Thursday, December 30, 2010

Neng Iyam saba Mall

Kisah ini mirip sama kisahnya Kang Kabayan *lol*. Ceritanya waktu hari Senin yang lalu, kami harus mencari barang, yang adanya di toko besar di pusat kota sana. Karena sedang libur, sekalian deh pergi bareng sama anak-anak ke sana. *iyalah, kalau ditinggal di rumah dititip ke siapa coba?*. Sebenarnya toko yang kami kunjungi ini tidak tepat juga kalau disebut mall, ini hanyalah toko segala ada, mirip-mirip sama Matahari atau Yogya lah kalau di Bandung mah. Begitu kami masuk ke dalam toko, langsung melihat tangga berjalan yang saling silang mulai dari lantai paling bawah sampai lantai paling atas (total hanya 4 lantai saja). Kalau dilihat dari pinggir bawah, tentu saja yang kelihatan tangga bagian bawah yang rata dan mengkilap. Maryam langsung histeris,

"wuaaaaaahhhhhh, banyak perosotannya!!!" dengan muka melongo penuh takjub tea.
"wuaaaahhh... kita ada dimana ini, Mama?" tanya Nadin.
"Wuaaaahh... baguuuuusssss.. banyak glitze-glitzenya (mengkilap, kerlap-kerlip)" kata dua-duanya...
"Wuaaaaahhh.. tokonya bagus bangeeeeetttttt." lagi-lagi takjub.. :D
...dan masih banyak decakan kagum lainnya...

Ya ampuuuunnnnn.... saya ketawa terbahak-bahak dalam hati. Kata si akang, "waduh, untung kita bukan di Bandung nih sekarang... bisa-bisa orang bilang, ini anak datang dari Jerman, tapi kayak keluar dari hutan begini kalau masuk mall". hahahah...

Setelah dipikir-pikir, lagi-lagi saya baru sadar, kalau selama ini saya memang belum pernah jaraaaaaaaaaaang banget membawa anak-anak ke pusat perbelanjaan seperti hari itu. Ya, saya tipe ibu-ibu yang tidak suka belanja di akhir minggu, selain karena toko-toko penuh berjubel di hari Sabtu, hari itu adalah hari dimana kami semua bisa berkumpul di rumah, jadi enaknya dimanfaatkan untuk bermalas-malasan aja. Kalaupun keluar rumah, kami habiskan untuk bermain bersama, bukan belanja. Semua kegiatan belanja (baik belanja bahan makanan, pakaian, dll) saya lakukan di hari kerja, Senin sampai Jumat, itupun sebisa mungkin dilakukan saat anak-anak sedang di Kindergarten. Maklumlah, anak saya ada 3 dan masih kecil-kecil, kalau pulang sekolah mereka masih dibawa keliling-keliling belanja dulu.

Pulang dari Kindergarten biasanya kami langsung pulang ke rumah, kecuali kalau ada jadwal dokter. Tapi kalau musim panas, anak-anak biasanya ingin main dulu. Tempat mainnya juga sudah pasti ke Spielplatz (taman bermain) yang berserakan dimana-mana *foto Spielplatz bisa dilihat di gambar bawah, klik untuk memperbesar*. Hampir setiap blok dipastikan ada Spielplatz. Bahkan beberapa apartemen memiliki Spielplatz khusus untuk penghuninya.

Kondisi sebaliknya dapat kita temukan di Bandung (cuma kota ini yang bisa saya jadikan contoh, karena tidak pernah tinggal di kota besar lainnya). Di Bandung tampaknya taman bermain susah dicari, namun Mall bisa kita temukan (kasarnya) di setiap perempatan jalan. Waktu pulang 2 tahun lalu, kami menghitung ada (kalau tidak salah) 23 mall di Bandung. Ini bukan hasil kunjungan lho ngitungnya, tapi menghitung dari buku :D. Sedangkan di Munich (kota tempat kami tinggal), dengan luas hampir dua kali lipat Bandung, hanya memiliki 4 buah Mall saja (PEP, OEZ, Riem Arcaden, Marienplatz (yang ini sebenarnya lebih mirip pasar baru), ada yg lain lagi Muenchnerin? tolong tambahkan kalau ada yg lain ya.. ;) ). Itupun rasanya tidak semewah mall-mall di Indonesia. Fyi, Munich merupakan salah satu kota metropolitan di Jerman, sama lah kayak Jakarta, tapi kondisinya sungguh berbeda.

Oya, alternatif bermain yang lain, saat cuaca buruk, biasanya kami bermain di perpustakaan. Kalau saat liburan bagaimana? ya sama aja, kalau bapaknya libur, kami paling jalan-jalan ke Englischer Garten atau taman lainnya (fyi, taman di sini kalau dilihat dari luar kayak hutan lho! :D) atau bisa juga ke danau (di Munich banyak sekali danau). Kadang-kadang kami jalan ke kota juga. Tapi bisa dipastikan, kemanapun kami jalan, mainnya tetep di Spielplatz (kan ada dimana-mana :D). Saya berpikir, tampak bakal susah buat anak-anak kalau suatu hari nanti kami pulang ke Bandung. Saat di sini tempat bermain sangat mudah dicari dan gratis, di Bandung agak-agak susah dan harus bayar. Tapi mudah-mudahan nanti anak-anak tidak berubah menjadi anak mall. :D


2 comments:

  1. asik atuh Na...banyakan tempat bermainnya daripada malll...
    kalau disini semua permainan indoor dan bayar, kalau diluar puanaasss....

    ReplyDelete
  2. teh tinaaaaa, iva meni sirik *dan malu* baca tulisan ini.....
    Kenapa yaaaa, di jakarta susah banget cari taman terbuka buat main anak2. Dan kenapa juga yg dibangun disini mall lagi, mall lagi *garuk-garuk kepala*

    ReplyDelete