". "Tau." jawabnya sambil menunjuk arah yang berlawanan dari yang seharusnya.. jelaslah bapa saya tidak percaya. Akhirnya sejak saat itu, siapapun (anak perempuan bapa ada 4), kalau habis ketemuan, dianterin sampai naik angkot menuju rumah. Padahal tadinya kami kan ingin cuci-cuci mata dulu di Alun-alun.. :D

Nah, kalau saya mah beda, saya gak pernah nyasar kayak gitu. Iyalah, soalnya pas jaman saya sekolah, Bapa yang datang ke rumah kontrakan dan menginap semalam di sana. Kayaknya saya lebih tidak dipercaya lagi sama bapa.. :D

Ah, kenapa ya, selama 10 menit menunggu bus, tiba-tiba saja klip-klip indah kenangan kami bersama Bapa bermunculan kembali, Bapa yang galak, Bapa yang baik, Bapa yang lucu, Bapa yang kangen cucu... dst. Di tengah-tengah udara dingin seperti itu, muka saya mulai menghangat, dan pipi pun terasa basah. Ow.. ow.. langsung saya lap pipi saya dan sedikit menyembunyikan muka dari orang lain (khawatir disangka yang nggak-nggak), sayangnya suara hidung saya tak bisa disembunyikan.. Ah, Bapa, kenapa saya tiba-tiba kangen Bapa?? Ingin rasanya saya cepat-cepat pulang dan memeluknya, mencium tangannya, bercengkerama bersama anak-anak dan membalas semua kebaikannya. Tapi apa daya, selama ini ternyata saya belum bisa memberikan apa-apa, bahkan untuk membalas kebahagian permen loli demi permen loli setiap Sabtu itu aja rasanya saya belum bisa. Mudah-mudahan saya masih diberi-Nya kesempatan untuk itu.

4 comments:

  1. Nanti kalau Adna besar apa dia mikir seperti Ina kepada Bapaknya ya?

    ReplyDelete
  2. *peluk-peluk Tina......cepcepcep.....*

    ReplyDelete
  3. yu urang uih k singaparna...ajeng ge nuju sono k bapak teh...tapi tebih d maluku...:-(

    ReplyDelete